Widari membuka matanya ketika sinar sang surya menerobos masuk melalui jendela yang terbuka. Entah siapa yang membukanya, Widari tak peduli. Tubuhnya yang remuk membuat otaknya tak bisa memikirkan hal lain untuk saat ini.
Benar-benar binatang!
Pria itu memperlakukannya lebih kasar daripada malam pertama mereka berhubungan badan. Mungkin karena tersulut emosi saat mendengar perkataannya.
Tapi itu bukan salahnya..
Widari hanya memberikan jasa ranjang, bukan jasa pinjam rahim. Hari ini Widari pastikan untuk lepas dari pria itu bagaimanapun caranya!
Berusaha mendudukkan dirinya, Widari memejamkan matanya sambil memegangi pinggangnya yang terasa akan patah sebab perbuatan seorang pria barat dengan postur tubuh yang jauh lebih besar dari tubuh gadis asia sepertinya. Perbandingan tubuh mereka begitu jauh, namun nampaknya pria itu tak memedulikannya sedikitpun. Yang dia pedulikan hanya kepuasan semata, tanpa berpikir jika rekannya mungkin akan mengalami patah tulang setelahnya.
Tak perlu bertanya bagaimana Widari bisa menahannya, gadis itu bahkan tak tahu dirinya sekuat itu dalam hal yang__ memalukan untuk disebutkan.
Widari segera memakai pakaian bawahnya yang terlepas, kemudian kaki jenjangnya melangkah keluar dari kamar untuk membersihkan diri.
Sampai di luar, seorang wanita pribumi paruh baya yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih sudah berdiri di depan pintu seolah menunggu kehadirannya.
"Aku mau mandi Mbok," kata Widari memberitahu, diangguki wanita paruh baya itu.
Widari berjalan ke tempat pemandian ditemani oleh wanita itu, tapi begitu memasuki tempat pemandian, ia ditinggalkan seorang diri. Melirik ke samping, ternyata Mbok tadi meletakkan pakaian gantinya tak jauh dari tempatnya berendam.
Berendam air hangat dipemandian yang terbuat dari kayu itu membuat Widari merasakan ketenangan untuk sesaat. Gadis itu sampai memejamkan matanya guna menghilangkan beban pikiran sejenak. Tak lama Widari kembali membuka matanya, ia baru tersadar bahwa tempat ini terasa sunyi dan sepi, tak seperti kemarin. Memang rumah ini memiliki suasana dingin tanpa keharmonisan atau canda tawa, namun ketika dirinya pertama kali terbangun di tempat ini, ada beberapa orang yang datang sebagai bawahan atau teman kerja Lart. Membatin mengenai Lart, pria itu juga tak terlihat pagi ini. Kemana perginya...? Padahal waktu itu dia menunggu Widari sampai terbangun sebelum pergi dari ruangan. Widari teringat, pagi hari setelah hubungan badan yang mereka lakukan untuk pertama kalinya, Lart berdiri di depan jendela sambil menghisap tembakau gulung yang dibakar. Sedangkan pagi ini hanya tersisa jendela yang terbuka.
Entah kenapa Widari merasa seperti ditelantarkan. Seharusnya dia tak memiliki rasa ini, mengingat bahwa dirinya hanyalah seorang pelacur pribadi. Tapi orang yang mendatangkan perasaan ini untuk pertama kalinya, serta yang telah membuat Widari merasa diistimewakan adalah Lart sendiri. Pria itu bersikap baik dan begitu menarik dikesan pertama. Tapi tidak setelah kejadian malam tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUN𝖦A PRIBUΜI |ᴅɪғғᴇʀᴇɴᴛ ʙʟᴏᴏᴅ| [ON GOING]
Ficção HistóricaPelacur, wanita penghibur, murahan, atau apapun yang orang lain sematkan padanya tak membuat gadis itu menyesali keputusannya. Awalnya seperti itu, sampai dimana dirinya bertemu dengan sosoknya yang bagai hutan luas. Memberikan kesan tenang diawal...