04; Kecewa

89 8 3
                                    

Dengan gaun berwarna hitam, Moza pergi untuk dinner bersama Bara. Kali ini, Moza tidak menolak langsung ajakan kencan itu. Di sebuah restaurant mahal kini mereka berada.

"Anda kenapa mau di jodohkan sama saya?"

"Kenapa tidak?"

"Jawaban aneh."

"Om Mario sudah seperti Ayah saya sendiri, beliau banyak menceritakan kamu."

"Oh ya?"

"Iya, Moza. Perihal pernikahan, tenang saja saya akan melakukan sesuai kontrak yang sudah kamu buat. Tenang saja, Moza. Tetapi bukan salah saya jika kamu jatuh cinta sama saya nanti."

"Pffttt jatuh cinta? Gak akan mungkin terjadi!!!"

"Baiklah, kita lihat nanti."

"Oke, siapa takut!!!"

Dinner berjalan dengan lancar, di perjalanan pulang Moza terus merasa penasaran alasan Bara menerima perjodohan tersebut. Moza dibuat kesal karena Bara tidak menjawabnya dan hanya mengalihkan topik pembicaraan saja.

"Wah bagaimana makan malamnya?" Tanya sang Ayah setibanya di rumah.

"Biasa aja! Apa yang diharapkan dari pria tua itu."

"Moza, jaga bicaramu!!" Bentak Ayah.

"Ayah bisa tidak, batalkan saja perjodohan ini. Moza tidak yakin calon dari Ayah itu adalah calon terbaik buat aku."

"Bicara apa kamu, Moza?"

"MOZA GAK MAU DI JODOHIN!"

"Moza, diam!"

"Lagian Moza gak bisa nikah sama laki-laki lain sementara, Moza hamil anak pacar Moza!!!"

PLAK!

"Moza Aletta!!!"

Gadis itu tidak menyadari perkataannya, ia mengatakan tentang kehamilannya di depan semua orang. Ayahnya sangat marah bahkan tak segan menamparnya dengan keras.

"Ayah kecewa sama kamu, Moza! Siapa yang mendidik kamu seperti ini, hah? Kamu-"

Sang Ayah kembali merasakan sakit pada jantungnya saat mendengar kabar yang sangat mengecewakannya.

"Ayah, ma-maafin Moza."

Bara dengan cepat langsung membawanya ke rumah sakit terdekat.

Satu jam kemudian, Ayah bangun dan meminta Moza untuk membawa kekasihnya menemuinya dan bertanggung jawab atas perbuatannya.

~~~

"Arrghhh!" Moza mengerang kesakitan saat dirinya melompat dan berlari ketika latihan bulu tangkis. Kedua temannya dan coach segera menghampirinya dan membawanya ke rumah sakit.

"Sakit, perut gu-"

"Yang sakit perut lo? Lo lagi datang bulan, apa gimana?" Ayu bertanya, Moza menggelengkan kepalanya.

"Salah makan kali, lo abis makan yang aneh-aneh, gak?" Kali ini Reva bertanya dan Moza tetap menjawabnya dengan anggukan.

Tiba di rumah sakit, Moza segera di periksa oleh dokter disana. Dokter itu pun keluar selesai memeriksanya. Kedua temannya dan coach bertanya kondisi Moza dan kini semuanya terungkap. Kedua temannya dan coach mengetahui Moza sedang hamil.

"Moza, apa yang sudah kamu lakukan?" Coach memarahinya saat ia masuk.

"Coach-"

"Ini buruk, Moza. Coach betul-betul kecewa sama kamu! Mulai hari ini, kamu tidak usah mengikuti bulu tangkis di SMA Kencana lagi, coach memberhentikanmu!"

"Co-coah, tidak coach. Moza ingin tetap bermain bulu tangkis."

"Keadaanmu sudah berbeda, Moza. Kamu tidak bisa mengikuti bulu tangkis dengan kondisi kamu sedang hamil!"

"Coach, tidak-"

"Moza, udahh." Kedua temannya mencegah Moza yang hendak menyusul coach.

"Ayu, Reva. Gimana ini bisa terjadi, kenapa ini terjadi sama gue?" Moza menangis keras di sana. Kedua temannya tidak menanyakan apapun dulu kepada Moza, mereka tidak ingin menekan Moza.

Dokter sudah memperbolehkan Moza untuk pulang, ia diantar oleh Reva dan Ayu sampai ke rumahnya dengan selamat. Disana Moza sudah melihat Bara untuk kembali, karena Ayah sedang berada di rumah sakit, Bara berada di rumahnya seorang diri. Ia dimintai untuk menjaga Moza.

"Baru pulang?" Nada bicara Bara terdengar sangat dingin membuat kedua teman Moza merada takut dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang saja, tidak ingin ikut campur masalah temannya.

"Hm."

"Kita pergi sekarang, Moza."

"Kemana lagi?"

"Beli cincin."

"Harus sekali beli cincin, pernikahan kita juga bukan pernikahan sungguh-sungguh."

"Meskipun begitu, bukankah kita harus berusaha memperlihatkan pernikahan kita sungguh-sungguh agar tidak ada yang curiga?"

"Ck, ya sudah."

Pada akhirnya, Moza mengikuti Bara untuk membeli cincin pernikahan. Sebenarnya di kepala Moza kini banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan kepada Bara.

"Tanyakan saja."

Terkejut sekali dirinya, Bara seperti bisa membaca pikirannya.

"Kenapa masih mau melanjutkan perjodohan ini? Anda tahu saya sedang hamil anak laki-laki lain."

"Bukan masalah."

"Jangan kepedean karena setelah saya berbicara kepada pacar saya, dia pasti akan segera bertemu Ayah."

"Benarkah, mari kita lihat."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE IN REVENGE || KIM YOUNGHOON 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang