24; Kejutan 🔞

145 7 3
                                    

Beberapa tahun kemudian..

Besok pertandingan besar bulu tangkis pertama bagi Moza. Ia memberi kabar kepada Bara tetapi sangat di sayangkan, suaminya tidak bisa menghadiri pertandingan tersebut karena terlalu banyak pekerjaan. Bohong jika Moza tidak sedih.

Sudah banyak penonton yang memasuki gor untuk menonton pertandingan. Diantara penonton itu, Moza benar-benar tidak melihat seseorang yang ia nantikan. Tetapi pertandingan harus tetap berjalan.

"Moza oy, Moza oy!!" Suara dukungan dari teman-temannya terdengar nyaring di gor tersebut.

Dukungan itu sangat mempengaruhi permainan Moza. Dengan itu, Moza berhasil memenangkan babak pertama dengan skor 15:21.

Babak kedua akan segera dimulai. Ketika ia sedang bersiap, Moza mendengar suara yang sangat ia rindukan dan nantikan kehadirannya.

"AYO MOZA! MOZA TERBAIK!" Seseorang berteriak saat semuanya diam. Ia menjadi pusat perhatian semua orang disana.

"Mas Bara." Senyum sumringah Moza terlihat jelas di wajahnya. Suaminya datang untuk menontonnya meskipun melewatkan babak pertama. Kehadiran Bara membuat Moza semakin bersemangat dan bertekad untuk menang.

Namun..

PRIT!

Peluit di tiup oleh wasit karena Moza terpeleset.

"Tidak apa-apa, kamu pasti bisa! Ayo bangkit!!" Teriakan Bara membuat rasa sakit itu hilang. Moza bangkit dan kembali melanjutkan pertandingan.

Tak lama dari itu, akhirnya Moza pun memenangkan pertandingan bulu tangkis itu. Semuanya menyetujui bahwa Moza pemain yang handal. Setelah meraih medali emas dan bunga, Moza berlari keluar untuk mencari suaminya.

"Kamu cari saya?" Senyum Bara di belakangnya. Ia merentangkan kedua tangannya.

"Mas Bara." Moza berlari dan memeluk suaminya erat.

"Mas Bangga sama kamu. Istri Mas memang paling hebat. Selamat atlet cantiknya Mas, istrinya Mas, Ibunya Sunny." Bara menepuk pelan kepala Moza, mengapresiasinya. Hangatnya Bara membuat Moza menangis bahagia.

"Aku beruntung punya Mas." Lirihnya.

Bara menyeka air matanya dan menatap kedua mata istrinya sangat dalam dengan hati yang tulus.

CUP!

Tanpa berpikir panjang, Bara mencium bibir istrinya dengan lembut. Moza membalasnya dan memperdalam ciuman itu, melepas rindu satu sama lain.

Lengannya ditarik oleh Bara menuju ke tempat sepi, ruang ganti Moza.

"Mas.."

"Kangen, sayang."

"Aku juga."

Keduanya melanjutkan semuanya di ruang ganti pakaian. Tetapi tidak sampai kesana karena pintu ruang ganti itu terbuka, mereka lupa menguncinya.

"Ibu."

"Sunny."

Ibu Moza dan Sunny datang terlambat. Ibunya terkejut dengan apa yang dilihat dan langsung menutup kembali pintu itu membawa Sunny menjauh dari sana. Pasangan suami istri itu tertawa malu.
Mereka merapikan pakaian sebelum keluar dan menemui Ibu serta anaknya.

"Sunny, anak cantik. Mama kangen sekali sama Sunny."

"Sunny jugwa." Ia menjawabnya sambil memakan permen lolipop pemberian neneknya.

Sungguh, banyak sekali kisah cinta dengan cerita dibaliknya. Salah satunya, Bara dan Moza. Dengan niat ingin membalaskan dendam Ayahnya, Bara terjebak oleh perasaannya untuk Moza. Ia jatuh cinta kepadanya dan begitupun Moza jatuh cinta kepada seseorang yang pernah sangat menyakiti hatinya. Tetapi Moza hanyalah manusia biasa, ia memberi Bara kesempatan untuk memperbaiki semuanya dan akhirnya mereka pun hidup dengan penuh rasa bahagia sekarang.

"Aku mau ajak kamu ke suatu tempat." -Bara.

"Kemana?"

"Ikut saja."

Sementara, Bara membawa Moza ke suatu tempat. Ibunya dan Sunny kembali ke rumah untuk beristirahat dan memberi ruang untuk keduanya.

Di suatu tempat, taman yang indah. Bara membantu mempertemukan adiknya, Deon dengan Moza. Deon meminta Bara untuk membantunya bertemu dengan Moza, ia ingin meminta maaf atas segala perbuatan jahat dia kepadanya.

"Hai, apa kabar?" Sapa Deon dengan suara gemetar.

"Kabar baik, lo sendiri apa kabar?"

"Gue hidup dihantui rasa bersalah." Senyum tipis Deon.

"Za, maaf. Maafin semua perbuatan jahat gue sama lo. Gak seharusnya lo hukum kakak atas apa yang gue perbuat. Harusnya lo hukum gue juga, Za. Gue yang paling jahat sama lo disini."

"Udah berlalu, Deon. Gue udah maafin semua perbuatan lo ke gue selama itu."

"Gue gak tahu harus minta maaf dengan cara apa lagi. Za, lo bisa benci gue tapi jangan benci kak Bara ya, Za. Dia orang yang baik."

"Gue tahu apa yang harus gue lakuin kok, Deon. Dan ya, Bara memang orang yang baik. Gue bahagia sama dia sekarang." Senyum Moza.

"Gue harap kalian berdua selalu hidup bahagia."

"Thanks ya, gue cuma punya satu pesan buat lo. Jangan pernah sakiti istri lo."

"Ya, gue akan pastikan itu."

"Dan, Moza.."

"Ya?"

"Lo tahu dimana makam anak kita? Boleh gue tahu dimana tempatnya, sebelum gue pergi ke Bandung lagi gue mau kesana."

"Tempat pemakaman umum asri kencana."

"Thanks, Za. Kalau gitu gue ijin ya."

"Kenapa perlu ijin, dia anak lo juga kan. Udah pasti gue ijinin, dengan senang hati."

Deon pun tersenyum dan berpamitan dengan Moza. Rasanya seperti mimpi melihat sisi baru Deon. Ia menjadi sangat lembut, berbeda seperti dulu. Namun, Moza senang karena Deon berubah menjadi laki-laki yang baik. Setelah pertemuannya dengan Deon, Bara mendekati Moza.

"I'm so proud of you. Thank you, love." Kembali, ia mengapresiasi apa yang dilakukan istrinya dengan menepuk kepalanya lembut penuh perhatian.

Semuanya berakhir bahagia, tidak ada dendam, hanya ada rasa cinta. Baik itu cinta terhadap pasangan maupun keluarga.

-END-

LOVE IN REVENGE || KIM YOUNGHOON 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang