"Istri Mas, sedang apa?"
DEG!
Istri? -batin Moza.
Moza terkejut dengan pelukan Bara dari belakang saat ia sedang memasak di dapur.
"Ada Ayah." Bisik Bara.
Bodohnya lo, Moza. Ngapain jantung lo dag dig dug gini, ini cuma pura-pura. -batinnya.
"Mesra sekali pengantin baru." Ujar sang Ayah.
"Eh, Ayah." Bara berpura-pura bersikap malu dan Moza pun.
"Ada yang Ayah butuhkan? Biar Moza saja."
"Ayah mau kop-"
"Engga!!! Gak boleh minum kopi, Ayah! Minum susu aja. Moza buatkan."
"Istri kamu itu posesif sekali."
"Tidak apa-apa, demi kesehatan Ayah." Jawab Bara.
Setelah meminum susu yang dibuatkan Moza, Ayah pun kembali menuju kamarnya karena hari sudah semakin larut. Moza dan Bara tetap berada disana dalam waktu yang cukup lama. Tidak, mereka tidak saling berbicara, hanya diam. Suasananya sangat canggung.
"Ka-kalau gitu saya tidur duluan." Ujar Moza.
"Ba-baik."
Bara menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang tersisa dan setelah itu ia masuk ke dalam kamar untuk tidur karena ini sudah tengah malam.
"Aarghh gerah."
"Mo-Moza."
Pria itu melihat istrinya melepas tiga buah kancing piyamanya karena merasa kegerahan. Moza tidak menyadarinya karena ia melakukannya dalam tidurnya. Bara langsung menyalakan AC di kamarnya dan segera ia naik ke ranjang, membaringkan tubuhnya. Namun...
"Dingin banget hngg." Moza langsung memeluknya dan memasukkan tangannya ke dalam piyama Bara seperti tempo hari saat ia sedang demam.
"Moza, apa ini kebiasaanmu saat tidur?"
Tangan Bara menarik tubuh Moza untuk lebih dekat dengannya dan tangan istrinya tetap ia biarkan untuk menyentuh perut kekarnya.
Tiba-tiba, Bara menelan salivanya dan jantungnya berdegup kencang saat tak sengaja menatap bibir tebal milik Moza. Bara mendekati wajahnya dan dalam hitungan detik, kedua bibir mereka akan beradu. Namun..
"Tidak, Bara! Fokus tujuan awal!" Ia melepaskan tangan Moza dari perutnya, beranjak dan tidur di sofa.
~~~
Di pagi hari, Moza melihat kedua orang tuanya sudah bersiap di ruang tamu. Mereka berkata akan pergi ke kampung halaman Ayah saja di Jawa tengah. Moza tidak setuju tetapi keputusan kedua orang tuanya sudah bulat, mereka tidak ingin merepotkan anaknya. Akhirnya, Moza pun menghargai keputusannya. Bara mengantarnya hari itu juga dan meninggalkan pekerjaannya.
Keesokan paginya, Bara tiba di rumah. Kedua matanya membelalak melihat Moza yang sedang berenang hanya memakai bra dan celana dalamnya saja. Pertama kalinya ia melihat Moza seperti itu.
Moza mendengar suara langkah kaki dari belakangnya, kali ini dirinya yang terkejut melihat Bara bertelanjang, hanya memakai celana dalamnya saja an masuk ke dalam kolam renang mendekati Moza. Moza sontak menutup tubuhnya dengan kedua tangannya.
"Lucu sekali." Bara terkekeh dibuatnya.
"Ke-kenapa kesini, pa-pakai bajunya!!"
"Bukankah kamu menyukai tubuhku, Moza?"
Pertanyaan aneh itu membuat jantung Moza berdegup.
"Apa- apa maksud anda?"
Bara menarik lengan Moza dan meletakkan tangan istrinya di perutnya.
"Bukankah malam itu kamu selalu menyentuh tubuhku. Kalau malam kamu tidak bisa melihat tubuhku karena tertidur. Sekarang siang, kamu bisa melihatnya dengan puas."
Jantung Moza semakin berdegup kencang. Ternyata kebiasaan tidurnya semakin memburuk dan kini Bara dengan sengaja meletakkan tangannya di perutnya.
~~~
Kedua orang tua Moza sudah tidak tinggal bersamanya lagi. Maka, semua kepura-puraan itu berakhir. Kini, keduanya tidur di kamar terpisah lagi.
TOK TOK TOK!
Pintu kamar Bara terbuka, Moza lah yang mengetuknya. Ia langsung masuk ke dalam kamar Bara dan berbaring di ranjangnya.
"Ijinkan saya tidur disini malam ini. Jangan berpikir yang macam-macam. Hanya mimpi buruk."
Ah, rupanya Moza ingin tidur di kamar Bara karena mimpi buruknya.
Keduanya terlelap dalam tidurnya. Namun, Bara merasakan sensasi aneh dari tubuhnya. Ia terbangun dan melihat tangan nakal Moza sudah membuka seluruh kancing piyama yang ia pakai dan meraba-raba perutnya.
GREP!
"Akhh, Mo-Moza."
Bara mendesah karena tangan nakal Moza kini beralih menyentuh miliknya.
Bara melihat bibir tebal Moza seperti sebelumnya yang membuat dirinya bernafsu.
CUP!
Malam ini, rasa nafsunya sudah tidak bisa ditahan. Bara mengecup bibir istrinya yang sedang tertidur lelap dan melumatnya.
5 menit kemudian, ia tersadar.
"Bangun, Za." Bara berusaha membangunkan Moza. Ia sudah tidak bisa menahan lebih lagi nafsunya.
Moza pun terbangun dan ia terkejut melihat Bara dengan seluruh kancing piyamanya terbuka.
"Ma-maaf."
Ia berlari pergi menuju kamarnya. Moza merasa tidak enak, malu namun, menyukainya. Entahlah perasaan apa itu. Sementara, Bara sedang berusaha menuntaskan rasa nafsunya seorang diri di kamarnya.
Di pagi hari, sedang sarapan pun hanya ada kecanggungan. Keduanya sibuk menyantap lahap sarapannya dan memalingkan wajah satu sama lain.
"Saya hanya mengingatkan, setengah bulan lagi kita berpisah." Ujar Moza.
Tidak terasa, sudah setengah bulan pernikahan mereka berjalan. Dan sebentar lagi, pernikahan mereka pun akan berakhir sesuai perjanjian kontrak yang sudah ditandatangani keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN REVENGE || KIM YOUNGHOON 🔞
Romance[COMPLETED] Dengan terpaksa, Moza menikahi pria yang jauh lebih tua diatas usianya. Moza menyetujui pernikahan dengan beberapa syarat dan di balik pernikahan itu, salah satunya menyimpan rahasia besar. Akan seperti apa kisah cinta mereka?