Tidak banyak tamu yang datang di acara pernikahan Moza dan Bara. Hanya para teman dan rekan kerja Bara. Ibu Moza tidak menghadiri pernikahan itu karena ia tidak memberi restu untuk keduanya meskipun Bara sudah berusaha meyakinkannya. Tetapi Moza tetap ingin melangsungkan pernikahannya walaupun Bara ingin mendapat restu dari Ibu terlebih dahulu. Moza tidak menganggap terlalu serius karena perlahan pasti sang Ibu akan memberinya restu jika Moza menunjukkan bahwa Moza bahagia bersama pria pilihannya.
Tidak berlama-lama, Moza dan Bara berangkat untuk bulan madu setelah acara pernikahan selesai.
"Uwahhh." Moza terus saja merasa takjub dengan villa yang telah Bara sewa. Pepohonan mengelilingi rumah villa itu. Sangat sejuk.
"Suka?"
"Suka banget."
Karena hari sudah larut dan keduanya lelah. Mereka memutuskan untuk tidur saja malam ini dan beraktivitas dengan segar esok hari.
Matahari sudah terbit, siap untuk menerangi bumi di siang hari. Begitupun dengan pasangan suami istri yang sudah siap untuk berjalan-jalan menikmati bulan madunya.
Dengan menikmati hamparan laut yang biru, Moza dan Bara bermain aktivitas air. Ternyata keduanya memang suka aktivitas air. Setelah mencoba satu persatu aktivitas airnya seorang diri. Kini mereka menaiki perahu yang hanya bisa ditumpangi oleh dua orang saja. Mereka mendayungnya bersama dan berhenti di tengah laut.
"Pemandangannya yang ini atau yang ini?" Moza bertingkah lucu menunjuk lautan dan dirinya sebagai objek pemandangan yang menurut Bara sangat indah.
CUP!
"Yang ini."
"Ih Bara, goyang. Nanti jatuh perahunya kan serem."
"Mau tahu jatuh yang tidak seram dimana?"
"Dimana?"
"Ranjang." Bisik Bara.
"I–itu malah makin serem." Gugup Moza.
Karena sudah merasa lapar, suami istri itu mendayung perahu untuk kembali ke dasar dan segera membersihkan tubuhnya lalu mencari makan.
"Bara, kok banyak yang ciuman sih?"
"Namanya juga negara orang, Za."
Moza terlalu banyak melihat pasangan yang berciuman di depan umum membuatnya sedikit tidak nyaman.
"Jangan dimakan, Za."
"Eh?".
"Kamu alergi udang." Perhatian Bara membuat Moza semakin luluh.
Moza dengan cepat menghabiskan makanannya selain hari sudah mulai gelap, ia juga tidak merasa nyaman dengan banyaknya orang mengumbar kemesraan disana. Ia meminta Bara untuk kembali ke kamar hotelnya.
Suami istri itu berbaring di ranjang sedang membanding-bandingkan ukuran telapak kakinya.
"Orang-orang biasanya suka bandingin telapak tangan, ini kita bandingin telapak kaki." Moza terkekeh.
Bara hanya menatap dan mendengarkan istrinya bercerita malam itu. Hingga Moza tersadar akan tatapannya.
"Moza."
"I–iya?"
"Kalau kamu belum siap, saya tidak akan melewati batas."
Moza menuju kamar mandi sebelum menjawab Bara. Di dalam sana ia gelisah, rasa takut kejadian dulu bersama mantan kekasihnya, Deon akan terulangi.
TOK TOK TOK!
"Keluar saja Moza, tidak apa-apa."
CEKLEK!
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN REVENGE || KIM YOUNGHOON 🔞
Romance[COMPLETED] Dengan terpaksa, Moza menikahi pria yang jauh lebih tua diatas usianya. Moza menyetujui pernikahan dengan beberapa syarat dan di balik pernikahan itu, salah satunya menyimpan rahasia besar. Akan seperti apa kisah cinta mereka?