17; Dua tahun

78 7 1
                                    

Sudah dua tahun sejak Bara di jebloskan ke dalam penjara oleh Ibunya dan sudah dua tahun pula hidup Moza tanpanya. Semakin hari, perasaan rindu itu semakin tumbuh dalam diri Moza. Sepertinya rasa cinta lebih kuat daripada rasa benci Moza terhadapnya.

Musim hujan sudah tiba, dengan memakai pakaian hangat. Perempuan yang kini berambut panjang itu berjalan menuju toko bunga sebelum ia berkunjung ke rumah terakhir sang Ayah.

"Tolong buatkan saya bunga lily."

"Saya ingin bunga lily."

Dua orang itu bersamaan menyebut pesanannya kepada penjual bunga di toko itu. Mereka saling menoleh dan...

"Moza."

"Bara."

Moza bertemu dengan Bara untuk pertama kalinya lagi setelah sekian lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Moza bertemu dengan Bara untuk pertama kalinya lagi setelah sekian lamanya. Hari ini, Bara di bebaskan dan ia langsung menuju toko bunga untuk berkunjung ke rumah terakhir Ayah Moza, Bara ingin meminta maaf karena ia belum sempat mengatakan permintaan maafnya kepada almarhum.

Akhirnya, Moza pergi bersama dengan Bara menemui almarhum Ayahnya.

"Ayah, maaf Moza baru datang. Kemarin, Moza sempat sakit karena kangen sama Ayah. Tapi Ayah jangan sedih, Moza baik-baik aja, kok."

"Ayah maaf, Bara baru sempat meminta maaf setelah apa yang terjadi. Tidak seharusnya Bara melakukan sesuatu yang jahat kepada Moza dan keluarga Ayah. Bara akan menebus kesalahan Bara." Isak tangis Bara meminta maaf atas kesalahan yang telah ia perbuat.

"Bisa kita bicara?" Pinta Moza. Bara mengangguk.

Keduanya pindah ke kafe yang hanya membutuhkan jarak 10 menit dari pemakaman.

"Apa kabar?" Tanya Bara.

"Kalau saya bilang saya rindu sama kamu, apa kamu percaya?"

"Jangan seperti ini, Moza. Sudah dua tahun dan pernikahan kita juga sudah berakhir sesuai kontrak. Lagi pula tidak seharusnya kamu mencintai saya setelah apa yang telah saya perbuat."

"Kenapa? Jatuh cinta sama suami sendiri kan tidak sal-"

"Cukup Moza, kita tidak usah berhubungan lagi mulai sekarang."

Bara beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Moza. Moza menyusulnya lalu memeluknya di hadapan semua orang.

"Tapi saya cinta sama kamu." Ucapnya.

Pria itu meneteskan air matanya dan segera menyekanya lagi lalu melepas pelukan Moza.

"Lepas, saya tidak cinta sama kamu!" Bara berlari cepat agar Moza tidak bisa mengejarnya.

~~~

Di rumahnya, Bara menangis keras teringat Moza mengungkapkan perasaan kepadanya tadi.

"Saya juga cinta sama kamu, Moza. Tapi kamu tidak pantas mendapat pria seperti saya."

"Dia memang tidak pantas dapat cinta kamu, Bara. Karena aku lah yang pantas."

"Naya?"

Naya datang ke rumah Bara dan tanpa sepengetahuan Bara ia sudah berada di belakangnya, memeluknya.

"Naya, lepas."

"Tidak mau."

"Lepas, saya bilang!"

CUP!

Naya mencium bibir Bara, kali ini Bara tidak membalasnya dan mendorong Naya hingga terjatuh.

"Kita putus!"

"Apa? Laki-laki macam apa kamu, tidak sadar diri. Mana ada perempuan yang mau sama laki-laki mantan napi!!!"

"Kalau begitu pergi dari rumah saya sekarang juga dan jangan pernah injakkan lagi kakimu kesini sebelum saya masukan kamu ke penjara sama seperti saya, agar kamu merasakannya!"

"Ap-apa maksud kamu?"

"Kamu pikir saya tidak tahu yang menyebabkan Moza keguguran itu kamu, Naya? Kamu sengaja menumpahkan minyak di tangga agar Moza jatuh!!"

"Bara, saya cuma bantu kamu buat balas dendam."

"Saya tidak meminta kamu untuk membantu saya. Pergi sekarang juga atau saya la-"

"Fine!!" Naya pergi dari rumah itu dan hubungannya pun sudah selesai dengan Bara.

~~~

Di pagi hari, Bara mencium aroma sedap. Bara bangun dan berjalan menuju dapur. Ia melihat Moza sedsng memasak di dapurnya. Bohong, jika Bara tidak senang melihat kehadiran Moza. Tetapi rasa bersalahnya lebih besar daripada itu. Bara sudah membatasi diri untuk tidak kembali dengan Moza.

"Sedang apa kamu disini?"

"Masak."

"Memangnya kamu pembantu saya? Sudah sana pulang!"

"Sebentar lagi, ini sebentar lagi nasi gorengnya matang."

Bara membiarkan Moza untuk sementara waktu. Diam-diam ia memperhatikannya.

"Nah sudah, ayo sarapan."

"Kamu bukan pembantu saya, istri saya juga bukan. Jangan sembarang masuk ke rumah saya, silahkan pergi!"

"Tapi-"

"Seberapa keras usaha kamu untuk bisa kembali kepada saya itu tidak akan berhasil, Moza."

"Dan seberapa keras kamu menjauhkan diri kamu dari saya, itu tidak akan berhasil." Jawab Moza sebelum pergi.

LOVE IN REVENGE || KIM YOUNGHOON 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang