08; Bad feeling

74 6 0
                                    

"Moza, ini apa gak akan ketekan perut kamu pakai ginian?" Cemas Deon. Ah, rupanya Moza memakai stagen untuk menutupi kehamilannya.

"Kalau gak gini, perut aku nanti keliatan."

"Tapi ini-"

"Gapapa, Deon. Gak akan kenapa-napa kok. Khawatir banget sih."

"Iya lah, itu anak aku gak leluasa nanti di dalam perut kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya lah, itu anak aku gak leluasa nanti di dalam perut kamu."

"Hahaha lucu banget, Deon."

Pasangan kekasih yang baru saja berbaikan setelah pertengkaran hebat, semakin di mabuk cinta. Ada yang berbeda dengan gaya pacaran mereka sekarang. Moza meminta Deon untuk tidak memperlihatkan hubungannya saat sedang di sekolah karena semua orang mengetahuinya sudah menikah dengan pria lain dan Deon pun menyetujuinya. Mereka berpacaran diam-diam di sekolah, di tempat sepi seperti gudang sekolah yang Deon sulap menjadi ruangan tempat mereka berdua bertemu dan tempat Moza istirahat jika kelelahan karena kandungannya.

Dengan bibir yang terus tersenyum, Moza kembali ke kelas.

"Nyengir, gigi lo kering ntar." -Reva.

"Kenapa sih, Za? Cerita dong."

"Gue baikan sama Deon."

"Moza, lo bisa gak sih putusin aja Deon? Dia bukan cowok yang tepat buat lo. Moza, dia udah ancurin mimpi lo, inget itu!"

Reva memang selalu membenci Deon dengan alasan mempunyai firasat buruk tentangnya. Dan benar saja, Deon kini sudah menghancurkan mimpi temannya dengan menghamilinya. Semenjak itu, Reva sangat membencinya.

"Za, lo udah punya suami! Susah loh cari cowok kaya dia yang mau nerima anak di kandungan lo."

Moza akhirnya memberitahu tentang pernikahan kontraknya dengan suaminya dan itu membuat kedua temannya terkejut.

"Apa? Gila lo?"

"Kenapa baru cerita, Za?" -Ayu.

"Karena kalian tahu sendiri gue cintanya sama Deon bukan sama om itu."

"Moza, gimana kalau kedepannya lo malah suka sama suami lo?" Tanya Ayu.

"Gak mungkin lah." Tegasnya.

"Rumit dah rumitt." -Ujar Reva.

~~~

Setibanya di rumah, Moza melihat jas perempuan tergeletak di sofa ruang tamu. Ia tidak mengetahuinya jas itu milik siapa. Moza dibuat penasaran, ia mencari-cari apakah ada seorang perempuan di rumahnya.

Dan di dalam ruang kerja, pintu ruang kerja itu sedikit terbuka sehingga Moza bisa mengintip. Seorang perempuan berada di dalam, sepertinya memang sudah sangat akrab dengan Bara.

Ah mungkin sekertarisnya. Tapi kenapa perasaan gue gak enak ya. Ah udahlah. -batin Moza.

~~~

"Hhhh, kok gue jadi gampang capek. Bawaan bayi apa ya?" Gumamnya seorang diri setibanya di rumah sepulang sekolah.

Ia pun bergegas membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian dengan piyama agar merasa lebih nyaman. Setelah itu, kakinya melangkah ke arah dapur mencari makanan. Ia pun memasak pasta untuk dimakannya.

"Mmm, enak."

"Hoam ngantuk."

Sekitar tiga jam, Moza tertidur di sofa ruang tamu. Ia terbangun saat hari sudah gelap. Moza baru menyadari bahwa Bara belum pulang, biasanya ia selalu pulang saat matahari masih ada. Sudah ia periksa ke kamar tidurnya pun tidak ada, ke setiap sudut rumahnya juga tidak ada.

"Ah apa sih lo malah nyariin dia, bodo amat deh."

Merasa matanya terlalu berat, Moza kembali tidur. Kini ia tidur di kamarnya sendiri.

Pukul 06:00AM.

CEKLEK!

Pintu rumah terbuka, Bara baru saja pulang. Moza sebenarnya penasaran akan tetapi ia tidak boleh mengingkari janjinya untuk ikut campur urusan pribadi maka dari itu, Moza tidak bertanya dan hanya menyimpan rasa penasaran itu.

Ini hari libur, Moza merasa bosan. Dirinya berjalan kaki di sekitar rumah. Ternyata masih ada beberapa ruangan yang belum ia lihat sebelumnya seperti sebuah gudang. Rasa penasarannya membawa ia masuk ke dalam gudang itu dan di sana, Moza melihat sebuah bingkai foto dua orang pria. Ia melangkah lebih dekat untuk melihat siapa dua orang pria tersebut. Dan...

Lampu gudang tersebut mati dan pintunya pun terkunci.

TOK TOK TOK!

"Tolong!! Ini kenapa kekunci??!!!"

"Tolongin gue, buka pintunya!"

"Gu-gue takut gelap hikss."

Moza takut akan gelap, tidur pun lampunya selalu menyala. Dan sekarang, ia terkunci di gudang dengan lampu yang mati. Ia menangis keras karena ketakutan, terduduk bersandar pada pintu sambil memeluk lututnya.

LOVE IN REVENGE || KIM YOUNGHOON 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang