Apa yang kamu lihat dan denger itu belum tentu benar. Dunia penuh dengan tipu muslihat, yang jika hanya menggunakan mata dan telinga, maka kita akan tertipu
- GYAN ABISATYA -
"Issth" Gyan meringis kapas yang sudah diberi alkoho itu menyentuh sudut bibirnya. Sebenarnya tidak terlalu sakit, dia hanya ingin melihat ekspresi Anasera saat dia kesakitan. Tapi sedari tadi gadis itu hanya diam saja. Anasera seakan tidak peduli jika dia sedang kesakitan.
"Anasera, kamu marah sama aku?"
Tidak ada jawaban dari gadis itu dan membuat Gyan sadar, Anasera benar-benar marah padanya.
"Anasera!" Gyan menahan tangan Anasera yang akan mengobati lukanya, dia tidak suka gadis itu mendiamkannya.
"Anasera, aku minta ma-"
"Lo itu goblok apa gimana, sih? Apa lo selemah itu sampai gak bisa lawan mereka. Apa harus gue turun tangan dulu?"
Anasera tahu jawabannya tidak, dia tahu Gyan bisa melawan Daksa tanpa harus dia yang turun tangan. Tapi kenapa cowok itu malah diam saja tadi saat Daksa memukulnya?
Gadis itu menatap wajah Gyan yang penuh dengan luka. Entah kenapa, dia tidak suka melihat luka itu di tubuh Gyan. Dia benci ada pembully disekolahnya, dia benci Daksa dan teman-temannya.
"Gue tahu lo bisa lawan mereka semua, tapi kenapa lo malah diam aja. Coba sekarang gue tanya, udah berapa kali Daksa pukul lo kayak gini sebelum ada gue?"
Gyan menunduk mendengar pertanyaan Anasera. Kalo ditanya sudah berapa kali Daksa melakukan ini padanya, maka jawabannya sudah puluhan bahkan ratusan kali. Entah itu disekolah ataupun saat mereka bertemu dijalan. Tapi ini bukan salah Daksa, ada alasan kenapa dia melakukan itu padanya. Alasan yang sampai kapanpun tidak akan Anasera mengerti.
"Daksa udah keterlaluan sama lo, Yan. Harusnya lo sadar" Sera berucap lirih, dia hanya tidak habis pikir dengan Gyan. Kenapa cowok itu diam saja saat diperlakukan tidak adil?
"Daksa gak salah, Anasera"
Sera tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan. Gak salah! dimana letak tidak salahnya, padahal Daksa sudah jelas-jelas membully Gyan. Apa Gyan pikir bully adalah tindakan sepele, makanya dia tidak menyalahkan Daksa?
"Gue benar-benar gak habis ppikir sama jalan pikiran lo, Gyan. Daksa udah sampe kayak gini sama lo, bajingan itu udah bikin lo bonyok kayak gini dan lo bilang dia gak salah, apa lo gak denger tadi dia bilang kalo gak pengen liat lo bahagia? apa lo lupa?" Sera mengeluarkan semua unek-uneknya pada Gyan. Dia masih tidak mengerti dengan cowok di hadapannya sekarang? Apa cowok itu gila?.
"Tapi anasera. Apa yang kamu lihat dan denger itu belum tentu benar. Dunia penuh dengan tipu muslihat, yang jika kita hanya menggunakan mata dan telinga, maka kita akan tertipu" Gyan mengatakan itu sambil menatap gadis didepannya lekat. Dia tahu ucapannya terlalu ambigu, tapi dia harap Anasera bisa mengerti. Dia hanya tidak ingin gadis itu salah paham.
Sedangkan sera masih diam ditempatnya, tentu dia bingung dengan apa yang diucapkan Gyan barusan. Apa tidak ada ucapan lain yang bisa Gyan jelaskan padanya?.
"Terserah lo mau bagaimana, Gyan. Gue capek ngomong sama lo."
💜💜💜
"Sera"
Gadis yang dipanggil menoleh, terlihat Sarah yang berjalan kearahnya dengan segelas susu ditangan wanita itu. Sera tersenyum melihat mamanya yang selalu memberikannya susu setiap sore. Gadis itu kembali menoleh untuk melihat kolam renangnya yang luas. Dia tidak ingin berenang sekarang, dia hanya merasa tenang jika melihat air disana.
"Kamu kenapa, sayang? gak biasanya suka duduk sendiri disini?"
Sarah duduk disamping putrinya. Tidak biasanya anak gadisnya duduk di gazebo untuk melihat kolam renang di sore hari seperti ini. Anak itu pasti punya masalah.
"Sera bingung, ma"
Sera menoleh kearah sang mama, ditatapnya sendu wajah wanita paruh baya itu yang masih saja terlihat cantik walau diumurnya yang sudah kepala tiga.
"Mau cerita?"
Sera mengangguk mengiakan lalu memeluk mamanya erat dan bersandar nyaman di dada mamanya. Sarah dibuat semakin bingung pada perilaku sang anak, tidak biasanya Sera seperti ini? Apa yang sudah terjadi?.
"Sera bingung, ma? Kenapa orang yang udah jelas-jelas salah tetep dibilang gak salah. Padahal mereka udah liat sendiri, tapi tetep aja dibilang gak salah. Kayak ganggu orang misalnya, bukannya itu salah, tapi kenapa dibilang gak salah?" Tanyanya pada sang mama. Sera memang memikirkan itu sedari tadi, kenapa Gyan berkata jika Daksa tidak salah?
"Emang kamu tahu dari mana kalo orang itu salah?" Sarah balik bertanya.
"Sera lihat sendiri gimana dia ganggu?"
Sera mengangguk, dia mendongak untuk melihat wajah Sarah.
"Iya, Sera juga denger kalo dia emang pengganggu. Tapi kenapa orang yang diganggu bilang kalo itu gak salah?"
"Karna apa yang kamu lihat dan dengar itu belum tentu benar, Sera. Mata dan telinga tidak bisa menyimpulkan semuanya dengan benar. Kita gak tahu apa yang terjadi pada mereka karna kita hanya orang baru. Pasti ada alasan yang mereka punya dan tidak ingin membaginya pada orang lain. Mereka pasti punya hubungan yang kita tidak tahu"
Kalimat pertama yang diucapkan Sarah hampir sama dengan apa yang diucapkan Gyan disekolah. Apa itu benar, apa Daksa punya alasan untuk bully Gyan dan Gyan juga punya alasan untuk mengatakan kalau Daksa gak salah? Tapi apa?
"Apa orang baru seasing itu, ma?"
Entahlah? Sera hanya kurang nyaman dengan kata orang baru dalam ucapan Sarah. Dia dan Gyan memang baru saja kenal, tapi dia juga ingin tahu tentang cowok itu.
"Bukan asing, Sera. Tapi kalian memang masih butuh waktu untuk saling mengenal. Gak ada orang yang akan langsung membicarakan masa lalu pada orang baru, Sera. Semua orang juga butuh waktu"
oke guyys ...
tokoh mana yang bikin kalian gemes + jengkel
jangan lupa vote dan komen ya 😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
silent
Ficção Adolescente" kamu anak tak berguna" " bangsat, lo bajingan " " gue tahu kita nakal. Tapi gak sama cewek" " Gue kecewa sama lo" Cowok yang sedang disiksa itu hanya diam, bahkan ketika sang papa menamparnya puluhan kali, dia tetap diam. Cowok itu tidak bermina...