Sera tentu tidak benar-benar membawa Affandra dan Btari ke rumahnya. Dia membawa mereka ke apartemen yang disewakan oleh Anton atau lebih tepatnya apartemen ini adalah sogokan dari Anton agar putrinya mau pindah sekolah waktu itu.
Sera memperhatikan penampilan Btari yang jauh dari kata baik. Sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis itu?
"Ini lo tinggal sendiri, Ser?" Tanya Affandra yang menatap sekelilingnya yang hanya ada mereka bertiga.
"Kepo banget lo kaya dora,"
Sepertinya Affandra harus ekstra sabar menghadapi Sera yang suka sekali julid padanya. Cowok itu kembali menatap Btari yang masih dalam pelukannya. Gadis kecilnya tertidur lelap, pasti karna kelelahan berlari tadi.
"Ndra, lo beli makanan, dong. Gue laper nih,"
Affandra menatap aneh kearah Sera. Bukankah dia tamu disini? Kenapa malah dia yang disuruh membeli makanan?
"Mager gue, lo aja yang beli sana!" Bukan karna apa-apa Affandra menolak permintaan Sera. Tapi apartemen Sera itu agak jauh dari resto ataupun warung makan yang lain. Dia sangat malas untuk pergi jauh sekarang, apalagi harus meninggalkan Btari sendiri.
"Lo gak kasihan sama gue apa? Gue kelaparan, anjing. Kemarin belum sempet beli bahan-bahan buat masak. Emang lo gak kasian sama adek lo. Kalo bangun-bangun dia lapar gimana?" Tentu saja itu semua bohong. Sera tidak benar-benar tinggal disini, makanya tidak ada makanan apa-apa disana.
Benar juga, bagaimana kalo nanti Btari lapar?
"Yaudah gue beliin. Tapi lo jagain adek gue, ya! Usahain dia jangan bangun dulu sampe gue datang," pesan Affandra.
"Kalo itu lo serain aja sama gue. Adek lo bakal aman kok,"
Walau masih ragu, Affandra perlahan menidurkan Btari disofa. Sebenarnya Sera sudah menawarkan agar gadis itu tidur di kamar tamu saja. Tapi Affandra malah menolak. Jadilah gadis kecil itu tidur disofa dengan dipeluk oleh Affandra.
"Gue pergi dulu."
Sera hanya mengangguk untuk menanggapi. Dia menatap punggung Affandra yang mulai hilang di balik pintu. Gadis itu ingin memastikan Affandra benar-benar pergi, sampai-sampai dia mengintip lewat jendela barulah dia merasa aman saat melihat Affandra pergi dari apartemennya dengan motor cowok itu.
Dia beralih menatap Btari yang masih terlelap. Gadis itu pasti tau tentang Gyan, bukankah saat ditaman tadi Btari menyebut nama Gyan. Sebenarnya ada apa antara Gyan dan Daksa?
Kalau kalian berpikir Sera tulus membantu Btari dan Affandra, maka kalian salah. Sera bukan gadis sebaik itu, apalagi mereka baru saja kenal dan hubungannya dengan Affandra tidak bisa dikatakan baik. Dia hanya ingin mencari tahu tentang Gyan.
Perlahan Sera membangunkan Btari, dia mengguncang pundak gadis itu pelan.
"Btari, bangun!"
Btari yang merasa terganggu mulai membuka matanya. Hal pertama yang ingin dia lihat adalah abangnya, tapi kenapa abangnya tidak ada disampingnya.
"A-abang. Hiks... t-takut. A-abang gak ada, h-hilang,"
Sera jadi gelagapan sendiri melihat Btari yang seperti akan menangis. Apa yang harus dia lakukan? Affandra pasti akan langsung membunuhnya kalo cowok itu pulang dan melihat adik kecilnya yang menangis. TIDAK!
"Btari cantik, jangan nangis ya! Bang Affandra lagi beli makanan buat kita. Kamu pasti laper kan?"
Gadis kecil itu mengangguk pelan. Ternyata Btari lapar. Sera beralih pada kuku Btari yang hitam dan panjang. Apa gadis ini tidak pernah merawat dirinya sendiri?

KAMU SEDANG MEMBACA
silent
Genç Kurgu"Anasera, terima kasih untuk tidak menjadi payung saat hujan karna kau tau selain dirimu aku juga menyukai hujan dan aku mohon, tetaplah menjadi obat saat hujan itu membuatku sakit. Tetap temani aku saat hujan itu membasahiku dan ayo kita bermain be...