Berbagi Kunci

10 3 1
                                    

Berbagilah sedikit jika berat. Bercerita memang belum tentu bisa menyelesaikan masalah. Tapi setidaknya hal itu bisa mengangkat sedikit beban di pundakmu. Kau bukanlah manusia super yang bisa menanggung semuanya sendiri, kau juga butuh teman untuk bercerita.

-Alisha Anasera Naladhipa-

(Happy Reading)

Sera melangkah menuju kasur Gyan dengan semangkuk bubur ditangannya. Saat cowok itu dan Btari masih asik berpelukan tadi, Sera berinisiatif untut membuatkan Gyan bubur dengan di bantu oleh Bi Siti.

Btari terlihat sudah terlelap disamping Gyan. Mata gadis itu terlihat masih basah dan sembab. Pasti karna terlalu lama menangis.

"Anasera," panggil cowok itu lemah saat melihat Sera yang duduk di bibir kasur.

"Lo makan dulu, ya! Kata bibi lo belum makan dari pagi"

Hal itu memang benar, dirinya belum makan dari tadi karna dia terus tertidur di kasur. Kepalanya terasa berat walau hanya untuk membuka mata.

"Disuapain Anasera!"

Sera mengangguk mengiakan. Lagipula cowok itu memang sedang sakit, makanya jadi manja seperti ini.

"Gue bantu lo duduk,"

Setelah menaruh buburnya di nakas, Anasera membantu Gyan untuk duduk di kasur. Cowok itu masih lemah dan ada banyak bekas luka pada wajah cowok itu. Sebenarnya apa saja yang telah dilakukan Daksa pada cowok itu?

"Sekarang makan!"

Sera menyuapi Gyan dengan telaten. Walau tidak menghabiskan makanannya, setidaknya cowok itu mau memakan buburnya.

"Gue balikin mangkok dulu,ya,"

Baru saja Sera beranjak untuk mengambil mangkok, Gyan sudah menariknya duluan.

Sera membatu menyadari posisinya saat ini. Dia duduk dipangkuan Gyan. Heyyy!!! 

"G-gyan"

Sialan! Baru kali ini Sera merasa gugup saat berdekatan dengan seseorang. Ayolah! Dia terkenal dengan sifat bar-barnya yang tidak punya urat malu dan gugup. Tapi sekarang?

"Maaf," Tangan Gyan melingkar erat dipinggang Sera. Kepalanya juga ia sandarkan pada bahu Sera.
"Gyan, nanti Btari bangun"

Tapi sepertinya Gyan tidak mempedulikan hal itu, cowok itu masih saja memeluk Sera erat, seakan gadis itu akan pergi darinya jika dia lepaskan.

"Pengen bagi kunci," lirihnya yang membuata Sera bingung, kunci? Kunci apa?

"Kunci yang Anasera bilang di UKS," 

Seakan mengerti apa yang dipikirkan Sera, Gyan berucap lirih. Apa yang mereka bicarakan di UKS waktu itu belum selesai. 

"Anasera bukan orang lain bagi Gyan. Anasera juga bukan orang asing, Anasera itu hadiah dari tuhan buat Gyan,"

Hadiah dari tuhan, Sera menyukai kata itu. Dia merasa penting bagi Gyan. 

"Anasera mau denger cerita Gyan?"

Gadis cantik itu mengangguk pelan. Gyan membenarkan posisi Sera yang awalnya membelakanginya kini duduk menyamping di pangkuannya, lebih tepatnya Gyan melebarkan kakinya sehingga Sera duduk ditengah-tengah kakinnya. Sera tentu bingung, kenapa Gyan terasa berbeda?

"Dulu, Aku, Daksa sama Affandra sahabatan,"

Satu kalimat yang benar-benar membuat Sera terkejut, jadi karna itu Btari bisa mengenal Gyan.

silentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang