Sedari tadi tatapan Sera tak luput dari Gyan. Cowok itu tak seaktif biasanya, bahkan cowok itu terlihat beberapa kali tertidur kemudian kembali bangun untuk memperhatikan guru. Apa Gyan sedang tidak baik-baik saja?
"Gyan, lo sakit?"
Tidak ada jawaban, ternyata Gyan sedang fokus pada rasa pusing dikepalanya, dia juga merasa kalo hawa hari ini terlalu dingin, apa ini karna kemarin?.
"Dingin." cowok itu berujar lirih, tapi Sera masih bisa mendengarnya.
"Pak!"
Sera mengangkat tangannya tinggi, membuat gadis itu menjadi pusat perhatian dikelas, bahkan Gyan juga menoleh kerah gadis itu.
"Ada apa, Sera?" Tanya pak Reno yang kebetulan sedang mengajar di kelas itu.
"Gyan sakit, pak. Butuh ke UKS,"
Semua yang ada disana terkejut mendengar ucapan Sera. Bukan karna memedulikan Gyan yang sakit, tapi mereka heran karna gadis itu mau bersusah payah untuk meminta izin mewakili Gyan agar bisa ke UKS.
Pak Reno menatap Gyan yang ternyata terlihat lemas dan pucat.
"Kamu sakit, Gyan?" Tanyanya basa basi yang malah membuat Sera membuang nafasnya kasar. Kalau guru itu sudah tau kenapa dia masih bertanya?
"S-saya ...."
"Gyan udah panas banget, pak. Muka dia juga pucat,"
Sera tetap berusaha agar dibawa ke UKS. Kalo Gyan ditanya seperti itu juga, cowok itu akan bilang kalau dia baik-baik saja.
"Kalo begitu Gyan. Kamu ke UKS sekarang!"
"Saya temenin dia ke UKS ya, pak,"
"TIDAK! Gyan, kamu ke UKS sendiri!"Sebenarnya Gyan ingin Sera ikut bersamanya karna melihat gadis itu yang begitu antusias mengantarnya ke UKS. Tapi karna pak Reno tidak mengizinkan, dia bisa apa?
"I-iya, pak."
💜💜💜
Sera tak henti-hentinya memainkan kukunya resah. Gadis itu memikirkan Gyan, apa cowok itu baik-baik saja di UKS? Masalahnya si kembar gila itu sekolah hari ini. Bagaimana kalo Gyan di bully di UKS? Dengan keadaan cowok itu yang sakit.
"Pak!" Ini kali kedua Sera mengangkat tangannya, dan pak Reno langsung menatap salah satu anak muridnya itu.
"Ada apa, Sera?"
"Saya ijin kebelakang, pak,"
"Silahkan"Mendengar balasan pak Reno, Sera bersorak dalam hati, akhirnya!. Gadis itu bergegas keluar dan berlari menuju tujuannya.
Tentu ijin ketoilet hanyalah tipu daya agar dia bisa ke UKS. Sera berjalan riang ke UKS, dirinya tidak berhenti tersenyum karna bisa merawat Gyan disana. Tapi sayangnya senyuman Sera tak bertahan lama, karna dibelokan lorong yang sepi, dia malah bertemu dengan orang yang ingin sekali dia hindari.Affandra!
Cowok itu tersenyum pada Sera, tapi gadis itu malah menunjukan ekspresi tidak suka. Bukankah sudah dijelaskan dari awal kalau Sera membenci orang yang membully Gyan, dan Affandra termasuk didalamnya.
"Lo sebenci itu ya sama gue. Padahal gue cuma senyum, tapi muka lo malah julit,"
"Muka gue dari lahir emang kayak gini, gue juga gak benci sama lo, cuman pengen tonjok muka lo aja kalo ketemu" jawaban jujur itu lolos dari mulut Sera yang sayangnya malah membuat cowok dihadapannya itu tertawa."Dih, malah ketawa" sewotnya.
Sebenarya tawa Affandra terdengar merdu ditelinganya. Cowok itu terlihat hangat dan baik. Tapi kenapa dengan Gyan berbeda?
"Tapi gue heran sama mereka. Lo tahu kan kalo mereka sebenarnya baik. Tapi kenapa kalo sama Gyan mereka kayak gitu, ya?"
Sera jadi teringat dengan ucapan siswa kemarin. Kalo Daksa dan Daiva saja dibilang baik, apa Affandra juga seperti itu?
Gadis itu bingung dengan apa yang terjadi sekarang. Bukannya sok tahu atau apa, tapi saat dia melihat Gyan, Daksa, bahkan Daiva dua hari yang lalu, dia seakan bisa melihat sirat amarah bercampur kecewa dari mereka. Tatapannya seperti ... ada suatu ruangan gelap dalam diri mereka yang ditutup rapat dari publik.
"Kayaknya Gyan berharga banget buat lo. Sampai lo jadi benci gue segitunya,"
Affandra yakin, Sera bersikap seperti ini padanya karna Gyan. Sepertinya, Gyan benar-benar mendapatkan teman sekarang.
"Bukannya lo juga anggap gitu?"
Keterdiamanan Affandra sudah cukup untuk membuktikan bahwa ucapannya benar. Cowok itu mengalihkan tatapannya, seakan dia sedang menghindari tatapan Sera.
Sera adalah gadis yang peka dengan sekitarnya, dia bisa membaca keadaan ataupun perasaan seseorang hanya dengan menatap matanya.
"Dra, manusia juga punya salah. Gue emang gak tahu apa yang udah dilakukan Gyan di masa lalu sampe kalian bisa sebenci itu sama dia. Tapi tolong, kalian bukan anak kecil lagi yang nyelesain masalah dengan bertengkar kayak gini. Apalagi dengan bully Gyan kayak kemarin. Gue tahu lo juga terluka liat Gyan tersiksa kayak gitu. Karna apa? Karna lo sebenarnya peduli sama dia,"
Entah bagaimana bisa kata itu keluar dari mulut Sera. Dia hanya mengutarakan apa yang dia ingin ucapkan. Tapi sepertinya ucapannya mengganggu pikiran Affandra sekarang.
"Affandra!"
Affandra diam mendengar panggilan Sera. Gadis itu tidak tahu saja, kalau apa yang telah dilakukan Gyan di masa lalu, tidak semudah itu untuk dimafkan.
"Hiks! Kalian jahat"
"Gak ada yang tolongin aku"
"Aku sendiri"Sial! Kenapa ini harus terjadi sekarang? Kenapa harus didepan Sera?
"Bang Affa, aku takut. Mereka jahat,"
Dia berusaha menenangkan diri, cowok itu bahkan menggigit bibir bawahnya agar rasa sakit itu bisa mengalihkan kepanikannya.
"Affandra, lo kenapa?"
Sera menatap khawatir kearah Affandra yang terlihat tidak baik-baik saja. Cowok itu seperti ketakutan, tapi karna apa? Perasaan tadi dia baik-baik saja.
Dahinya juga sudah dipenuhi dengan keringat, padahal hari ini mendung.
"Abang minta maaf. Abang gagal jagain, kamu,"
Gagal sudah cowok itu menenangkan dirinya. Kenyataannya, kejadian dua tahun yang lalu tetap berputar dikepalanya seperti kaset.
"Abang ninggalin aku. Abang jahat,"
"Nggak, abang gak ninggalin kamu,"
Kepanikan Affandra semakin menjadi dan itu menular pada Sera. Terlebih lagi saat melihat Affandra yang meremas rambutnya kuat. Apa yang cowok itu lakukan?.
"Lo ngapain, bangsat? "
Sera meraih tangan Affandra untuk menghentikan aksi cowok itu. Tapi dia malah memberontak.
"S-sera, gue salah, g-gue takut. Dia kayak gitu karna gue. Gue salah, Sera,"
Kalimat Affandra sama sekali tidak bisa dipahami oleh Sera. Sebenarnya ada apa dengan cowok itu?
"Kita ke UKS sekarang!"
Affandra, sebenarnya kamu kenapa, sih? Kok kayak ketakutan gitu? Jangan bikin Sera panik dong.Gyan juga sakit hari ini.
Sera jadi bingungkan, harus nemenin kamu atau lihat keadaan Gyan?
Ingat ya gyuss, vote sama komennya. Terima kasih 😍😍😍

KAMU SEDANG MEMBACA
silent
Novela Juvenil"Anasera, terima kasih untuk tidak menjadi payung saat hujan karna kau tau selain dirimu aku juga menyukai hujan dan aku mohon, tetaplah menjadi obat saat hujan itu membuatku sakit. Tetap temani aku saat hujan itu membasahiku dan ayo kita bermain be...