Kita ketemu lagi, guyyss. gimana dengan judul bab ini? kalian masih penasaran sama sosok dia nggak?
oke, author sekarang akan menjawab pertanyaan para pembaca. Tapi harus vote dan komen dulu ya. Jangan cuma baca tapi gak tinggalin jejak yaaa.
(HAPPY READING)
Hufftt!
Lagi-lagi Sera membuang nafasnya kasar. Dia sekarang berada di taman kota dimana Gyan dan anak-anak belajar bersama. Tapi anehnya Gyan tidak terlihat sama sekali, bahkan disekolahpun cowok itu tidak ada disekolah. Sebenarnya dimana cowok itu sekarang? Apa Gyan masih sakit?
"Kak, bang Gyan gak datang lagi, ya? Padahal Bobby kangen sama abang,"
Bobby menunduk lesu, dari kemarin abang kesayangannya itu tidak datang ke taman kota. Padahal biasanya Gyan selalu datang untuk bermain dan belajar bersama mereka.
"Mungkin abang kalian lagi ada urusan. Makanya gak dateng. Kalian main sama kakak dulu aja, ya,"
Kenapa Sera tidak mengajak mereka untuk belajar? Tentu saja karna gadis itu saja memiliki otak yang pas-pasan. Dia bukan Gyan yang bisa mengajarkan Gyan apa saja karna otak anak itu memang cerdas.
"Kemarin bang Gyan juga gak dateng. Kakak pasti tahu kan bang Gyan kenapa?'
Sera lupa kalau Zila adalah anak yang punya tingkat kepekaan yang tinggi dan lebih dewasa dari teman-temanya yang lain. Sera sendiri jadi bingung karena pertanyaan gadis kecil itu. Apa mungkin Gyan masih sakit?.
"Kalian tenang aja, bang Gyan cuma sibuk belajar buat olimpiade biologi. Makanya gak dateng hari ini. Mungkin besok bang Gyan udah bisa dateng,"
Sera terpaksa berbohong sama mereka karna tidak mungkin dia bilang ke anak kecil seperti mereka kalau abang kesayangan mereka sakit.
"Kenapa bang Gyan gak belajar sama kita aja kak?" Tanya kenny yang sedari tadi diam. Dia sedih karna bang Gyan tidak datang lagi.
"Karna bang Gyan harus belajar sama guru disekolah. Nanti kalo bang Gyan udah selesai belajarnya pasti bang Gyan langsung kesini buat belajar bareng kalian lagi," jawab gadis itu sambil menunduk, dalam hati dia meminta maaf pada anak-anak polos itu karna lagi-lagi membohongi mereka.
Sebenarnya jawaban Sera tidak memuaskan bagi mereka. Tapi untuk menghargai kakak cantik itu, meraka tersenyum lalu mengangguk. Lama hening diantara mereka, sampai tanpa sengaja mata Adel menangkap sosok yang baru dikenalnya kemarin sedang berjalan kearah mereka.
"BANG AFFAN"
Suara cempreng Adel menarik atensi semua orang. Gadis kecil itu berlari kearah seorang cowok yang sudah merentangkan tangannya seakan ingin memeluk Adel.
"Bang Affan, Adel kangen sama abang Adel, tapi dia gak datang lagi," adu anak kecil itu yang sudah berada dalam gendongan Affan.
Sera membesarkan bola matanya saat sadar siapa cowok yang sedang menggendong Adel. Affandra, cowok itu adalah Affandra! Sedang apa cowok itu disini?
"Abang yang kamu ceritaan kemarin itu?" Tanya affandra yang masih bertahan pada posisinya. Cowok itu masih belum menyadari kehadiran Sera.

KAMU SEDANG MEMBACA
silent
Novela Juvenil"Anasera, terima kasih untuk tidak menjadi payung saat hujan karna kau tau selain dirimu aku juga menyukai hujan dan aku mohon, tetaplah menjadi obat saat hujan itu membuatku sakit. Tetap temani aku saat hujan itu membasahiku dan ayo kita bermain be...