Sejak saat itu, semuanya terasa berbeda. Aku kehilangan semua hal yang berarti dalam hidupku. Bukan hanya kehormatan, tapi juga sosok abang yang selalu mendengar ceritaku kini ikut menghilang. Aku merindukan semuanya, aku hanya ingin didengar tapi kalian tidak pernah mau mendengar keluh kesahku dengan alasan kalian tidak ingin aku memikirkan masa lalu, yang tanpa kalian sadari bahwa adik kecil kalian ini sudah kehilangan sandaran kokohnya.
-Btari Sandikara-
{HAPPY READING }
"Btari." Affandra langsung memeluk adiknya saat sampai disana. Ternyata gadisnya sudah bangun, pasti dia ketakutan saat bangun dan tidak ada dirinya disamping gadis itu. Cowok itu menatap kuku gadisnya yang sudah pendek dan tidak hitam lagi. Apa Sera yang telah memotong kuku Btari?
"Mana pesana gue?" Affandra memberikan sekantong plastik pada Sera yang langsung diterima dengan baik oleh gadis itu.
"Loh, kok cuma dua?" Sera menatap heran kearah Affandra yang malah membelikan mereka dua nasi bungkus, apa cowok itu tidak bisa menghitung bahwa mereka ada tiga orang?
"Lo sama Btari aja yang makan, gue lagi gak selera," jawab cowok itu acuh
"Ya nggak bisa gitu dong, lo juga harus makan. Lo di taman juga gak makan kan tadi?
"A-abang, makan, sakit, gak mau, aku sedih,"
Affandra menatap Btari mendengar ucapan gadis itu. Apa Btari peduli padanya? Sudah lama sekali dia tidak melihat Btari yang memedulikan orang-orang disekitarnya.
"Tuh, dengerin kata adik lo! kalian tunggu bentar!"
Sera segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju dapur membawa nasi yang dibawakan oleh Affandra tadi.
"Abang," Btari menatap Affandra sambil memainkan jari cowok itu. Jari-jari Affandra sangat besar, mungkin ukurannya dua kali lipat dari jari Btari.
"Kenapa, hmm?"
"Kak Sera, baik, aku suka, nginep sini ya, Abang pergi, mau berdua,"
Rasanya, Affandra ingin langsung menolak mentah-mentah permintaan gadis itu. Btari ingin menginap disini berdua saja dengan Sera? Tidak! Bagaimana jika nanti Btari tiba-tiba mengamuk lalu melukai dirinya sendiri dan Sera, dia tidak mau itu terjadi.
"Btari, kamu nginep dirumah abang aja, ya. Gimana?"
"Mau disini!"
Huftt... kalo sudah begini akan susah membujuk Btari agar mau menuruti perkatannya. Gadis itu agak keras kepala. Tak lama setelahnya, Sera datang dengan sepiring nasi goreng yang tadi dibelikan oleh Affandra. Tunggu! Kenapa hanya sepiring, dan kenapa ukuran piring itu lebih besar dari yang biasanya?. Apa Sera memang suka makan dengan piring yang besar?
"Karna lo cuma beli dua bungkus dan porsinya agak banyak, jadi gue gabungin aja semuanya biar kita bisa makan satu piring bareng-bareng," jelas Sera saat dia tahu Affandra akan bertanya. Di piring itu juga sudah terdapat tiga sendok untuk mereka.
Gadis itu duduk disamping Btari, jadilah Btari dihimpit oleh Sera dan Affandra.
"Aaa," Sera menyuapi Btari dengan telaten, lalu menyuapi dirinya sendiri lalu...

KAMU SEDANG MEMBACA
silent
Teen Fiction"Anasera, terima kasih untuk tidak menjadi payung saat hujan karna kau tau selain dirimu aku juga menyukai hujan dan aku mohon, tetaplah menjadi obat saat hujan itu membuatku sakit. Tetap temani aku saat hujan itu membasahiku dan ayo kita bermain be...