10

304 12 1
                                    



Beberapa notifikasi pesan berhasil menyita perhatiannya. Dari keluar rapat anggota BEM Fakultas, Nathan malah langsung ke taman belakang FEB tanpa sempat membuka ponselnya. Orang yang diberi kesempatan olehnya hanya memberikan barang tak jelas. Ia bahkan tak tertarik untuk sekadar mengintipnya saja.


Sayang, kamu sudah tidur? Kok aku telepon gak diangkat terus, ya? Kamu selingkuh?!-Elsya


Aku masih di kampus, Sayang. Mana mungkin sih aku kek gitu. Sorry, tadi ada rapat jadi gak buka. Oh iya, kapan pindahnya? -Me


"SAYANG!"


Nathan langsung berbalik 180 derajat. Dari arah berlawanan, seorang wanita cantik dengan dress merah muda berlari ke arahnya. Dia langsung melompat ke kekasihnya. Nathan dengan sigap menangkap sang putri. Cukup lama mereka saling berpelukan dalam posisi itu. Sebelum akhirnya, kecupan bertubi-tubi jatuh ke bibir Nathan. 


"Selamat ulang tahun, Sayang!" 


"Hm," deham Nathan terus memandangi paras ayu Elsya. Sudah lama sekali.


"Aku orang ke berapa yang ngucapinnya?"


"Pertama. Besok hari ulang tahunku juga. Kamu kok gak bilang mau pulang? Aku kan bisa jemput ke bandara."


"Hehe, kejutan!" 


"Ayo, pergi makan!"


Elsya menggeleng, "Aku sangat lelah hari ini. Bisakah kamu antar saja ke rumah? Maaf ya, Sayang!"


"Baiklah, kau memang harus istirahat."


Tanpa diperintah, Nathan membawa Elsya masuk ke mobilnya. Sementara itu, sopir yang mengantar aktris internasional itu ditinggalkan begitu saja. Keduanya terus mengobrol perihal pekerjaan hingga ke kediaman Keluarga Mahesa. Nathan disambut hangat oleh Adi dan Soraya. Namun, pria itu memilih untuk langsung pulang tanpa masuk ke rumah keluarga kekasihnya. Kebetulan, Julio menyuruhnya segera pulang. 


Setengah jam kemudian, Nathan sampai di mansion. Para pekerja Sam menyambutnya dengan hormat. Jika seperti ini saat ada acara saja, sedangkan biasanya para pelayan akan bersembunyi sebelum dipanggil.


"Ke ruang makan, Tuan!"


Nathan mengerti atas arahan salah satu pelayan. Anggota keluarganya sudah berkumpul di sana, kecuali mereka yang di Amerika. Ia duduk di sebelah Julio dekat dengan Sam dan berhadapan dengan Ryne.


"Sayang, kamu mau dirayain bagaimana besok?" tanya Ryne antusias. Wanita itu menuangkan nasi dan lauknya ke piring sang putra. 


"Aku  tidak mau," jawab Nathan apa adanya.


"Besok, Ayah akan mengundang media. Ulang tahunmu akan dilaksanakan secara meriah di Artel Hotel." 


Duka dalam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang