13

260 11 5
                                    


"Bukannya kamu bersama anaknya Bi Darmi?"


Respons Nathan sungguh menimbulkan kecurigaan. Raut gugup tergambar di wajahnya. Ia mengilah, tetapi Sam terus mencecarnya. Ayahnya menahan amarah. Beliau menunggu putranya jujur. Ryne yang berusaha menenangkan, dia juga dibentak.


"Bi Darmi bilang sama Ayah jika Shania dirawat di rumah sakit. Dia juga memohon apabila anaknya harus meninggakan beasiswanya. Shania hamil."


"Ya terus kenapa Ayah malah ngomong ke aku? Dia yang hamil, kita yang repot. Ayah tinggal cabut aja beasiswanya!" ucap Nathan menggampangkan. Semoga, perbuatan bejatnya tak terendus sang ayah. Apabila perempuan itu pergi, otomatis hidupnya akan jauh lebih tentram lagi.


"Siapa yang ngehamilin?" tanya Sam kembali tenang.


"Nggak tahu, banyak yang udah make."


Bugh! Bugh! Bugh!


"Stop, Nathan bisa terluka! Sayang, kamu jangan diam aja! Ayahmu mau membunuhmu!" histeris Ryne menyaksikan pertengkaran anak dan suaminya. Dia tak mampu melerai. Rasa cemasnya kepada sang anak memuncak kala Sam menyulap wajah Nathan menjadi penuh lebam.


"Kau tak mau jujur? Bukti sudah Ayah kumpulkan."


Sam menekan tombol. Layar besar menampilkan malam di mana ia dijebak. Lalu, Shania datang membantu. Perempuan itu memapahnya menuju kamar. Lama, Shania tak keluar juga. Keluar-keluar keesokan harinya dengan keadaan menangis dan kacau.


Pintu terketuk. Perempuan itu dipersilakan masuk oleh Sam. Nathan mengepal tak percaya. Bisa-bisanya dia. Padahal, perawat mengatakn jika kondisinya tak memungkinkan untuk dibawa pulang lebih dahulu. Sial! 


"Nikahin dia!"


"Ayah, Nathan gak mau nikahin anak Bi Darmi itu!"


"Lantas, kenapa kau menghamilinya, Jonathan?!" balas sang ayah murka.


Pemuda tinggi nan rupawan itu menatap seorang perempuan yang menunduk sembari memainkan kukunya. Cuih, ia sudah menebak jika kedatangan gadis SMA satu tahun lalu yang diajak pembantu keluarganya itu akan membawa sial. Benar sajakan, Nathan dalam masalah besar sekarang!


Wajahnya yang polos sungguh bisa dijadikan siasat untuk memanipulasi keadaan. Padahal, dia baru saja dibiayai kuliah di kampus yang sama dengan Nathan oleh ayahnya. Perempuan itu melunjak dengan menjebaknya pada malam itu. Sial!


"Pernikahan kalian akan dilaksanakan besok pagi!"


"Sayang, kau tega dengan putramu sendiri? Bagaimana kau menikahkannya dengan anak pembantu?!" niat hati ingin membela putra kesayangannya, Ryne malah kena semprot suaminya.


"Anjing!" umpat Nathan berlalu meninggalkan ruang kerja milik Sam Bagaswara.


Duka dalam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang