Enjoy!!
Siang itu, Nathan mendatangi fakultas Rina untuk mencari pacarnya tersebut. Sudah beberapa hari ini Rina sulit dihubungi dan sulit juga menemukan perempuan itu di area kampus. Bukan apa-apa, sejujurnya Nathan tak ambil pusing dan membiarkan Rina menyelesaikan urusannya, namun ini sudah satu minggu, sama sekali tak ada komunikasi antara Nathan dan Rina.
Sudah satu jam Nathan menunggu namun Rina tak kunjung muncul juga. Sudah mencoba menghubungi nomor Rina namun tetap saja, seperti biasa hanya menunjukkan keterangan berdering tanpa diangkat oleh Rina.
Kebetulan saat Nathan menoleh ke sebelah kanan ada teman satu kelas Rina yang berjalan menuju ke arah Nathan. Tak menyia-nyiakan waktu lagi, Nathan langsung menghentikan langkah perempuan tersebut, sejujurnya Nathan tak tau namanya, hanya familiar dengan wajahnya. "Maaf ganggu, liat Rina gak ya hari ini?" Tanya Nathan.
Perempuan itu nampak mengingat-ia ingat. "Ada kok tadi, tapi gak tau ya sekarang ke mana." Ujar teman Rina tersebut. "Beberapa hari ini emang banyak kerja kelompok sih."
"Lo tau gak temen sekelompok dia siapa? Beberapa hari ini gue susah ngehubungin Rina, dia juga gak berusaha kontak gue balik." Ujar Nathan.
"Sama Sandi kalau gak salah ya, soalnya terakhir Rina sekelompok sama Sandi." Ujar perempuan tersebut.
Entah mengapa Nathan sedikit marah mendengar Rina satu kelompok dengan laki-laki bernama Sandi itu. Sesibuk apa mereka hingga Rina tak mau menjawab atau mengabarinya.
"Yaudah kalau gitu, makasih informasinya. Besok aja gue cari lagi." Ujar Nathan sebelum akhirnya undur diri untuk kembali ke rumah.
🍀🍀
"Nathan.." Ujar Rina terkejut ketika dia mendapati Nathan sudah berada di dalam kamar kostnya saat dia pulang.
Sebetulnya Rina tak perlu terkejut, lagipula dia sendiri yang memberikan kunci cadangan kamar kostnya pada Nathan. Namun yang membuat Rina heran, ini kali pertama Nathan berada di kostnya saat dia tidak ada di kost. Biasanya Nathan tak berani masuk ke kama kost Rina jika tak ada pemiliknya.
"Kamu pulang sama cowok itu lagi?" Tanya Nathan. Rina gelagapan, tak menduga Nathan bisa tau.
Rina seratus persen yakin Nathan ada dalam pengaruh alkohol, walaupun tidak sampai mabuk berat namun bau alkohol yang menempel di tubuh Nathan bisa tercium dalam jarak tiga meter.
"Pulang ya Nath?" Ujar Rina mencoba menenangkan Nathan yang sedang dalam pengaruh alkohol tersebut.
"JAWAB DULU!!" Teriak Nathan.
"I-iya aku pulang bareng Sandi lagi." Ujar Rina takut.
Semakin tajam mata Nathan menatap Rina. Rina tau Nathan pasti cemburu dan marah. Rina sadar atas kesalahannya.
Awalnya, Rina hanya mendapat tugas untuk salah satu mata kuliah yang mengharuskannya berkelompok, satu kelompok dua orang. Kebetulan sekali, Rina satu kelompok dengan Sandi. Karena sering bersama Sandi selama satu minggu lebih, entah mengapa Rina merasa nyaman. Memang tidak setiap kali bersama Sandi, Rina fokus untuk kerja kelompok, kadang Sandi mengajaknya makan atau nonton setelah itu. Tanpa sadar, Rina mengabaikan panggilan Nathan, bahkan setelah itu Rina tak berusaha menghubungi Nathan dengan dalih sibuk.
"Aku kurang apa sih Rin?" Tanya Nathan dengan tatapan marah. "Cuma gara-gara aku nolak permintaan kamu buat nonton sekali, kamu bisa pindah sama yang lain?"