13

1K 87 16
                                    

Sorry for the late update🙏😔
Enjoyy!!













"Gimana, Yar, maksudnya? Gue gak paham." Ujar Nathan.

"Gue Nath yang seharusnya bingung, lo ngomong apa sih?" Balas Yara yang tak kalah kebingungan dari Nathan.

Nathan tak mengerti, Nathan ingat sekali, di awal pernikahannya dengan Rina, Rina pernah memberi tahunya bahwa akan makan siang dengan Yara. Namun begitu mengejutkan, bahkan Yara sendiri baru bertemu dengan Rina lagi saat Nathan memintanya untuk berkunjung ke rumahnya.

"Lo serius, Yar?" Tanya Nathan.

"Ngapain gue bohong, Nath, gue aja ngehubungin Rina susahnya minta ampun. Kalau gak gara-gara lo kemungkinan gue belum ketemu sama Rina sampe sekarang." Jelas Yara. "Mending lo tanya langsung aja sama Rina."

Tadi, Nathan hanya berkunjung ke rumah Yara, berniat meminta tolong pada Yara lagi untuk mengajak Rina makan siang seperti saat itu, tapi Nathan malah dikejutkan fakta bahwa saat itu Rina tidak menemui Yara.

"Bukan apa-apa sih, Yar, kalau semisal Rina mau ketemu orang lain dan dia gak mau gue tau siapa orangnya gue gak apa-apa. Gue cuma khawatir dia ketemu orang yang salah dan ngebahayain dia." Ujar Nathan. "Menurut lo, gue gak apa-apa nanyain ke Rina?"

"Kalau kata gue sih gak apa-apa ya, selama lo nanyainya baik-baik, lo tanya pelan-pelan biar mau jujur." Balas Yara. "Tapi kalau emang Rina nunjukin signal dia gak mau jujur ya lo jangan paksa."

"Kenapa ya, Yar, Rina harus bohong. Kalau bohong pasti ada yang disembunyiin kan?" Ujar Nathan kebingungan.

"Iya sih, tapi kita gak tau juga dia mungkin nyembunyiin demi kebaikan." Kata Yara. "Yaudah, mending sekarang lo temuin Rina, tanya pelan-pelan, siapa tau dia mau jujur sama lo."

"Iya deh, Yar. Gue kepikiran banget." Balas Nathan. "Kalau gitu gue balik ya, kapan-kapan aja gue kabari lagi soal makan bareng sama Rina."

"Iya santai, gue kapan aja bisa kok." Kata Yara.

Sejujurnya Nathan sendiri tak enak jika harus menuntut Rina untuk jujur padanya. Bukankah itu sebagian dari privasi Rina?




🍀🍀





Setelah dari rumah Yara tadi, Nathan menyempatkan diri untuk kembali ke kantor sebentar karena Pak Rendra membutuhkan bantuannya, sehingga Nathan baru bisa kembali ke rumah setelah matahari terbenam.

Nathan berusaha tenang, dan memberanikan dirinya untuk bertanya langsung kepada Rina tentang hari itu.

Siapa tau hari itu memang Rina tidak jadi berangkat, atau memang pesan ajakan yang dikirimkan oleh Rina tidak sampai pada Yara. Banyak kemungkinan yang terjadi. Yang pasti, Nathan harus berani memastikan pada Rina dahulu.

"Rin, aku boleh ngomong sebentar gak?" Ujar Nathan pelan sambil duduk di sebelah sofa yang diduduki oleh Rina, tentunya masih dengan jarak yang cukup jauh.

Rina yang sedang membaca majalah di ruang tengah itupun menoleh ke arah Nathan dan mengangguk pelan. "Ngomong apa?"

Nathan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk menyalurkan rasa gugupnya. "Maaf ya, Rin, aku gak bermaksud nanya-nanya privasi kamu." Nathan menarik napas panjang dan menghembuskannya. "Waktu kamu bilang mau makan siang sama Yara itu, kamu gak jadi ya, Rin?"

Rina menatap Nathan lekat beberapa saat hingga akhirnya menjawab. "Iya."

"Terus? Kamu ketemu siapa?"

"Ada, bukan Yara." Balas Rina singkat.

DAISYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang