11

685 80 4
                                    

Enjoy!!













"Saya ada kabar baik buat kamu, Nathan. Kamu direkomendasikan jadi karyawan tetap, gimana, kamu mau?" Tanya Rendra, atasan Nathan di kantor.

Nathan kaget bukan main. "Dengan senang hati pak, siapa yang gak mau. Sekarang cari kerja susah ini malah ditawarin." Balas Nathan sumringah. Bagaimana tidak, pagi ini saat datang ke kantor tiba-tiba temannya memberi tahu bahwa Nathan diminta datang ke ruangan Pak Rendra. Nathan sudah berpikir yang macam-macam, kena teguran atau bahkan dikeluarkan.

Rendra mengangguk-anggukkan kepalanya. "Bagus deh. Yang penting ditingkatkan kinerja kamu. Jangan karena kamu pekerja harian di sini, kamu gak ngeluarin semua kemampuan yang kamu punya." Rendra menasehati Nathan.

"Siap pak!" Balas Nathan.

"Tapi kamu tau kan, Nath, kalau audit selalu ke luar kota tiap akhir bulan. Mengingat kantor cabang perusahaan ini banyak. Istri kamu gak keberatan?" Tanya Rendra. Khawatir jika ijin dari keluarga menghambat pekerjaan Nathan.

Lagi pula setelah ini kemungkinan besar Rina akan pergi, tak mungkin Rina merasa keberatan. Nathan butuh biaya banyak untuk kebutuhan anaknya nanti. Meskipun berat meninggalkan anaknya namun ini harus Nathan lakukan. Dengar-dengar gaji di perusahaan ini cukup besar untuk ukuran karyawan tetap yang baru masuk.

"Gak apa-apa pak. Kalau sesuai perkiraan, sebelum saya wisuda istri saya sudah melahirkan, ada mama saya juga di rumah. Mama saya bisa bantu. Yang penting pas istri saya melahirkan saya masih bisa temenin." Ujar Nathan pasti.

Dari tadi Nathan tak berhenti mengucap syukur dalam hati. Dibalik kejadian yang dia alami, ternyata ada hikmahnya. Jika Nathan fokus kuliah dan tidak dibarengi dengan kerja part time, pasti saat ini Nathan belum mendapat tawaran kerja, dan setelah wisuda nanti Nathan masih harus mencari pekerjaan.

"Berarti bisa ya Nathan? Saya senang sekali kamu dapat rekomendasi untuk diangkat menjadi karyawan tetap. Sayang soalnya kalau kamu keluar, kan selama ini yang bantu ringanin kerjaan saya, kamu." Ujar Rendra sambil tertawa.

"Bapak nih bisa aja. Saya cuma kerja sebisa saya. Ilmu saya juga belum banyak, pak. Semoga saja setelah ini saya makin bisa belajar banyak." Balas Nathan.

Nathan cukup suka bekerja di perusahaan ini, selain gajinya lumayan, lingkungan pertemanan dan kesejahteraan karyawannya bisa diacungi jempol. Walaupun selama ini Nathan hanya berstatus sebagai karyawan harian, Nathan tak pernah mendapat perlakuan buruk dari karyawan lain. Bahkan seniornya tidak pelit memberikan ilmu pada Nathan.

Secara tidak langsung, ini merupakan rejeki yang dibawa oleh anaknya yang ada di dalam perut Rina dan juga jawaban atas doa-doanya selama ini. Nathan tak pernah meminta berlebihan, Nathan hanya minta dilancarkan dalam langkah hidupnya dan diberikan rejeki yang cukup. Ternyata Tuhan mendengarkan doanya, ini sudah lebih dari apa yang diminta oleh Nathan.

'Terima kasih Tuhan'






🍀🍀







Sampai rumah, Nathan tak henti-hentinya merasa bersyukur hari ini. Setelah kabar baik menghampirinya tadi pagi, saat ini ada kebahagiaan lain. Sederhana namun membuat Nathan amat sangat bahagia.

Rina memasak untuknya.

"Rin, ada acara apa kok masak banyak?" Tanya Nathan setelah Rina meletakkan mangkuk berisi tumis sayur dan duduk di hadapan Nathan.

"Makan." Ujar Rina tanpa menjawab pertanyaan Nathan.

Namun karena rasa bahagianya, pertanyaannya yang tidak dijawab oleh Rina pun tak menjadi masalah. Nathan langsung mengambil pring dan mulai makan dengan lahap.

DAISYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang