Mata Sel membulat sempurna sedetik setelah melihat cuplikan suaminya disekap. Segera ia mengambil senjata yang ditinggal Roy di kamarnya beserta perlengkapan lainnya. Isi tasnya kini dipenuhi benda tajam.
"Ayo Van cepet angkat." Sel berlari tergopoh-gopoh melalui tangga darurat dengan ponsel yang terjepit di antara telinga dan pundaknya.
"Van aku kirim lokasi, tolong ikutin aku. Jangan lupa bawa semua pasukan!" Perintah Sel.
Van di seberang telepon sana bersama rekan lain masih berlatih seketika menghentikan aktivitas masing masing. Lelaki yang kerap dekat dengan Sel memberi aba-aba pada orang di sekitarnya.
Pengoperasian dimajukan malam ini.
Sel mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, lampu merah sampai diterobos sembari memencet klakson berkali-kali. Bibirnya tak lupa membacakan doa supaya Roy selalu dilindungi.
"Glen bangsat! Sialan!"
Saat melaju dengan kecepatan penuh, tiba-tiba ada cahaya mengkilat di langit malam. Pertanda mereka harus bersiap untuk kembali. Entah peringatan selanjutnya berjarak berapa menit, Sel harus segera membebaskan Roy.
Sampai di tangga menuju Rubanah, Sel dihadang beberapa anak buah Glen. Satu persatu Sel berhasil menaklukkan, meskipun ia harus menerima luka gores di telapak tangannya karena menghindari serangan.
Sel mengabaikan suara koin masuk dan menuruni anak tangga.
Glen mulai nyengir setelah puas menyiksa Roy, ia menjatuhkan pistol dan pisau di lantai begitu saja setelah melihat Sel menodong pistol dari kejauhan.
"Roy!" Teriak Sel melaju dengan langkah kuda-kuda.
"Jadi bener, Roy berkhianat demi cinta sejatinya." Celetuk Glen sambil tersenyum kecut. Pandangannya tajam ke arah Sel, tangan kanannya menggenggam pisau dari lantai yang berlumuran darah.
Tangis Sel pecah mendengar rintihan suaminya yang tak berdaya. Ia hanya berharap pasukan segera datang mengepung area ini. Jalanan menuju sini lumayan sulit karena harus memasuki hutan yang jauh dari pemukiman.
Bagaimanapun caranya, Sel harus bisa membunuh bajingan itu sebelum cahaya ketiga datang.
Pisau yang dilemparkan Glen melayang tepat di depan Sel, beruntung Sel dengan tanggap bisa menghindari pisau yang hampir menusuk lehernya.
Jleb!
Pisau tertancap di papan belakang Sel.
Sel kemudian nekat mendekat, bersiap menembak kaki Glen, namun ternyata suara tembakan menggelar sebelum Sel menarik pelatuknya.
Dor!
Sel langsung memposisikan tubuhnya tiarap, menoleh ke arah sekitar siapa yang berhasil membuat Glen berlutut.
"Yen?"
"Hai kak" Yen membalas sapaan Sel.
Glen mengarahkan pistol di dua tangannya, menembak secara brutal mengelilingi ruangan. Yen dan Sel langsung bersembunyi dibalik dinding.
Yen memgeluarkan cermin dari sakunya, mengintip dari pantulan melihat pergerakan Glen yang masih kuat belari menuju persembunyian Sel.
"Kak! Awas!" Teriak Yen. Sel yang peka langsung menembak ke arah Glen. Namun lelaki yang sudah pincang itu bebas dari tembakan.
"Wow, hahaha. Yen kamu juga berkhianat. Sudah berapa kali aku dicampakkan sama orang yang aku percayai?" Curhatan Glen menggema dalam ruangan, dengan nada terisak sambil memegang betisnya yang tertembak oleh Yen.

KAMU SEDANG MEMBACA
Photo Box
De TodoRoy dan Sel adalah pasutri yang baru saja menikah, mereka sedang menikmati libur cuti untuk bulan madu di Bali selama seminggu. Banyak tempat yang telah mereka kunjungi di sana. Ketika mereka ingin mengabadikan momen di photo box, mereka harus mengi...