Kilatan cahaya kini tepat menyinari di tempat Roy berdiri bersama Sel di pipinya. Tidak ada petunjuk untuk kembali ke Bali di tahun 2024. Lelaki itu menyalahkan istrinya sebab tidak membaca aturan saat di Photo Box. Coba saja istrinya sedikit bersabar mendengarkan peraturan sistem. Lagi pula perjalanan macam apa yang diberikan seorang kasir toko mainan itu.
"Aku gak mau ikut permainan itu lagi, pokoknya setelah kita keluar dari sini aku mau pulang aja" rengek Sel, namun Roy tak sampai memarahinya.
Ia kini mencoba membuka ponselnya, memencet icon kamera untuk mencoba selfie, namun tiba tiba seseorang memanggilnya dari kejauhan.
"Raja, saatnya makan malam. Saya sudah menyiapkan ma..." Ratu Yun belum sempat melanjutkan kalimatnya, yang ia dapatkan dari matanya adalah Raja menghilang dalam sekejap.
👑👑👑
Kini Roy bersama Sel di depan Photo Box aneh yang membawanya ke zaman kerajaan. Mereka menangis terharu karena berhasil kembali dengan selamat.
"Ayo keluar" ajak Roy dengan menggandeng tangan istrinya keluar ruangan.
Kedua netra mereka tertuju pada toko yang telah berubah total menjadi toko misterius, rolling door-nya tidak sempurna tertutup sehingga masih ada pantulan cahaya temaram.
Roy membuka pintu toko tersebut, tapi ditahan Sel. Kepala istrinya menggeleng, melarang suaminya untuk bertemu dengan pegawai di dalamnya.
"Jangan masuk, ayo pulang. Lihat tokonya beda sama yang tadi. Takut ih" kata Sel merinding. Mereka batal mengunjungi toko dan memilih berjalan menyusuri gang.
Gelap. Ditambah adanya jalan buntu. Mereka berbalik arah untuk mencari jalan lain, namun masih mendapatkan jalan buntu.
"Kalian harus menyelesaikan petualangan sampai jalanan terbuka" Ucap seorang yang tiba-tiba muncul di balik pasutri baru.
"Lah, kasir yang tadi bukan sih?" tebak Roy. Sel tak terima jika keluarga barunya dipermainkan, ia bersikeras memaki pegawai tersebut.
Gadis yang memakai jaket kulit dengan topi hitam itu melirik Sel remeh.
"Gak sopan banget!" hajar Sel, ia hendak memukul wajah si kasir namun berhasil dicegah Roy.
"Dengerin dulu, Sel" kata Roy. Lelaki yang masih mengenakan baju raja dan mahkota itu mencoba tidak sembrono. Dilepaslah atribut rajanya, dilanjut melepaskan kostum yang masih dipakai Sel.
"Kostum kalian masukkan di koper. Saya sudah menyediakan di dalam. Mari masuk" ajak kasir itu.
Yen. Name tag yang terpasang di jaket pegawai toko.
"Sudah dapat koin berapa?" tanya kasir, kemudian pasutri itu menunjukkan ponsel masing-masing. Angka yang sangat sedikit dari perkiraan kasir.
"Sepertinya kalian bermalas-malasan ya"
Bagaimana bisa dengan segala perjuangan mereka hingga membuat lelah pikiran dan fisik malah dihina? Sel pun berusaha menahan amarahnya.
"Padahal bisa dapat sampai jutaan loh. Kalau sedikit gini apa yang bisa kalian tukar di toko?" lanjut Yen.
"Atau jangan-jangan, kalian tidak membaca semua rules-nya" sambung Yen lagi, ia memutar bola matanya malas.
Yen kemudian mengajak mereka mengelilingi rak untuk memberikan rekomendasi. Terdapat beberapa benda tajam bahkan senjata yang seharusnya tidak boleh dijual bebas di Bali.
"Gi-gimana bisa ini?" Roy kebingungan. Perasannya mulai tidak enak, petualangan kali ini sepertinya akan mempertaruhkan nyawa.
Terlebih Sel, ia khawatir akan merepotkan suaminya nanti. Tidak bisa berkelahi, hanya modal marah-marah dan mengumpat dapat membuat orang yang mengganggunya jadi pergi. Saat kuliah dahulu ia sempat mengikuti pencak silat, tapi hanya sampai pertemuan keempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Photo Box
RandomRoy dan Sel adalah pasutri yang baru saja menikah, mereka sedang menikmati libur cuti untuk bulan madu di Bali selama seminggu. Banyak tempat yang telah mereka kunjungi di sana. Ketika mereka ingin mengabadikan momen di photo box, mereka harus mengi...