Saat ini kedua pengusir hantu dan Sel sudah berada di perjalanan menuju kediaman Pak Wan. Mereka batal balik ke pesantren karena Roy menyuruh Min pergi ke rumah Din yang tengah memerlukan bantuan. Ternyata Min juga dihubungi Pak Wan untuk segera datang.
Sampai di sana, beberapa saudara dari pihak keluarga berdatangan untuk mendoakan Din yang kondisinya semakin parah. Mereka datang terlambat karena ada kendala macet di perjalanan.
Saat di kamar, Min langsung memajukan langkahnya. Menenangkan pikiran sejenak sebelum ia mengucapkan doa. Din mulai menjerit. Tubuhnya terjengkang hingga ambruk di lantai. Kemudian saat Din bangkit, kedua tangannya menekuk dengan sempurna ke belakang. Sedangkan kakinya berjalan terpatah-patah.
Min geram dengan sikap Roy yang terlalu santai, padahal kondisi Din semakin parah.
"Pak Roy ayo bantu baca doa." Perintah Min.
Din menatap Roy dengan senyuman menyeramkan, mengendus tubuh Roy penuh sensasi.
Sel mulai mual karena tidak sanggup dengan aroma di sekitarnya. Ia hendak keluar dari ruangan, namun tangannya ditarik oleh Roy.
"Jangan pergi. Sama aku saja." Kata Roy.
"Usir noh, jangan diem mulu kamu." Ucap Sel sewot.
Roy mendekati tubuh Din yang sudah tak terkendali, diikuti Min yang masih merapalkan ayat suci. Telapak tangan Min mengarah ke area wajah Din lalu menggertak.
"Pergi iblis! Jangan pernah ke sini lagi!"
Masih dilanjut dengan bacaan doa, Min mengayunkan tasbih ke arah Din.
"Siapa kamu? Berani-beraninya ganggu anak ini!"
"Hahaha? Aku? Aku aku aku!!! Hahahahahaha." Tawanya kian melengking.
"Roy!" Panggil Sel. Lelaki itu menoleh.
"Ini yang merasuki bukan iblis biasanya. Ini setan cewek." Lanjut Sel.
Pantas saja.
"Cepet bantuin, Roy! Bantuin keluarin setannya!" Perintah Sel sambil mendorong Roy.
"Pergi!" Kata Roy.
Min menoleh, rekannya saat ini seperti tidak niat mengusir.
"Pak Roy baca doanya!"
"Rrrrrrrrrrrrrrrrrr." Din meraung raung, kukunya mencakar pergelangan tangan Min hingga tergores.
"Astaghfirullah Hal Adziim."
Suaranya kini berganti, bukan suara perempuan lagi. Melainkan suara binatang buas.
"Panggil Pak Kiai! Cepet!" Perintah Min kepada Roy. Namun Roy melarangnya, ia mengusir Min dan Pak Wan yang ada di ruangan.
"Jangan melakukan apapun. Biar saya saja." Ia menutup pintu dengan kasar lalu dikunci, sehingga hanya ada Din, Roy, dan Sel yang ada di dalam.
"Kamu lihat ini? Yang ada di dalam tubuhnya ada seratus tujuh makhluk merebut tubuh anak ini." Ucap Roy menjelaskan.
Sel menutup hidungnya rapat, "Hah? Kok tau kamu. Yaudah buruan cepet usir."
Akal dan nalar sel masih ada di luar, mencoba mencerna bagaimana bisa makhluk sebanyak itu bisa masuk ke dalam satu tubuh. Kasihan sekali Din.
Tubuh Din saat ini berdiri tepat di tengah ranjangnya, kepalanya terangkat menatap Sel penuh dendam.
"Kau merebut perhatian dia dari aku!" Ucap sosok yang berada di dalam tubuh Din.

KAMU SEDANG MEMBACA
Photo Box
AléatoireRoy dan Sel adalah pasutri yang baru saja menikah, mereka sedang menikmati libur cuti untuk bulan madu di Bali selama seminggu. Banyak tempat yang telah mereka kunjungi di sana. Ketika mereka ingin mengabadikan momen di photo box, mereka harus mengi...