Jawaban Boy memang masuk akal, tapi tidak memuaskan.
"Tapi, kita bukan terjebak dalam waktu yang terus berputar ya. Kita ini dilempar ke manapun, katanya buat petualangan." Balas Sel.
"Dih petualangan apa, hobiku cuma rebahan." Lanjut Sel.
"Sama." Disahut oleh suaminya.
"Berarti kalian ini seperti diajak untuk melihat hal lain yang belum kalian lakukan. Atau bisa jadi buat membuktikan eksperimen si pencipta, kasarannya kalian dibuat bahan percobaan."
"What?" Ujar Roy dan Sel bersamaan.
"Bisa jadi kalian memang ditugaskan untuk memecahkan misteri dibalik ini. Atau bisa jadi ini cuma mimpi kalian." Boy kemudian memukul pelan pipi Roy dan Sel bergantian.
"Wooyy" Balas Sel mendorong Boy hingga terjungkal dari duduknya.
"Hahaha, maaf. Bercanda."
"Satu pertanyaan lagi, Boy." Ucap Sel perlahan.
"Tiap pergantian dimensi, kepalaku sakit banget. Kayak lembaran ingatan seseorang dipaksa masuk ke otak. Makanya kadang setelah sakitnya hilang, aku menjalani kehidupan seperti biasa.
Kita bisa kenal orang lain, orang lain juga kenal kita. Padahal sebelumnya kita gak kenal mereka. Kok bisa?"
Boy mencerna yang dikatakan Sel, menjawab semampu dan sebisanya sesuai takaran pengetahuannya.
"Seperti orang amnesia yang ingatannya kembali?" Tanya Boy, disusul Sel dan Roy mengangguk dengan semangat.
"Menarik nih. Seperti yang aku jelasin tadi, karakter kalian berbeda dengan temanku sebelumnya. Mereka pintar, wawasannya sangat luas. Bisa jadi temenku yang asli, jiwanya berpindah dimensi seperti kalian. Alias kalian semua sedang bertukar jiwa."
Bulu kuduk Roy dan Sel berdiri, merasakan kengerian dengan penjelasan Boy.
"Who knows? Katanya kita punya tujuh kembaran, kan?"
✨✨✨
"Sayang, tujuh kembaran. Kita udah tiga kali travel menggantikan kembaran kita dari dunia lain." Kata Roy menyimpulkan.
Saat ini mereka berada di rumah makan, berbekal uang yang ada di dalam tas Roy setelah menerima uang sepuluh juta penjualan narkoba. Uang itu tidak sengaja terbawa. Saat ini Roy masih mengenakan tas yang sama, berbeda dengan Sel yang sudah berganti tas.
Mereka juga menyimpulkan, mengapa selalu ada tas? Supaya bisa membawa bekal sebanyaknya.
"Masa Yen mempermainkan kita?" Pikir Sel.
"Gak juga. Buktinya dia ikut travel kemarin." Jawab Roy, ia meneguk minuman alkohol yang harganya sangat mahal.
"Setidaknya kita perlu empat perjalanan lagi baru bisa bebas." Tambah Sel.
Tak disangka cahaya pertama muncul di luar, setelah diintip ternyata letak cahaya mengarah ke zebra cross. Mereka bisa pulang dengan damai karena tidak ada tugas apapun. Ini berarti kembaran mereka akan kembali ke dunia yang mereka pijak sekarang.
"Tapi kok di tengah jalan gitu sih, Sayang?" Kata Sel keheranan.
"Gapapa, kan ada aku. Tunggu lampu merah aja." Jawab Roy.
Mereka menyisiri jalan di trotoar, dengan perasaan gembira. Koin yang mereka kumpulkan sudah lumayan banyak. Meskipun tidak mendapatkan satu juta koin, setidaknya mereka punya sepuluh juta uang tunai untuk makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Photo Box
RastgeleRoy dan Sel adalah pasutri yang baru saja menikah, mereka sedang menikmati libur cuti untuk bulan madu di Bali selama seminggu. Banyak tempat yang telah mereka kunjungi di sana. Ketika mereka ingin mengabadikan momen di photo box, mereka harus mengi...