Boy berjalan dengan langkah tengilnya. Lelaki banyak tanya, banyak marah, banyak wawasan, dan banyak imajinasi ini memang unik. Tidak heran jika nilainya selalu nyaris sempurna. Ia kemudian tersenyum saat berhasil menemukan jawaban mendahului yang lain.
Salah satu murid ada yang kesal karena kalah cepat. Sehingga saat Boy melihat murid itu, perasaannya menjadi peka dan mengajak temannya maju bersama.
"Ayo Ken maju bareng sini, jangan cemberut."
Gadis berambut panjang bergelombang dengan kepribadian sama persis seperti Boy maju ke depan tanpa membawa apapun di tangannya. Boy berusaha menjelaskan bahwa siapapun boleh maju mencurahkan gagasan masing-masing.
"Gimana kalau aku dulu yang jelasin." Ucap Ken, ia mengambil spidol dan mulai menggambar di papan.
"Yes, ladies first." Balas Boy.
"Pertama, aku jelasin hal-hal yang bersangkutan dengan kinerja bulan. Pasang surut air laut. Pasang laut menyebabkan air makin menjauh, presentase air akan berkurang drastis.
Kehidupan hewan laut banyak yang bergantung pada pasang surut, hidup mereka akan sangat terancam sehingga merusak rantai makanan. Bayangin aja banyak ikan mati, kita tidak bisa mengonsumsinya." Jelas Ken.
Boy tiba-tiba angkat bicara, "Mungkin Ken tidak akan setinggi ini, begitu juga dengan Sel." Boy menempatkan tangannya di depan dadanya, mengejek kedua gadis yang alisnya sudah mengerut.
"Lanjut, Ken."
"Halah, paling tinggimu juga bakal setara sama aku, wleek."
Boy cuma meringis melihat amarah si kecil meluap-luap.
"Cuaca menjadi kacau, gurun bisa berubah menjadi es, mengapa? Karena gravitasi bulan berdampak pada gravitasi bumi, memengaruhi kemiringan sumbu bumi serta rotasi perputaran bumi menjadi cepat." Ken menghentikan presentasinya, gadis itu mundur untuk memberikan kesempatan Boy menjawab sisanya.
"Lanjutkan, Boy. Pengaruh kemiringan dan perputaran bumi."
Boy kemudian menunjukkan gambar di proyektor, "Siklus harian turut berubah, dari yang biasanya dua puluh empat jam menjadi kurang lebih delapan jam. Enak nih kedengarannya, eits tunggu dulu. Dampak negatifnya jam tidur kita terpangkas menjadi lebih sedikit karena malam yang sangat singkat.
Bencana baru akan mendatangi kita. Badai ekstrim yang konstan. Entah apakah kita masih bisa survive?
Kemudian dampak bagi binatang nokturnal, kehidupannya yang bergantung dengan cahaya alami bulan untuk mencari makan akan terancam."
Dari penjelasan Boy dan Ken, dapat disimpulkan bahwa jika tidak ada bulan, maka bumi akan mengalami kepunahan massal.
Tidak terasa bel istirahat berbunyi, mereka mengakhiri kelas untuk pergi makan siang. Roy dan Sel membawa ponsel masing masing, melihat koin yang ternyata sudah terisi banyak.
Boy menghampiri mereka berdua, "Enaknya nanti bahas apa lagi ya?"
Sel menoleh ke belakang, memutar bola matanya malas, "Cukup, Boy. Jangan ngomongin pelajaran pas istirahat."
"Pacarmu tuh, pemalas dan galak ya." Ledek Boy kepada Roy.
Malas bagaimana, Sel selalu bangun pagi membuat sarapan untuk Roy. Membersihkan rumah, mencuci, semua pekerjaan rumah dikerjakan dengan senang hati tanpa adanya paksaan.
"Ngawur!" Timpal Roy tidak terima.
Kini mereka memakan menu seafood megah seperti di restoran mahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Photo Box
DiversosRoy dan Sel adalah pasutri yang baru saja menikah, mereka sedang menikmati libur cuti untuk bulan madu di Bali selama seminggu. Banyak tempat yang telah mereka kunjungi di sana. Ketika mereka ingin mengabadikan momen di photo box, mereka harus mengi...