Bag. 22

480 30 4
                                    

  Ayunda dan Naomi sedang sibuk di dapur , sedangkan Ananta dan juga Benny sedang minum kopi di ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  Ayunda dan Naomi sedang sibuk di dapur , sedangkan Ananta dan juga Benny sedang minum kopi di ruang tamu. Aisila, dia menemani Arifah yang masih di kamar.

"Gua bukan wanita murahan kan Laa ?" Gadis itu bertanya dengan sungguh sungguh .

"Bukan fah .. , lu bukan cewek kaya gitu "

"Tapi dia udh nyentuh gua Laa .. , dia megang badan gua ! Dia nyium gua !" Suara itu terus saja meninggi .

Aisila menarik tangan gadis itu agar menghadap dirinya.

"Arifah .. , Lu nggak kotor . Lu juga nggak salah apapun , nggak ada yang berkurang dari diri lu.  Semua itu cuma mimpi buruk Arifah "

"Mimpi buruk lo bilang ?! Gua yang ngerasain ! Gua yang tahu gimana bedebah itu nyium gua dan ngeraba dada dan tubuh gua Laaa !" Gadis itu berteriak kencang hingga suaranya keluar dari kamar.

"Arifah ! Gua nggak bisa ngehapus ingatan lu ! Gua juga nggak bisa mutar waktu buat semua itu ! " Aisila balik berteriak ,

"Kalau gua bisa fah ! Kalau gua bisa ! Biarin gua gantiin posisi lu ! Biarin gua ! Gua nggak suka liat lu terus terusan nyalahin diri ! Lu itu berharga buat gua ! Hiks hiks .. lu itu hiks hiks "

Aisila berlari keluar dari kamar itu.  Gadis itu berlari keluar dari apartemen Arifah dan masuk ke lift . Dia benar benar tak kuat melihat Arifah seperti ini ,

Naomi melihat putrinya yang keluar dengan menangis . Semua orang itu mendengar ucapan Arifah dan Aisila . Setelah Aisila pergi , dengan tergesa orang orang itu melihat Arifah yang termenung di tempatnya.

Mata cantik itu memandang sang bunda yang berada di pintu .

"Bundaa " raungnya saat Ayunda memeluk gadis itu .

Ananta memalingkan wajahnya , pria itu memilih keluar dari Apartemen. Tangannya mengepal dengan erat , emosinya berada di ubun ubun . Tapi perasaan di hatinya lebih kuat . Melihat Aisila yang begitu sedih , dan Arifah yang begitu rapuh. Harusnya kemarin ku bunuh dia ...

 
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

Aisila berlari keluar dari gedung apartemen , Gadis itu menangis di kursi panjang yang ada di tepi jalan . Dia menyembunyikan wajahnya di antara 2 lututnya. Tak peduli kendaraan yang lalu lalang , dan beberapa orang yang melihat dirinya .

Beberapa kali sila memukul dadanya sesak . Waktu terus berlalu , meninggalkan Sila yang masih menangis . Saat tangisnya mereda , Aisila pergi dari sana . Dia kembali ke rumah , tujuannya hanya satu kali ini , menemui bajingan yang telah berani menyentuh sahabatnya .

Aisila memegang tiket pesawat miliknya . Dia menggendong ranselnya dan berjalan ke pesawat yang akan di tumpanginya . Matanya menatap Alamat milik Gernand yang dia dapatkan dari sekertaris Ananta .

its that you ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang