"Aisila , this is your grandfather.. and this is your grandmother" ujar naomi memperkenalkan 2 paruh baya di hadapan Aisila.Senyuman dengan wajah keriput yang masih nampak segar. Penuh dengan wibawa dan juga ketegasan, paruh baya yang nampak cantik di sampingnya menatap Aisila dengan berkaca kaca.
Aisila terdiam, melihat bola mata Kakeknya yang sama persis dengannya. Rambut Aisila yang bercampur dengan pirang yang mirip seperti milik neneknya.
"yes... it turns out I'm just like you." Ujar Aisila sembari tertawa.
Steven memeluk cucunya yang begitu berharga,
"I'm sorry, for coming so late" ujarnya.
Aisila mengangguk , ikut merangkul grandma dan juga Naomi. Mereka berpelukan , meninggalkan Liam yang baru saja datang. Steven melihat liam yang baru datang dengan tawa,
"Hei hei .. aku menyuruhmu menelfon daddy. Bukan malah menyusulnya kemari "
Liam terkekeh , " daddy , yang menyuruhku untuk menyusul kemari "
Liam ikut duduk di tengah tengah daddy dan mommynya. Steven tersenyum mengusap kepala Aisila dengan sayang.
"Sudah sembuh ? " tanya grandma
"Sudah , Aisila akan pulang nanti sore. Masih nunggu hasil pengecekan tadi pagi " jawab Aisila.
"Cucu kita sangat cantik " puji steven.
"Ya tentu saja !"
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
Ananta baru saja datang ke rumah Naomi. Kakaknya itu mengajaknya makan malam bersama yang lain. Dia ikut senang melihat keluarga kakaknya sudah lengkap, begitu juga dengan senyuman Aisila.
"we have to talk Ananta" ujar Aisila.
Naomi hanya mengangguk saat melihat putrinya mengajak Ananta pergi. Mereka berdua butuh waktu untuk menyelesaikan perkara yang terjadi. Naomi sangat menyayangkan kejadian kemarin , apalagi saat tahu bahwa sebabnya adalah Arifah , Sahabat putrinya sendiri.
Seakan tak percaya, tapi kembali lagi . Dia sudah mengenal Arifah sejak kecil, tak sekali dua kali memang Aisila dan Arifah bertengkar. Lebih tepatnya , beberapa sikap Arifah yang membuat Aisila marah.
Tapi kembali lagi, Aisila adalah type manusia yang gampang memaafkan untuk orang orang yang di sayanginya. Jadilah, dia memaafkan Arifah dengan begitu mudah.
Bukannya Aisila tidak pernah salah, hanya saja .. Aisila bersikap lebih dewasa dari pada Arifah. Hal ini mungkin faktor didikan Ayunda dan juga benny yang sering memanjakan Arifah. Gadis itu, tidak pernah belajar dalam kesulitan.
"Aku sudah baik baik saja, jadi apakah masalah kemarin karena Aku atau arifah ?" Tanya Aisila , dia sudah menyiapkan hatinya untuk jawaban Ananta. Setidaknya , mungkin kali ini kita akan mengambil keputusan yang tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
its that you ?
Fanfiction"Lagian kenapa sih Nathan harus deket deket gua ?! Udah tau nggak bisa di miliki , sok sok an ngedeket " Itu adalah secuil protes Aisila tentang Seorang Nathal noël . Seseorang yang dulu hanya bisa di lihat satu sisi , dan saat ini menjadi 3D , na...