Bag. 35

456 39 1
                                    

●Paris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


●Paris

Aisila diam sepanjang jalan, sungguh dia ingin marah pada Ananta yang katanya akan terbang ke paris tepat waktu. Tapi lihatlah , dia sedari tadi bahkan hanya bisa melihat pertandingan Nathan dari layar ponselnya.

Meski mobil yang di tumpanginya berjalan dengan cepat, tapi sayang .. jaraknya ke stadion memang jauh. Aisila kembali mengumpat melihat tim kebanggaan milik Ananta harus lagi dan lagi terkena tiupan peluit oleh wasit .

"Ohh shit ! Letoy banget sih !" Sungut Aisila.

Dia benar benar geram dengan wasit kali ini. Suara pluit yang memekak telinga setiap timnya baru memulai permainan , membuat Aisila mengumpat.

"Sialan ! Yg ada lama lama down semangat mereka !"

  Aisila melihat waktu main , hanya tersisa 5 menit lagi untuk mereka. Aisila melihat kedepan, jalan raya masih terbentang sangat panjang.

"Kita sampai , semua sudah selesai "

  Ananta melihat Aisila yang sejak tadi menonton penuh emosi , dia juga emosi tapi tidak seperti Aisila yang sejak tadi mengumpat. Gadis itu bergerak tak nyaman di tempat duduknya.

"Ananta, aku benci ini " ujar Aisila.

  Mobil Ananta berhenti, Aisila bergegas keluar tanpa menunggu Ananta. Melihat Aisila yang terburu buru pergi , Ananta mengejar gadis itu.

"Sorry, you can't enter. The event is almost over"
 
  Aisila di cegat oleh seorang petugas , membuat gadis itu berdecak tak sabar. Dia melihat Ananta yang masih berlari ke arahnya.

"let us in" Ananta memberi perintah , pemuda itu menunjukkan kartunya.

  Melihat petugas itu membukakan pintu, Aisila segera masuk ke dalam.

Priiiiiiitttttt

Kaki Aisila terasa amat berat untuk melangkah saat mendengar bunyi peluit terakhir. Dia melihat beberapa pemain Timnya menangis, dan ada pula yang terdiam dengan hati yang kacau.

Ananta menarik Aisila untuk berjalan ke tempat duduk. Sedangkan mata Aisila sejak tadi memperhatikan Nathan yang hanya terdiam .

I forgot to ask for something , ...

Aisila menatap papan scor yang menunjukkan kemenangan telak milik mereka. Scor 2 - 0 itu seakan meruntuh kan segalanya.

"Aisila .. "

  Aisila menatap Arifah yang ikut berlinang Air mata menyaksikan kekalahan negaranya. Sedangkan Ananta sudah pergi entah kemana. Kedua gadis itu berpelukan, hingga para pemain berjalan bersisian di samping mereka.

  Aisila melihat Ayah Nathan dan juga keluarganya yang lain. Melihat Nathan yang menatapnya saat akan masuk ke dalam ruangan, membuat Aisila cepat cepat pergi dari sana.

its that you ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang