Di siang yang cukup terik, Arjun, Edwar, Jayden, Jefran, Yasha dan Mirta sedang duduk anteng di gazebo yang terletak cukup dekat dengan gerbang kost mereka. Para anak Teknik ini sedang membuka laptop masing - masing, selangkah demi selangkah mengerjakan laporan masing-masing. Pemandangan yang cukup langka sebenarnya, karena jarang-jarang mereka mau duduk-duduk di gazebo kost.
Tak lama kemudian, mereka melihat sebuah mobil yang sangat asing dipandangan mereka, tak lama keluar sosok pria yang cukup keren, menurut Arjun sih iya, tapi menurut Jefran masih keren dia.
Melihat pemuda itu hanya terdiam seperti bingung di depan kost Jayden menyenggol pelan lengan Mirta. Mirta menghela nagas kemudian turun dan menghampiri pemuda tersebut.
"Mau cari siapa Mas?" Mirta berinisiatif bertanya, pada akhirnya dia lagi yang menjadi tumbal karena tidak satupun temannya itu mau berbasa-basi.
"Ini bener alamat kostnya Mira ya? kebetulan saya udah ada janji," Tak lama setelah mengatakan itu Mira keluar menggunakan dress yang cukup feminim. Yasha yang melihatnya sempat terpana apalagi ditambah senyuman yang tak lepas dari bibirnya itu, jika saja Jayden tidak langsung menutup matanya mungkin wajahnya masih akan terlihat konyol.
Bukan hanya Yasha saja yang kagum, tapi Arjun, Edwar, Mirta, dan juga Jefran juga sempat terpana. Pesonaaa calon dokter ini memang bukan main.
"Kamu nunggu lama gak Daf?" Mira bertanya pada sosok dihadapannya ini tanpa menggubris keberadaan Mirta.
"Baru aja nyampe, yok mau berangkat sekarang?"
Mira mengangguk, tak lama dirinya menotice keberadaan Mirta yang berdiri kaku didekat mereka. "Ta, kalau misal anak cewek pada nyariin bilang aja aku lagi keluar ya." Pesannya. Mirta hanya mengangguk kemudian arah pandangnya mengikuti gerak-gerik Mira dan pria yang di panggil Daf itu.
"Makanya kalau suka itu bilang bro, liat doi sama yang lain kan beribet tuh," Jayden menepuk pundak Edwaer dengan pelan.
Edwar tentu saja kaget saat Jayden langsung berkata demikian. "Gue gak bilang suka sama Mira?" Tanyanya dengan bingung.
Arjuna berdecih. "Tapi keliatan lu suka sama doi." Ucapnya, Mirta sudah kembali bergabung dengan mereka. Melihat raut kusut Edwar, Mirta sontak tertawa. "Gak usah ngeles War, dari awal juga anak-anak notice kali kalo Mira itu tipe lu banget!"
"Gue lanjut nugas ntar aja deh, gue mau tidur." Edwar buru - buru membereskan peralatannya dan langsung masuk ke kamarnya begitu saja. Menghindari ledekan lain dari teman-temannya.
"Taruhan gak nih?" Arjun menaik turunkan alisnya sembari mengeluarkan uang dua puluh ribu dan menaruhya ditengah - tengah.
"Kata gue, Edwar bakal mulai ngegas mepet si Mira sih." Yasha ikut mengeluarkan uang berwarna merah yang sontak saja membuat Juna tersenyum lebar.
"Edwar mana ada nyali, kata gue dia bakal tetep jadi pengagum dari jauh." Kali ini Jayden mengeluarkan lima lembar uang berwarna merah, hal itu sontak saja membuat Arjun maupun Yasha melotot kaget.
"Oke gue tim netral, jadi gue bakal tetap menang nantinya." Ujaran Jefran sontak saja mendapat toyoran penuh kasih sayang dari semua orang yang ada disana.
****
"Gede juga nyali si Daffa sampe berani jemput Mira kesini," Lili saat ini sedang bersama dengan Aruna, Bimo dan juga Yuriko di balkon kamarnya.
Bimo yang sedang makan pisang goreng sontak ikut menatap kebawah, dimana dilihatnya sebuah mobil mini cooper sudah melaju meninggalkan perkarangan kost ninety-seven.
"Daffa teh saha?" Tanyanya dengan heran.
"Adalah, dia lagi mepet Mira emang, tapi kita-kita gak srek sama itu cowok. Makanya gue bilang nyalinya gede, ini kalo si Roila tau bisa berabe sih."
![](https://img.wattpad.com/cover/369446188-288-k305292.jpg)