"Ada hal yang harus kau putuskan, dan aku tidak bisa memberimu kesempatan untuk menundanya lagi, kita lakukan sekarang, atau tidak sama sekali"
Jeonghan terdiam. Begitu juga dengan Sehun dan juga Seongcheol. Kaki jenjang si manis itu belum menapak pada bagian lantai mobil mewah berwarna hitam di sampingnya. Pintunya masih terbuka lebar setelah sebelumnya sempat Sehun tarik agar sang pujaan hati bisa leluasa untuk masuk ke dalamnya. Namun kemudian, Jeonghan menggerakkan tangannya yang lain untuk menyentuh tepinya. Mendorong pintu itu agar kembali tertutup.
Seongcheol masih tak bergerak. Diam-diam mencuri pandang pada tangan Sehun yang masih bertengger dengan erat untuk menggenggam jari-jari lentik nan panjang milik sang teman. Tanpa dia sadari, tatapannya menjadi sendu. Meneguk liurnya dengan samar demi menahan dirinya agar tak jatuh akibat guncangan kuat yang melanda perasaannya detik itu juga.
"Han..."
"Apa yang ingin kau bicarakan?". Tanyanya dengan singkat. Terdengar ketus tanpa empati.
Seongcheol mengikat kuat emosinya. Memberanikan dirinya untuk maju lebih dekat pada keduanya. Rahang Sehun mengeras tatkala Seongcheol berjalan lebih dekat pada mereka. Semakin menggenggam jari-jari lentik yang berada dalam lingkup jemarinya tanpa rongga. Seolah tak ingin memberikan kesempatan bagi Jeonghan untuk berlari darinya sekali lagi seperti sebelumnya. Sehun maju selangkah. Menjadikan dirinya menjadi perisai hidup bagi sosok yang lebih pendek di belakangnya.
"Jeonghan akan pulang bersamaku". Sergahnya. Berusaha menahan Seongcheol untuk tak menjadi lebih dekat dengan namja manis di balik bahunya.
"Aku bisa mengantarnya"
"Kau tak bisa mengantarnya tanpa persetujuannya"
"Han..". Seongcheol memutuskan tatapannya pada kedua mata Sehun yang terlihat marah. Memiringkan kepalanya untuk meminta ijin pada Jeonghan yang masih tak bergeming dari tempatnya. "Kumohon...". Pintanya dengan lembut.
"Dia-tidak-ingin-pulang-bersamamu"
"BERHENTILAH MENCAMPURI URUSANKU DENGAN JEONGHAN BRENGSEK!". Teriaknya. Rahang Seongcheol mengeras. Meneriakan amarahnya yang tak lagi bisa dia kendalikan karena dia merasa Sehun Tengah memberikan dikte non verbal pada Jeonghan. Teriakan keras itu menggelegar. Mengusik ketenangan yang sebelumnya ada di dalam basement yang bahkan tanpa kedua lelaki itu sadari bahwa amarah yang terlontar itu membuat Jeonghan berjengit akibat rasa terkejut.
Seketika, Sehun melepaskan genggamannya pada jari lentik milik seseorang bersurai panjang itu. Beralih menceengkeram kerah kemeja lawan di hadapannya dengan kuat. "Kau menantangku hah?!"
"Kau pikir aku takut denganmu? Aku bahkan bisa menggser rahangmu jika aku mau"
BUGH!!!
Suara pukulan keras itu dengan jelas tertangkap oleh sepasang indra pendengar Jeonghan. Membuatnya terbelalak lebar ketika melihat Seongcheol terhuyung ke belakang akibat pukulan Sehun yang terarah tepat di pipinya. Seongcheol bangkit, menerjang Sehun yang masih bersiap di posisinya. Mengepalkan tangan kanannya dan bersiap untuk membalas sang lawan yang tak juga mundur dari posisinya. Namun, kemudian...
"BERHENTI!!! SEONGCHEOL BERHENTI!! TOLONG HENTIKAN... AKU AKAN PULANG BERSAMAMU". Teriaknya ketika dia mendapati Seongcheol yang tengah berdiri dan bersiap untuk membalas sang atasan. Jeonghan bergerak cepat pada sisi sang teman. Menahan lengannya dengan kuat untuk menghentikan pergerakannya. Meskipun sudah berbulan-bulan mereka tak lagi bercengkerama, namun puluhan tahun waktu yang mereka gunakan bersama, tak bisa terhapus begitu saja. Jeonghan sangat memahami dengan pasti tentang bagaimana kuatnya pukulan Seongcheol terhadap lawan-lawannya. Seongcheol menggeluti taekwondo semenjak mereka sekolah dasar. Bahkan masih sering berlatih selepas mereka lulus dari sekolah menengah atas. Jeonghan tahu, jika dia tak menghentikan amarah Seongcheol mungkin saja dia akan benar-benar menghancurkn tulang pipi Sehun detik itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steganografi [JeongCheol Ver.]
FanfictionIni adalah kisah cinta klasik yang di mulai sejak keduanya duduk di bangku sekolah dasar. Namun, cinta itu rupanya hanya di rasakan sepihak. Seongcheol mencintai Jeonghan setengah mati, tapi Jeonghan menganggapnya tak lebih dari seorang kawan. Menun...