ĉapitro dek unu

194 26 40
                                    

Yezekael mengecup bibir Arzelie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yezekael mengecup bibir Arzelie. Merasakan isi mulut gadis itu yang terasa manis. Tangannya nyaman, menahan gadis itu untuk tetap dekat padanya.

"Nona Arzelie?"

Hingga kehadiran May yang tergopoh-gopoh dari kejauhan berhasil menarik atensi Arzelie untuk mendorongnya menjauh.

Yezekael menyudahi kegiatannya dengan tenang. Hanya mengulum bibir bawahnya sementara tangan mendorong pinggang Arzelie untuk menjauh dari tangga.

Membiarkan gadis itu bertemu sapa dengan May yang sudah seperti pengasuhnya di rumah ini.

"Kau mendapat tontonan bagus, Ezho?" Sindir Yezekael pada Ezho yang berdiri tidak jauh dari mereka. Membuat lelaki itu dengan cepat bergabung, pada akhirnya menggiring semuanya untuk masuk ke dalam.

"Saya menyiapkan makanan kesukaan Nona." senyum May semakin bermekaran saat tangannya dengan lembut menggenggam jari Arzelie.

"Sudah lama sekali tidak memakan masakan May, aku benar-benar bahagia."

Ucapan manis yang keluar dari bibir Arzelie dibalas dengan pujian lainnya dari May. Kedua sosok itu seolah terikat. Dan perilaku May yang sudah sepenuhnya jatuh hati pada Arzelie persis terlihat seperti seorang ibu yang memperlakukan anak gadisnya.

Meja makan kala itu dipenuhi oleh perasaan hangat tak kala Ezho ikut menambahkan candaan.

Satu-satunya yang belum membuka mulut hanyalah Yezekael. Dengan mata yang tidak lepas dari gadis di hadapannya, pria itu memakan makanannya dengan tenang. Sesekali hanya melirik bagaimana cara Arzelie dan May tersenyum pada satu sama lain.

"Jadi, apa yang kau lakukan selama dua tahun ini di Edinburgh?"

Pada akhirnya suara Yezekael terdengar mengisi ruang makan itu.

"Ada banyak hal yang Kinsley tunjukkan di sana."

Ah, ada baiknya hal yang Kinsley tunjukkan itu adalah hal-hal yang bisa ditonton oleh anak kecil.

"Aku juga belajar banyak hal. Terkadang membantu Kinsley. Bahkan sempat bekerja sepulang dari sekolah."

Gerakan Yezekael saat menyendok makanannya sempat terhenti. "Bekerja?" ulangnya.

"Ku kira uang yang ku kirimkan lewat Kinsley cukup untuk menghidupimu tanpa perlu kau bekerja." Yezekael mengangkat pandangan, menatap Arzelie dengan tanda tanya.

Membuat sosok yang ditatap hanya mengatupkan bibir. Seperti ia salah berbicara.

"Apa perempuan itu tidak memberikannya padamu?" Tanya Yezekael lagi.

"Tentang itu ... Aku yang meminta Kinsley untuk tidak memberitahu semuanya. Aku bekerja atas kemauan sendiri dan Kinsley selalu rutin memberiku uang saku, juga membayar semua keperluan--"

"Untuk apa?"

"Ya?" Arzelie meremas dress-nya di bawah meja. Sudah lama sekali tetapi intimidasi yang Yezekael berikan adalah hal yang tidak akan bisa ia 'biasakan'. Hal itu masih berhasil untuk membuatnya gugup, bahkan ketika ia tidak membuat kesalahan sekalipun.

INTRÉPIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang