lima

1.3K 117 29
                                    

Tiga jam dalam penantian yang panjang bagi mereka yang setia menunggu dengan tidak sabaran serta deg-degan dengan berbagai emosi dalam diri setiap orang, menanti saat-saat orang tersayang mereka yang telah lama terbaring koma akhirnya  kembali sadar, semua orang didalam ruangan fokus melihat pada suatu objek dengan fokus, pada sosok seorang gadis yang perlahan menggerakkan jemari tangan nya lemah, disusul dengan kedipan mata samar menyesuaikan cahaya yang lama tak ia lihat sampai akhirnya terbuka sempurna, erangan kecil terdengar dari mulutnya suara yang sudah lama tak mereka dengar dan mereka rindukan.

"Sayang, syukur lah akhirnya kau sadar." ucap Anderson penuh haru dan rasa syukur dengan air mata bahagia yang membasahi pipinya.

"Apa yang kau rasakan?"

"Apa kau merasa baikan?

"Apa ada yang sakit?"

"Kau butuh sesuatu?"

"Aku akan panggilkan dokter."

"Tekan saja tombol nya, kenapa mesti repot menyusul nya sendiri."

"Oh iya saking terlalu bersemangat aku sampai lupa dan tidak kepikiran dengan tombol itu."

"Ai kau masih ingat kami kan?" satu pertanyaan dari Kavian menghentikan suasana serta rentetan pertanyaan heboh dari orang -orang yang ada disana, semua kembali fokus menatap insten pada  Fairy yang hanya diam sedari tadi menatap mereka,  menunggu jawaban Fairy akan pertanyaan yang Kavian ajukan.

Fairy masih diam, semua orang menunggu dengan harap cemas takut apa yang dokter ucapkan sebelumnya akan benar terjadi.

"Aku benar kembali? Suatu keajaiban mengingat seharusnya aku sudah mati seperti kehidupan ku yang pertama." batin Fairy tidak menyangka, dengan apa yang ia alami.

Fairy meneliti dalam diam semua orang yang berada di dalam ruangan tempat nya dirawat. "Mereka semua berkumpul disini, termasuk dua sahabat serta Kavian yang telah menjadi tunangan nya, terakhir kali sebelum kecelakaan itu terjadi, entahlah untuk sekarang apa status itu masih tetap sama."

"Mereka terlalu bersemangat, apa mereka lupa aku masih sangat lemah untuk bisa menjawab semua rentetan pertanyaan yang mereka ajukan." Fairy terlalu fokus dengan pikirannya sendiri mengabaikan kehebohan semua orang, hingga satu pertanyaan dari Kavian menyadarkan Fairy dari pikirannya.

"Mengingat mereka? Apa mereka berpikir aku akan mengalami amnesia, pasca kecelakaan serta koma panjang yang aku alami? Haha apa sebaiknya aku mengiyakan saja, aku ingin lihat bagaimana respon mereka dan sekalian aku ingin sedikit bermain dengan mereka semua, sudah lama aku tidak menjahili mereka kan haha." tawa jahat Fairy dengan pemikiran nya sendiri."

"Mereka lucu sekali, yang sebelumnya heboh menjadi tegang dengan wajah mereka yang terlihat jelas menunggu jawaban dari ku atas pertanyaan yang Kavian berikan."

"A..air." ucap Fairy pada mereka, mengabaikan semua pertanyaan mereka, ayolah seharusnya mereka paham bahwa yang ia butuhkan pertama kali adalah air, mengingat entah berapa lama tenggorokan nya tidak dibasahi oleh air, bisa ia rasakan betapa keringnya kerongkongan nya hingga air liur pun sulit tertelan olehnya saking kering nya.

"Oh astaga saking senangnya kami, sampai melupakan hal penting itu, cepat-cepat ambilkan air nya." ucap nenek Laura heboh, serta perintah entah pada siapa, tapi semua orang sigap bergerak mencarikan air yang Fairy butuhkan, hingga Anderson yang duduk paling dekat dengan nakas samping brankar Fairy segera saja meraih gelas berisi air putih yang sudah tersedia disana dan membantu Fairy untuk meminum air itu hingga tandas.

"Sudah merasa baikan? Apa ada lagi yang kau butuhkan?" tanya Anderson pada Fairy.

"Makan?" ucap Fairy memberi tahu mereka apa yang ia inginkan, karena rasanya perutnya sungguh melilit karena sangat lapar entah berapa lama ia tak makan, apa kabar dengan lambung nya, apakah masih baik-baik saja.

KaviryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang