sembilan belas

1.9K 102 13
                                        

"Ehem." gugup nya sebelum bercerita. " Jadi gini sebenarnya aku itu mengulang waktu dan kita dikehidupan sebelum nya adalah suami istri." ucap nya memberitahu Kavian fakta yang ia alami berharap Kavian mempercayai nya.

"Kamu gila?"

"Gak, gak aku serius dan aku bicara tentang kebenaran, dikehidupan sebelum nya kita berdua memang benaran pasangan suami istri, waktu itu aku kecelakaan setelah dua tahun pernikahan kita." ucap Jessie memberi tahu tapi tetap menutupi prilkau buruk nya pada Kavian di kehidupan sebelumnya. " Dan gak tau kenapa tiba-tiba aku kembali terbangun ke ke empat tahun sebelumnya, dua tahun sebelum kita bertemu dan saling mengenal, karena takut akan terlambat karena aku lihat semua tak seperti apa yang ada di masa lalu makanya aku nekad buat nemuin kamu lebih cepat bahkan sebelum pertemuan di antara kita terjadi seharusnya." jelas Jessie lebih detail, namun setelah ia bercerita sepanjang itu tak sesuai ekspektasi nya ia kira Kavian akan langsung percaya dan mulai tertarik dengan apa yang ia katakan namun apa yang ia lihat hanya tampang datar Kavian yang menatap aneh dirinya, apa Kavian berpikir ia hanya membual.

"Kav?" tegur Jessie pelan. "Gimana kamu percaya kan?" tanya Jessie hati-hati, risau rasanya takut usaha nya yang terakhir ini juga berakhir gagal, entah apa lagi yang harus ia lakukan demi bisa membuat Kavian memperhatikan nya.

"Gak ada yang seperti itu di dunia ini." sahut Kavian logis. "Mengulang waktu? ia pikir aku bocah TK yang percaya saja mendengar kan cerita dongeng dari nya itu." batin Kavian mencemooh.

"Ada kav, dan aku sendiri yang mengalami nya." kukuh Jessie masih berusaha meyakinkan Kavian.

"Apa buktinya?"

"Bukti?"

"Ya bukti, atas apa yang semua kau ceritakan sebelumnya, tentang kau yang kembali mengulang waktu." ucap Kavian memperjelas.

"Bukti ya, bukti apa yang ku punya untuk memperkuat apa yang aku katakan padanya agar ia percaya." Batin Jessie gusar, ia tak tau apa yang sekiranya bisa ia jadikan bukti.

"Tidak ada? jika begitu aku tak punya alasan untuk mempercayai nya."

"Tapi kav___

"Datang kembali jika kau punya bukti kuat atas semua ucapan mu." ucap Kavian segera berlalu pergi meninggalkan Jessie, ia harus cepat kembali pulang karena pasti Fairy tengah menunggu kepulangan nya.

Di tiga langkah yang ia ambil Kavian kembali menghentikan langkahnya. "Walaupun kau berhasil kembali dengan bukti nantinya tidak akan ada yang berubah, aku tetap tidak akan pernah menerima mu dalam hidup ku." ucap Kavian telak pada Jessie dan segera kembali meneruskan langkah nya untuk segera pulang.

Jessie sendiri masih diam terpaku setelah mendengar perkataan Kavian. " Apa benar-benar sudah tak ada kesempatan? Tapi untuk apa aku mengulang waktu jika takdir tak berpihak padaku, mungkin ini ujian ku atas karma yang telah ku lakukan di masa lalu, aku harus lebih berusaha lagi untuk meyakinkan Kavian agar ia bisa kembali menjadi milikku." tekad Jessie tak ingin menyerah lebih cepat.

___________

"Udah balik Kav?" sapa Rionel semangat 45 tidak lupa senyum nya yang merekah sempurna diiringi dengan kekehan yang sesekali terdengar saking senangnya dirinya atas kepulangan Kavian.

Kebalikan dengan Rionel yang tampak bersemangat, Fairy malah terlihat murung dan Ares yang terlihat diam saja dengan ekspresi jengah.

"Kenapa?" tanya Kavian heran, dengan suasana yang dipikirkannya aneh terjadi pada mereka.

"He...he gak, lagi senang aja." sahut Rionel jujur.

"Ai, Kamu kenapa kok murung gitu." tanya Kavian pada Fairy memastikan, mengabaikan wajah bahagia Rionel yang ia tunjukkan.

"Kasi tau Ai, aku udah gak sabar ni." suruh Rionel semangat.

Kavian sendiri merasa bingung dan juga merasa takut, apa Fairy murung seperti ini, karena dirinya ketahuan telah berbicara dengan Jessie sebelum nya, jika benar habis lah dia.

"Ai?"

"Sebelum nya kami bertiga taruhan main game, buat yang kalah bakal kasi hadiah ke yang menang." jelas Fairy tenang.

"Lah terus, apa masalahnya?"

"Dan taruhan untuk setiap ronde permainan itu 10 juta." jelas Fairy lagi.

"Terus?"

"Dan aku menjadi pihak yang kalah disini." jelas Fairy lagi, tapi makin kesini ia tak lagi bisa berekspresi tenang.

"Ya gak papa kalah kan wajar Ai." hibur Kavian.

"Hahaha... ya benar kalah memang wajar." sahut  Rionel kelepasan tertawa.

"Diam aku gak ngomong sama kau ya." sinis Kavian yang risih melihat ekspresi terlalu senang Rionel yang sedari tadi ia perlihatkan.

"Jadi kamu tampak murung gini karena kalah main game?" tanya Kavian lagi memastikan.

Yang di angguki oleh Fairy. "Gak papa Ai kalah itu hal yang biasa terjadi dalam permainan." hibur Kavian pada sang kekasih agar ia tidak kepikiran.

"Tapi masalahnya aku kalah nya sebanyak 22 kali ronde dalam permainan." jawab Fairy memberi tahu Kavian. " jadi total semuanya 220 juta dan semua permainan selalu dimenangkan oleh Rionel." lanjut Fairy lagi, yang seketika mengejutkan Kavian.

"Sebanyak itu Ai? pantas aja si Rionel sedari tadi kesenangan."

"Ya maka dari itu aku nyesel menyanggupi taruhan itu mana gak boleh berhenti lagi sama si Rionel sampai kamu pulang katanya, kamu bayarin ya kav uang hadiahnya ke Rionel, aku kan gak pegang uang." ucap Fairy memberi tahu.

"Gak usah di bayar aja Ai, dia kan udah sering juga morotin uang aku." ucap Kavian santai.

"Gak bisa gitu dong taruhan tetap taruhan, kalo Kavian gak sanggup bayar aku bakal minta sama om Anderson gampang pasti langsung di bayar cash sama dia hahaha."

"Ya udah aku yang bayar, jangan kasi tau om Anderson ntar Fairy di omelin." setuju Kavian akhirnya.

"Oke bayar dulu cepat." tagih Rionel tidak sabaran.

Kavian sendiri menatap sinis Rionel tak urung ia tetap mengirim kan uang sesuai dengan kesepakatan.

"Hu aku cuma kalah cepat aja tangan nya, udah lama gak main game jadi nya kaku tangan aku, lihat aja di taruhan berikutnya aku bakal kalahin kamu." ucap Fairy kesal rasanya dan berniat akan membalas dendam nanti pada Rionel.

"Udah tu, dasar mata duitan." cibir Kavian.

"Siapa di dunia ini orang yang gak mau duit, masih ada lagi tu Kav, sama si Ares Fairy juga Kalah sebelas kali." ucap Rionel enteng senang nya rasanya.

"Lagi?"

"He...he iya di bayarin sekalian ya kav." ucap Fairy tidak enak.

"Gak papa Ai, uang aku kan uang kamu juga, kamu bebas pake buat apa aja, cuma heran aja sama mereka udah tau kamu terus kalah malah masih terus di tantangin main sama mereka kan jadi enak di mereka." sindir Kavian pada kedua sahabatnya.

"Namanya juga permainan Kav." kelakar Rionel mengejek Kavian.





Maaf jika part kali ini gak sesuai dengan ekspektasi kalian ya

Makasih buat yang udah baca dan kasi vote buat cerita ini ya

Bay .....bay..

22 Juli 202⁴

KaviryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang