tiga belas

959 84 4
                                    

"Bagaimana pah apa sudah papa bicarakan dengan tuan Kairav tentang rencana perjodohan antara aku dan Kavian putranya?" tanya Jessie pada papa nya begitu papanya tiba dari pertemuan nya dengan tuan Kairav seperti yang direncanakan mereka sebelumnya.

"Sudah." jawab papa Jessie tenang merespon pertanyaan putrinya.

"Terus, terus bagaimana tanggapan tuan Kairav pah dia setuju kan?" tanya Jessie tidak sabaran, mendesak sang papa untuk segera menjawab pertanyaan nya.

Tuan Ergano hanya merespon dengan gelengan pelan serta tatapan penyesalan pada putrinya, yang seketika merubah raut wajah semangat Jessie menjadi datar menatap tajam sang papa. "Kenapa respon papa seperti itu? Apa tanggapan tuan Kairav saat papa mengajukan perjodohan itu? jangan katakan kalau papa gagal meyakinkan tuan Kairav, jawab pah kenapa papah diam aja?" cerca Jessie tidak sabaran sekaligus risau, ia takut apa yang ia pikirkan benar terjadi.

"Ya , papa tadi telah bertemu dengan tuan Kairav dan papa juga sudah menyampaikan padanya untuk menjodohkan kamu dan putranya Kavian, tapi tanggapan tuan Kairav diluar prediksi papa, dia mengatakan bahwa anaknya sudah memiliki tunangan sejak tiga tahun lalu dan ia juga mengatakan bahwa Kavian sangat mencintai tunangan nya itu." jelas papa Jessie apa adanya sesuai dengan apa yang ia dengar dari tuan Kairav sebelumnya.

"Sudah bertunangan, Kavian?! Bagaimana bisa?" seru Jessie syok tak menyangka dengan fakta yang ia dengar. "bukankah seharusnya Kavian bertunangan dengan dirinya, lalu kenapa bisa Kavian sudah  bertunangan sedangkan yang menjadi tunangan nya bukanlah dirinya, lalu siapa wanita sialan yang merebut posisi itu dari nya." batin Jessie geram.

"Siapa, siapa wanita itu yang menjadi tunangan Kavian?" tanya Jessie marah pada papanya, sembari membanting ponselnya dilantai dengan keras saking kesal dan tidak terima nya dirinya akan keadaan takdir yang seperti tidak lagi berpihak kepadanya.

"Papa juga tidak tahu nak, tuan Kairav tidak memberi tahu kan siapa orang nya saat papa bertanya tadi."

"Brensek aku tidak terima, pria incaran ku ternyata sudah dimiliki oleh wanita lain, papa aku tidak terima aku hanya ingin Kavian yang menjadi suami ku, jadi aku harap papa akan selalu mendukung ku untuk bisa memiliki Kavian dengan cara apapun itu." ucap Jessie yakin penuh obsesi, ia bersumpah akan merebut kembali Kavian menjadi miliknya.

"Tapi nak, kau yakin akan berbahaya jika kita berurusan dengan Kavian, dia bukanlah orang yang bisa kita senggol, apalagi menyangkut hal tentang pertunangannya yang pastinya adalah ranah pribadinya yang tidak bisa kita usik sembarangan apalagi kita hancurkan." ujar Papa Jessie memberikan pengertian pada putrinya, berharap Jessie mengurungkan niatnya.

"Tidak pah, sampai mati pun aku tak akan menyerah, akan aku lakukan apapun itu demi bisa memiliki Kavian sebagai milik ku, dan papa harus membantu ku dengan cara apapun itu." ujar Jessie tetap kukuh dengan keputusan nya. "Dan untuk wanita itu siapa dia, akan aku cari tau siapa dia, seperti apa dan sehebat apa dirinya hingga bisa membuat Kavian menjadi miliknya mendahului aku yang seharusnya adalah takdir dan pasangan Kavian yang sebenarnya seperti di kehidupan ku yang pertama." Ujar Jessie dengan lirihan diakhir kalimat nya.

Tuan Ergano sendiri hanya pasrah akan permintaan putri semata wayangnya, mau tidak mau dirinya harus menuruti keinginan putrinya, sebagai seorang ayah tidak mungkin ia membiarkan putri nya berjuang sendirian, apa lagi lawannya bukanlah orang sembarangan.

___________________

Dret ... Dret...

Ponsel Fairy diatas nakas kamar nya berdering, terlihat nama
Kavian my ♥️ tertera dilayar , tanpa pikir panjang Fairy segera menjawab panggilan tersebut, bersyukur dengan kemajuan dirinya yang setidaknya sudah bisa menggerakkan tangannya kembali berkat terapi yang rutin ia jalani.

"halo." sapa Fairy begitu panggilan video tersambung.

"malam sayang, lagi ngapain hem?"

Lagi baringan aja di kasur , udah malam juga mau tidur besok kan aku ada terapi lagi." ujar Fairy memberitahu Kavian.

Biar aku yang nemenin kamu besok ya, lepas dari sana aku mau ajakin kamu ke suatu tempat."

"Kemana?"

"Adalah surprise buat kamu, aku yakin kamu bakalan seneng." ujar Kavian yakin.

"Masa, seyakin itu kamu aku bakalan seneng, apa sih aku jadi penasaran."

"Adalah, yang namanya suprise ya rahasia donk sayang, masa aku kasi tau kamu gak suprise lagi dong jadinya."

"Ya deh, aku tunggu besok suprise  yang kamu maksud."

"Tidur gih, katanya mau tidur, udah malam juga, tapi jangan dimatikan telpon nya ya, biar aku temani kamu dari sini, sambil aku selesai in kerjaan aku."

"Gak apa emang aku tinggal kamu tidur duluan?"

"Gak papa tidur gih sana, aku kerja sambil liatin kamu biar gak ngantuk dan bisa tepati janji aku kekamu besok."

"Bisa ya gitu, ya udah, met malam dan selamat lembur."

"Bisa lah kamu kan penyemangat aku, ya sayang, mimpiin aku ya."

"Hem."

Kavian sendiri kembali lanjut mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk, agar besok dirinya mempunyai waktu luang untuk dihabiskan bersama dengan sang kekasih, sesekali Kavian akan menatap layar ponsel didepan nya untuk melihat Fairy yang tertidur lelap serta damai, cantik dan imut itu yang terlihat saat Fairy tertidur, seperti boneka hidup yang tertidur, membuat siapa saja enggan berpaling dari menatap wajah itu sama seperti yang Kavian lakukan saat ini.

"Ah masa bodoh dengan pekerjaan, bisa aku serahkan pada Exsel untuk menangani nya besok, yang terpenting sekarang adalah ikut tidur seperti Fairy sambil menatap nya hingga kami terlelap bersama siapa tau kami juga akan bermimpi bersama." ujar Kavian segera bergegas merebahkan dirinya ditempat tidur untuk segera tidur menyusul sang kekasih.

Pagi menyambut dan Kavian adalah orang yang terbangun pertama kali sebelum Fairy, menatap layar ponsel nya yang masih tersambung, disebrang sana terlihat Fairy masih asik dengan dunia mimpinya, bahagia rasanya bangun tidur nya disambut dengan wajah cantik gadis tersayang nya, rasanya Kavian ingin selalu seperti ini, dan ingin lebih dari ini menatap langsung tanpa perantara ponsel yang terlihat nyata namun nyatanya berjarak sangat jauh.

"Ai, secepatnya akan aku halal kan kamu menjadi milik ku, hanya milik ku " gumam Kavian penuh kesungguhan.

"Hai Ai sayang, bangun udah pagi." ucap Kavian mencoba membangunkan Fairy yang masih terlelap, hanya suara tanpa bisa ia sentuh membuat Kavian merasa gemes.

"Ai...Ai... Ai bangun yuk udah siang kamu harus siap-siap buat terapi kan." ucap Kavian lagi masih belum ada respon dari Fairy.

"Sayang ih, kamu tidurnya pulas banget sih, mimpi in apa sih, semoga ada aku di mimpi kamu ya." ujar Kavian gemes.

"Tidur lagi deh, aku tungguin kamu sampai bangun, biar pas kamu bangun nanti wajah aku yang kamu lihat pertama kali sama seperti yang aku alami." ucap Kavian masih berbicara sediri tanpa ada yang mendengar dan menjawab ucapan nya.

"Sayang banget sama kamu Ai, jadi milik aku selamanya ya Ai, jangan pernah tinggalin aku ya, bisa gila aku kalau tanpa kamu Ai." ucap Kavian menatap sayang Fairy sampai Fairy terbangun Kavian terus menatap Fairy dengan tatapan penuh puja.

Hai aku kembali

Maaf ya baru up baru dapat ide soalnya

Maaf jika part kali ini gak sesuai dengan ekspektasi kalian ya

Makasih buat kalian semua yang udah baca dan kasi vote buat cerita ini ya

Bay .bay...

23 Juni 202⁴

KaviryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang