7, 8, 9, 13 years- in total

63 14 0
                                    

still on march 2023 timeline on the first half,
and will be on august 2024 timeline
on the second half

"Selamat ya, sayang. Aku bangga banget sama kamu." seru Yiren, menyodorkan satu buket bunga untuk Hao, lalu memeluknya.

Hao membalas pelukan pacaranya dengan erat, ia sangat bahagia bisa bersama pacar, keluarga dan teman-teman di acara wisudanya.

"Thank you, love." Hao mencium kening Yiren, yang membuat semua teman-temannya heboh, tanpa terkecuali.

"Ditunggu undangannya ya kack," seru Kuanjui.

"Segera," bisik Hao, membuat Yiren kaget bukan main.

Malam itu, acara dinner besar-besaran diadakan di rumah untuk merayakan kelulusan Hao sebagai lulusan terbaik di angkatannya.

"Gimana kalau tahun depan?" seru Jia, membuka pembicaraan.

"Tahun depan kenapa, mi?" tanya Lay.

"Hao dan Yiren menikah," jawab Jia, membuat seisi ruangan kaget.

"Kok tiba-tiba banget sih, mi?" tanya Hao.

"Karena kalian juga sudah sama-sama sarjana, punya penghasilan dan sudah cocok juga. Tunggu apa lagi?" seru Jia.

"Iya sih, tapi kan itu terserah anak-anak dong mi, maunya kapan. Kalau mereka belum siap untuk menikah, mana bisa dipaksa?" seru Lay.

Jia mengangguk, lalu menoleh ke Hao dan Yiren. "Apa kalian sudah siap?"

"Uh— harus dipikirin mateng-mateng lagi tante, karena pernikahan kan, bukan sesuatu yang bisa diputuskan secara cepat." jawab Yiren, Hao mengangguk, menyetujui.

Jia terdiam sejenak, lalu mengangguk karena akhirnya memahami ada benarnya perkataan Yiren.

Hao kemudian mengelus pelan rambut Yiren sambil tersenyum.

Setelah selesai dengan acara makan malam, Hao mampir ke kamar Yiren, sekalian catch up with things atau sekedar ngobrol biasa.

"Sejujurnya, aku belum siap kalau dalam waktu dekat ini mau nikah." ujar Yiren.

"Aku ngerti sayang, lagian itu mami cuma asbun doang kok, percaya deh." seru Hao.

Yiren mengangguk, "Aku mau nikmatin dulu pacaran sama cowok idaman semua orang ini." seru Yiren, lalu memeluk lengan Hao.

Hao terkekeh, kemudian mengacak pelan rambut Yiren. "Walaupun aku idaman semua orang, yang penting cewek idamanku tetap Wang Yiren."

Membuat Yiren tersipu malu dan menenggelamkan kepalanya di dada Hao.

"Ihh, malu ah!" seru Yiren.

"Malu kenapa? Kan masih pake baju," seru Hao bercanda, sambil tertawa.

Yiren memukul paha Hao, "Oooh udah mulai berani ya sekarang bercandaannya begitu?"

Hao mendaratkan satu ciuman di bibir Yiren, "Kita kan udah bukan anak kecil," seru Hao, menjulurkan lidahnya untuk meledek Yiren.

Yiren beranjak dari sofa, menghadap Hao lalu menjewer telinganya. "Siap dehh si paling tua,"

"Aaw— sayang iya ampun sayang," Hao pura-pura kesakitan, padahal hanya akting.

Yiren akhirnya melepaskan jewerannya lalu mendengus, "Dasar,"

Hao langsung menarik pinggang Yiren untuk mendekat dan mendudukkan Yiren di pangkuannya, lalu menaikkan alis sebelah kirinya, "Galaknya gak berubah ya?" ujar Hao sambil menatap Yiren dengan dalam.

Seven Years Later ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang