semesta yang gagal (Selesai)

bingung

Terkadang kita bingung dengan perasaan kita. Apakah karena suka atau malah kasihan

-khalis wirdana-

***

“Selamat pagi ayah mama” sapaku dengan suara lemas.

“Pagi juga” ucap keduanya.

“Abang mana ma?”

“Lagi siap siap di kamarnya.”

“Ooo gitu.”

“Kamu sarapannya duluan aja.”

“Iya ma.”

“Oh iya, nanti kamu jangan terlalu capek ya sayang, kalau gak sanggup ngerjain sesuatu istirahat sebentar jangan dipaksain.”

“Iya mama aku yang cantik.”

“Pagi yah, ma” sapa Farhan.

“Pagi juga sayang” ucap mereka berdua.

“Kalian langsung sarapan nanti kalian terlambat” ucap mama nadia.

“Oke mama” ucap mereka berdua.

Setelah menghabiskan sarapannya, mereka langsung siap siap untuk pergi ke sekolah.

“Ayo berangkat” ajak Farhan.

“Tunggu bang ada yang ketinggalan aku ambil dulu.”

“Abang tunggu 5 menit.”

“Iya” ucapku dan langsung berlari.

“Udah bang.”

“Ma, ayah kami berangkat dulu ya” menyalam tangan kedua orang tuanya.

“Hati hati, jangan ngebut ngebut dijalan.”

“Iya mama yang cantik” ucap mereka berdua.

“Bisa aja kalian.”

“Pergi dulu ya ma.”

“Iya sayang.”

Tiga puluh menit diperjalanan mereka sudah sampai di sekolah.

“Mau abang anterin” tawar farhan.

“Gak usah aku bisa sendiri kok.”

“Kalau gitu abang ke kelas dulu ya.”

“Iya bang.”

***

“Oii 3 hari Lo gak masuk, kemana aja?”

“Gue sakit” ucapku santai sambil duduk.

“Yang benar, kok Lo gak ngabarin gue sih” kesalnya.

“Mama gue gak ngasih pegang hp gimana mau ngabarin lo.”

“Emang Lo ngapain aja sampe Lo sakit?”

“Mandi hujan.”

“Buset mandi hujan doang langsung sakit, emang bener kayaknya lo gak bisa kena air sembarangan.”

“Eh ni mulut ngomong seenaknya aja, gue bisa ya mandi hujan, emang jatahnya aja sakit, tapi lo harus tau hujan yang kemarin itu berbeda” tersenyum bahagia membayangkan kejadian kemarin.

“Beda gimana?” tanya tasya bingung.

“Gue lagi mandi hujan nih di dekat tokoh buku yang biasa gue kunjungi.”