apakah masih ada tatapan tulus itu?
- khalis wirdana -
“Ayah ma aku pergi ke tokoh buku dulu ya.”
“Sendiri?” tanya mamanya.
“Iya ma, tasya bilang dia gak bisa.”
“Kalau ayah temenin mau” tanya ayahnya.
“Gak usah deh yah, ayah duduk disini aja kasihan mama sendirian di rumah hehehehe” memperlihatkan deretan giginya.
“Udah biasa kok sendirian di rumah” menyindir ayahnya.
Ayah rizki langsung memeluk istrinya. “Kan mas kerja sayang cari uang, kamu mas aja ke kantor selalu nolak.”
“Iya mas aku ngerti kok cuman becanda doang” membalasnya pelukan suaminya.
Jeny memutar bola matanya males. “Kalau mau mesra mesraan jangan di depan aku dong” mendengus sebal, “kalau gitu aku pergi dulu,” menyalam tangan kedua tangan orang tuanya.
“Hati hati ya sayang dijalan” ucap keduanya.
Jeny menganggukan kepalanya dan langsung pergi dari hadapan mereka, tiga puluh menit di perjalanan ia sudah sampai di tokoh buku yang biasa ia kunjungi, dengan senyumannya penuh arti ia langsung masuk melihat novel yang dia inginkan, baginya tokoh ini adalah tempat healing, karena tempat healing gak harus tempat wisata, melihat novel yang bagus, cerita yang menarik untuk memanjakan matanya sudah membuat kepalanya tenang.
Ia berjalan ke sana sini melihat buku dan melihat sinopsisnya, ia mengambil 3 buku yang menarik untuk dibaca, setelah di bayar ia langsung pergi dari tokoh tersebut.
“Habis ini kemana lagi ya,” mengetuk dagunya dengan jari telunjuk. “Apa aku duduk di halte aja ya, kalau di ingat ingat lucu juga aku ketemu sama bang khalis waktu hujan” kekehannya. “Yaudah aku duduk aja disitu,” ia langsung pergi setelah sampai di halte, ia duduk menikmati angin dan kendaraan yang lalu lalang.
“Aku rindu kamu” dengan nada sedihnya dan menundukkan kepalanya, tanpa aba aba air matanya keluar perlahan dan jatuh satu persatu. “Kok pake nangis segala sih,” menutup matanya. “Aku rindu kamu peluk kamu, kenapa sih kita harus saling nyakitin” air matanya mengalir semakin deras dengan isakan kecilnya.
”Jeny” panggil khalis.
Ia mengangkat kepalanya dan menghadap ke depan. “B-bang khalis” kagetnya.
Khalis langsung turun dari motornya dan menghampiri jeny dan jongkok di hadapan jeny serta menghapus air mata jeny.
“Kenapa nangis hmm?”
“Ini beneran bang khalis, aku gak lagi halusinasi kan?” memegang tangan khalis.
“Iya ini aku.”
Jeny langsung menghempas tangan khalis.
“Kenapa dilepas” mengerutkan kedua alisnya.
“N-ngapin p-pegang pipi gue hah?” memalingkan wajahnya.
“Kamu juga tadi pegang tangan aku” tidak lupa dengan senyumannya.
“G-gue pikir orang lain.”
“Kenapa nangis hmm?”
“S-siapa yang nangis cuman kelilipan doang,” ini bang khalis kok dekat banget sih aku jadi grogi ucapnya dalam hati.
“Kelilipan gimana pipinya aja sampai basa, pipi kamu kenapa merah- merah gitu?”
“Pakai blush on nya kebanyakan” masih memalingkan wajah.
Tanpa minta izin khalis merapikan rambut jeny yang sedikit berantakan “aku rindu” membisikkan di telinga jeny.
KAMU SEDANG MEMBACA
semesta yang gagal (Selesai)
Teen FictionSingkat saja. Dua remaja yang memiliki kisah cinta yang rumit. "Kamu adalah cinta pertama dan terakhirku" Happy or Sad penasaran kan dengan ceritanya, ayo mampir ke ceritaku 🚫🚫🚫 SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN, READRS BAHAGIA, PENULIS J...