"Rami?..."
Rami mendekati Ahyeon, ia memberikan satu sandwich dan susu ke Ahyeon, "Nih di makan dulu"
Ahyeon yang melihat itu menggelengkan kepalanya, "makasih, gua gak laper kok" Namun suara perut Ahyeon lebih jujur dari pada dirinya. Rami tersenyum sambil menyerahkan sandwich tersebut, mau tak mau Ahyeon menerimanya.
"Kenapa lo kesini? bukannya lo salah satu dari mereka?" Selidik Ahyeon sembari melahap sandwich pemberian Rami.
Rami terdiam sejenak, ia menghela napasnya
"...bisa dibilang iya sih gua bagian dari mereka, gua gak pernah bela lo dan gua juga cuma diem aja kalau lo di rundung"
"Tapi, makin lama gua ngerasa mereka keterlaluan sama lo"
Ahyeon menghela napasnya, "Jadi..lo mengasihani diri gua? makanya lo mau deketin gua gitu? gua gak selemah itu kok"
Rami menggelengkan kepalanya "Bukan gitu Yeon..gua tau kok lo gak lemah, buktinya lo hebat masih bisa bertahan sampai detik ini" Rami tersenyum simpul. Ahyeon menundukkan kepalanya, ia tak bisa mendengar ucapan seperti itu saat ini, karena membuat hatinya melemah.
"Kalau mau nangis, nangis aja Yeon..gua permisi dulu, jangan lupa diminum susunya" Saat Rami hendak berdiri, Ahyeon menarik ujung baju Rami
"..ni"
"Hah? kenapa Yeon?"
"..sini, temenin gua" Pinta Ahyeon, Rami yang paham pun duduk kembali mendengarkan isakan Ahyeon yang sedikit demi sedikit mulai kenceng. Tiba-tiba hujan turun deras seakan-akan langit pun mendukung suasana hati Ahyeon, tapi keduanya tetap berada di taman meskipun terkena cipratan sedikit. Rami membuka suaranya di tengah kebisingan hujan,
"Pasti lo udah menderita banget semingguan ini...seakan-akan lo benci buat jadi manusia. lo berpikir buat apa jadi manusia yang sekedar hidup untuk mati gitu kan? tapi nyatanya lo tetap manusia saat ini. Tolong jangan benci karena lo sendiri itu orang yang baik kok Yeon."
"Lo juga pasti selalu berharap hari esok itu gak ada, berharap mereka dapat akibat dari perlakuan mereka..tapi situasinya gak membaik sama sekali. Rasanya pengen kabur kan?"
Ahyeon mengangguk, ia pun membuka suaranya yang serak, "Gua capek Ram.."
"Gua gak tau apa salah gua sama mereka, tapi mereka selalu nyakitin gua..apalagi Leeseo, padahal gua sedikit percaya sama dia, tapi faktanya berbanding terbalik"
"Bolehkan kalau gua menghilang aja?? lagian dunia gak akan hancur kalau pun gua gak ada" Ahyeon terlihat putus asa, selama ini ia terus memendam rasa sakitnya, ia tak tau harus bersandar sama siapa bahkan sama keluarganya saja ia merahasiakannya.
"Gua!" Tukas Rami sambil menatap Ahyeon
"Dunia gua yang hancur Yeon, gak..gak cuma gua, tapi dunia keluarga lo juga. Gak semua orang benci sama lo kok..jadi stop berfikir kaya gitu, karena lo dunia bagi mereka yang sayang sama lo.." Lanjutnya sambil tersenyum
Rami menarik Ahyeon, keduanya berada di bawah derasnya hujan. Rami tertawa lepas sembari bermain-main hujan sedangkan Ahyeon masih berdiam diri.
"Ayo suatu saat nanti kita kabur dari kehidupan ini, dan hidup bebas ngelakuin apa yang kita suka aja Yeon!!!" Teriak Rami disertai senyuman lebarnya, ia pun mendekati Ahyeon sambil memegang kedua bahunya.
"Tapi sebelum itu, lo harus jadi orang yang berani!!. Tegapin postur lo, angkat kepala lo selama lo gak salah!! jangan nunduk!!" Lanjut Rami
"Gua percaya lo Yeonn!!! gua dukung lo!! gua disisi lo!!"
Mendengar itu Ahyeon menangis sejadi-jadinya, ia menjerit di tengah derasnya hujan. Untungnya saja taman sekolah jarang sekali ada orang yang lewat, sehingga tak ada yang mendengar teriakan Ahyeon.
Ahyeon memeluk Rami begitu erat, ia merasa lega karena akhirnya ada orang yang percaya dengan dirinya.
Dan setelah itu, Rami berusaha mencari bukti pelaku rumor tersebut. Rami sendiri pun tak mau jadi penonton lagi, ia merasa bersalah terhadap Ahyeon karena tak membelanya dari awal.
Rumor tersebut dibuat oleh Leeseo dan gengnya, ia memancing pacar Hanbin dengan foto yang sempat ia ambil saat Hanbin menarik tangan Ahyeon ke UKS. Hingga akhirnya permasalahan itu reda karena Hanbin sudah balik ke sekolah dan rumor tersebut dinyatakan hoax.
Leeseo, Wonhee, Riwoon, serta pacarnya Hanbin dan gengnya itu di skors hampir 3 bulan akibat perundungan yang mereka lakukan. Dari situlah kepercayaan diri Ahyeon mulai muncul, ditambah teman-teman kelasnya mulai minta maaf ke Ahyeon dan mulai bergaul dengannya.
Flashback off~~
"Sejak kejadian itu, gua berubah jadi versi yang Kak Ruka lihat sekarang. Cerewet, nekat, dan banyak tingkah." Ujar Ahyeon sembari tertawa kecil, Ruka tersenyum mendengar ceritanya. That's a warm stories but feel bitter.
"Berarti Rami termasuk orang yang berharga buat lo kan?" Tanya Ruka, Ahyeon mengangguk pelan
"Jadi..jangan lama-lama marahannya" Ujar Ruka sembari tersenyum
Ahyeon hanya menampilkan wajah sendunya, ia pun juga tak ingin berlama-lama marahan dengan Rami. Karena Rami sudah seperti sahabatnya sendiri.
Di sisi lain, Chiquita menguping pembicaraan ibunya Rami dengan Rami,
"Rami..tadi mama dengar kamu sakit panas ini gara-gara banyak pikiran, apa yang kamu pikirin?" Tanya Ibu Rami sambil mengecek kening Rami
"Ah..gak apa-apa ma, aku kecapean kayaknya" Jawab Rami yang masih sedikit pusing
"Kecapean?" Tiba-tiba nada bicara Ibu Rami sedikit dingin, tubuh Rami langsung tegang
"G-gak..maksud Rami--" Ucapan Rami langsung di sela oleh ibunya
"Apa sekolah bikin kamu capek? capek belajar itu wajar sayang...kita emang harus menderita dulu sebelum dapet kesenangan. Apalagi kamu harus jadi dokter..banyak ujian yang harus kamu ikuti, kalau kamu dari sekarang udah menyerah, sia-sia mama membesarkan kamu"
"Mama cuma khawatir sama masa depan kamu sayang..Rami sayang mama kan? jadi tolong serius belajarnya, mama yakin kok Rami anak pintar dan baik" Ibu Rami langsung memeluk anak gadisnya yang jangkung itu sambil berbisik
"Jangan kecewain mama ya sayang..dan jangan berteman sama orang yang gak serius kayak Ahyeon itu oke?"
Rami hanya mengangguk pelan, Ibu Rami tersenyum senang melihat anggukan itu.
"Rasanya..ibu nya Kak Rami kayak iblis, mana ada rasa khawatir penuh tekanan" Batin Chiquita yang masih berdiri di luar pintu UKS, menurutnya Ibu Rami itu sedikit tak beres. Seharusnya seorang ibu memperlihatkan kehangatan untuk anaknya apalagi sedang sakit, bukan menceramahinya dengan nada dingin begitu dengan embel-embel rasa khawatir.
Chiquita pun memutuskan untuk kembali ke ruang seni, ia harus mengembalikan beberapa kuas yang sempat ia bawa tadi.
Sorry gais chapter kali ini lumayan dikit dan author cuma bisa up 1 chapter aja 😔🙏🏻
Ada kegiatan di rl yang harus author kerjain...kemungkinan minggu depan author bakalan kasih 3 chapter sekaligus, tapi masih kemungkinan yah.. soalnya harus di revisi lagi🤧
Makasih juga buat kalian yang udah support cerita ini❤️🤝🏻 semoga author bisa selesain ni cerita terus bisa bikin cerita baru 😌
(kira-kira genre apa yang bagus yah??)🤔🤔
Thank u🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Attract Light
FanfictionIni cerita tentang kita ber-tujuh, gadis remaja yang ingin hidup normal layaknya anak seumuran Fear or Light. • • • [Update tidak menentu] #Babymonster