35

383 64 2
                                    

"Woaahhh...finally bisa istirahat gua." Ujar Karina seraya merebahkan badanya di sofa. Saat ini mereka semua sudah berada di apartemen milik keluarga Pharita, tak usah ditanya sebagus apa apartemen milik princess satu ini.

"Kak Rita, ini boleh aku makan?" Tanya Chiquita melihat banyak camilan diatas meja ruang tengah. Pharita yang baru saja datang seraya membawa beberapa minuman pun mengangguk, "Makan aja gapapa dek." Balas Pharita.

Chiquita yang mendapatkan izin pun langsung senang, dengan cepat ia membuka salah satu camilan dan langsung melahapnya. "Pelan-pelan dek makannya, gak bakal dihabisin kok." Tegur Ahyeon sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya itu.

Ruka yang teringat dengan tujuan awalnya pun langsung mengeluarkan bukti yang ada di dalam tasnya. Diantaranya ada jaket kulit, masker warna hitam, dan safeglove namun hanya bagian kanan saja. "Nih, gua berhasil temuin ini di tempat sampah sekolah."

Ahyeon dan Rami kompak menoleh kearah barang-barang yang diletakkan oleh Ruka diatas meja. Ahyeon sampai terkesan karena asumsi yang dibuat Rami itu seratus persen real. "Wow, asumsi lo bener ternyata Ram." Lirih Ahyeon sambil menyikut lengan Rami.

"Tapi bentar deh, kok Kak Ruka cepet banget udah ada di sekolah? bukannya lo ketemuan sama Rora dulu di kantor polisi?" Heran Rami

"Oh itu... gua cuma ketemu sebentar aja sama Rora, setelah itu gua langsung pergi ke sekolah lewat belakang. Jujur gua liat kalian berdua sih di halte tapi... maaf ya gua gak sapa." Balas Ruka dengan sedikit penyesalan. Sebab disaat itu pikiran Ruka hanya tertuju untuk mencari bukti yang tersisa di sekolah.

"Tapi kenapa Kak Ruka tau kalau bukti itu ada tempat sampah?" Kali ini Chiquita yang bertanya, meskipun mulutnya penuh dengan makanan.

Tanpa membuka mulut, Ruka langsung menunjuk kearah Asa dan Pharita yang ada di sebelahnya. "Dari mereka, lebih tepatnya asumsi mereka berdua sih..."

Karina yang sedari tadi mengamati perbincangan gadis-gadis itu merasa bosan, karena mereka sama sekali belum mulai untuk menginvestigasi barang bukti tersebut. Alhasil Karina pun mendekat kearah meja dan duduk dibawah hinggga membuat semuanya bingung.

"Yuk dimulai yuk...biar cepat kelar."

Mendengar ajakan Karina yang penuh tekanan, mereka semua langsung mengikuti Karina yang duduk di bawah. Karina yang melihat itu jadi tidak enak dengan teman-temannya.

"Ih gapapa kalau mau duduk di sofa." Papar Karina sembari menjulurkan tangannya kearah sofa.

"Nggak usah, lebih enak kayak gini kok Rin." Jawab Pharita dengan tersenyum.

Lalu mereka semua mendiskusikan siapa pemilik dari barang-barang ini. Mereka semua sepemikiran jika pelakunya bergender cowok, karena dilihat dari ukuran jaket kulitnya itu untuk cowok, terlebih bentuk dan design nya memang khusus cowok.

Disaat mereka semua sedang fokus, Ahyeon pun teringat akan cutter yang ia temui beberapa hari yang lalu saat di aula sekolah bersama Rami.

"Oh! gua ada bukti juga!" Seru Ahyeon yang membuat semua orang tertuju padanya. Ahyeon pun merogoh saku jaketnya dan tak lupa ia mengambilnya dengan sapu tangannya, karena Rami pasti akan mengomeli dirinya jika asal ambil persis saat itu.

"Nih, kebetulan gua temuin ini di deket tempat sampah pintu belakang aula beberapa hari yang lalu." Ujar Ahyeon seraya meletakkan cutter tersebut diatas meja.

Tentu saja semua orang kaget dengan apa yang Ahyeon temukan, sebab itu merupakan barang bukti yang paling penting diantara semuanya. "Kok lo bisa nemuin ini Yeon?" Bingung Asa.

"Keberuntungan sih, waktu itu gua mau selidikin aula lagi tapi dapet ini. Terus gua ketemu Rami dan-- OH!!!"

Semua orang langsung melonjak kaget karena Ahyeon tiba-tiba meninggikan suaranya.

Attract LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang