16

560 72 2
                                    

Jam menunjukkan pukul 14:00. Seluruh siswa sibuk latihan untuk festival olahraga, hampir di setiap lapangan dan taman penuh, namun ada juga beberapa siswa memilih untuk bersantai.

"Junghwan!! tolong dong panggilin dua anak cowok yang free buat bantu Kak Sunwoo ambil banner di gudang" Pinta Pharita menghampiri Junghwan yang sibuk menghitung bola baseball

"Loh? Kak Hyunjin emang kemana?"

"Kak Hyunjin masih sibuk desain, disuruh revisi katanya..anak OSIS lain banyak yang keluar pergi beli peralatan, sedangkan Kak Sunwoo gak boleh bawa barang berat dulu gara-gara punggungnya masih cidera" Terang Pharita

"Tolong ya Wan!" Pharita melangkah kan kakinya pergi menjauh dari Junghwan

"Lah lo mau kemana?" Tanya Junghwan melihat Pharita terburu-buru

"Gua mau mantau siswa lain, takutnya mereka gak dapet tempat latihan" Setelah itu Pharita benar-benar pergi ke arah lapangan.

☆*: .。. o(≧▽≦)o .。.:*☆(❁'◡'❁)

Ruka, Asa, Winter dan Karina tengah sibuk latihan di taman. Mereka berempat ikut andil dalam lomba lari estafet. Beruntungnya mereka punya bounding yang cukup kuat, jadi latihan mereka pun tak berlangsung lama.

"Selesai!!"

Ruka duduk di samping Asa, "Nih Sa" Ruka memberi air ke Asa

"Thanks.."

"Liat dah princess kita dari tadi jalan kesana kemari" Tunjuk Karina kearah Pharita yang berjalan menghampiri setiap siswa

"PHARITAA!!!" Sahut Winter melambaikan tangannya, Pharita menoleh kearah sumber suara, ia pun menghampiri teman-temannya

"Kenapa?" Tanya Pharita dengan napas yang tergesa-gesa

"Istiraha dulu sini" Ruka mengisyaratkan untuk duduk di sampingnya,

Pharita menggeleng, "Gua buru-buru, soalnya buat laporan ke Kak Jihoon"

"Ya udah kita bantu aja gimana? tugas lo apaan?" Tawar Asa. Pharita sedikit ragu, ia tak enak jika harus temannya yang melakukan job desk dia

"Feel free aja Rit.." Sambung Ruka

"Eh tapi gua sama Karin gak bisa bantu gapapa? Soalnya habis ini harus latihan lagi" Ujar Winter mengingat ia dan Karin ada janji dengan dua teman lainnya untuk latihan e-sport

"Gapapa kok" Balas Asa, akhirnya Pharita pun memberi tau job desk dia.

"Okay gampang~ lo duduk aja disini, gua ma Ruka duluan" Asa dan Ruka pamit, mereka berdua langsung menuju ke sekitar siswa lain. Sedangkan Pharita lagi istirahat di temani Winter dan Karina.

"Gua ke anak SMP deh, lo ke bagian SMA aja ya Sa" Papar Ruka, Asa hanya mengangguk, lalu keduanya berpisah.

Asa menghampiri setiap gerumbulan siswa SMA yang berlatih, hampir dari mereka menjawab sudah ada tempat latihan. Namun pandangannya mengarah ke salah satu gerumbulan yang sedari tadi belum mulai latihan, raut wajah mereka menggambarkan kebingungan.

"Kalian kenapa? kok belum latihan dari tadi?" Tanya Asa yang membuat para siswa di situ menoleh kearahnya

"Ah ini kak..temen kita dari tadi belum dateng, di cari di kelas atau pun toilet juga gak ada" Ujar siswa tersebut

"Kalian kelas berapa?"

"10-a kak.."

"Oh..kelasnya Ahyeon sama Rami" Batin Asa

"Biar gua bantu cari yah..btw siapa nama temen lo itu?"

"Rami kak.."

Mendengar nama Rami, Asa sedikit kaget. Menurutnya aneh jika Rami bolos atau tidak mengikuti kegiatan sekolah, karena dia tau Rami anak yang taat sama aturan apalagi dia beasiswa. Asa pun langsung bergegas menuju koridor kelas 10. Ia menghampiri kelas Rami, barangkali Rami ada. Tapi nihil, Rami tak ada di kelas.

Ia pun mencoba ke UKS, tapi tetap saja gadis itu tak ada. "Lo kemana sih Rami??"

Tanpa sadar Asa sudah berada di depan perpustakaan. Perpustakaan satu-satunya yang ada di sekolah, bisa dibilang perpustakaan ini besar banget karena menyimpan buku-buku anak SMP dan SMA, di tambah beberapa jurnal penelitian dari siswa yang mengikuti lomba. Perpustakaan ini terletak di perantara kelas SMA dan SMP.

Asa memasuki perpus tersebut, ia menghampiri seorang perempuan muda dengan kacamata berbingkai tipis di konter yang tengah sibuk di depan komputer

"Permisi, apa ada siswa kelas 10 yang baru aja berkunjung ke perpus?" Ujar Asa menyapa petugas tersebut

"Maksud kamu orang itu?" Petugas itu menunjuk gadis yang tengah menidurkan kepalanya diatas meja dengan buku yang bertebaran. Napas Asa yang sedari tertahan akhirnya di lepaskan dengan hembusan panjang, dan wajahnya mulai kembali rileks. Ia sudah tau bahwa gadis itu adalah Rami meskipun hanya punggungnya saja yang terlihat.

"Udah lebih dari setengah jam dia tidur, saya gak berani bangunin karena dia keliatan capek"

Asa pun berterima kasih ke petugas tersebut. Ia berjalan ke arah Rami tanpa menimbulkan suara apapun,

"Pantesan.." Gumam Asa melihat darah segar keluar dari hidung Rami yang membuat buku catatanya penuh darah yang sedikit mengering. Dengan tenang Asa membereskan buku Rami dan meminta petugas tersebut membantunya mengantarkan Rami ke UKS.

☆*: .。. o(≧▽≦)o .。.:*☆(❁'◡'❁)

"Nanti kalau dia bangun, kamu kasih makan dulu yah..obatnya saya taruh sini" Ujar Pak Sehun yang kebetulan ada di UKS, lalu berpamitan diri ke Asa.

Terlihat muka Rami begitu pucat karena kekurangan darah, bisa jadi dia bakalan lama buat sadarnya. Asa pun memutuskan untuk menaruh buku Rami ke kelasnya, namun saat ia mengangkat buku ada satu buku yang terjatuh. Terlihat note berwarna sky blue dengan corak awan.

Asa pun mengambilnya, "Buku apa dah? menarik gini.."

Asa melirik ke arah Rami yang masih tertidur pulas. Sejujurnya ia merasa penasaran, ingin sekali ia buka isi dari buku tersebut. Dengan sedikit keraguan, ia membuka buku tersebut dengan pelan. Terlihat beberapa catatan daily routine dan night routine Rami, namun ada catatan di bagian akhir buku yang menarik atensi Asa

17 Juni 2019

Sampai kapan..sampai kapan gua harus berperan sebagai lo. Mama bahkan yang mengatur semua kehidupan gua biar kayak lo, bersikap baik, belajar rajin, nurut apa yang mama katakan, bahkan sampai masa depan gua juga diatur.

Mama bilang, semua ini demi kebaikan gua karena dia sayang sama gua..apa bener begitu??

Dokter?? sejak kapan gua kepingin jadi dokter..yang mau jadi dokter itu lo kan!! kenapa??kenapa jadi gua??!

Gua capek, bermain peran di theater yang konyol ini. Bahkan untuk bernafas pun gua capek..harus bersikap seolah-olah gak ada yang terjadi. Tapi gua seneng liat wajah mama yang juga ikut senang waktu gua bermain peran sebagai diri lo, meskipun dengan rasa putus asa..

Shin Haram..gua udah ngejalanin hidup gua di jalan yang salah, tapi gua gak tau jalan yang benar itu kemana. Gua cuma mau mengakhiri peran ini, gua cuma mau mama ngelihat gua sebagai Shin Rami, bukan Shin Haram.

Tuhan.. gua cuma mau jadi diri gua yang sebenarnya, apa ini semua harga yang harus gua bayar? tapi ini kejam..ini semua terlalu kejam.

Jadi tolong akhiri semua ini dengan cepat.

"Berarti ini di tulis waktu dia kelas 9 yah.." Batin Asa setelah selesai membaca catatan tersebut.

Asa terdiam, ia melihat foto berukuran 4x6 yang terselip di buku. Terdapat dua gadis yang sekiranya masih berumur 12 tahun. Terlihat Rami kecil dan disebelahnya yang tak diragukan lagi adalah Haram. Keduanya memiliki wajah yang hampir mirip, di belakang fotonya tertulis "Rest in peace"

Asa tak tau harus berbuat apa, tapi sekarang ia tau jika Rami saat ini bukanlah Rami, melainkan Haram. Jadi tak ada yang tau sifat asli Rami itu seperti apa dan ia yakin bahwa Ahyeon sendiri pun tak akan pernah tau hal ini. Asa memandang kearah Rami,

"Tapi..harusnya lo senang Ram, setidaknya ibu lo ngedukung anaknya untuk bermimpi dan punya karir di masa depan. Sedangkang mama gua..gak pernah ngedukung itu"

Asa yang sadar langsung menampar pipinya, "Lo kenapa sih Sa?!! jangan adu nasib!" Asa terus menampar pipinya pelan agar tak ada pemikiran seperti tadi. Akhirnya ia memutuskan untuk mengembalikan buku Rami ke kelasnya.

Attract LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang