Rami terduduk lemas saat melihat nama ibunya terukir di batu nisan. Tangisannya pecah memanggil ibunya dengan suara serak. Haerin memalingkan mukanya, ia tidak tega melihat Rami yang menangis hingga sesenggukan begitu.
Haerin pun memundurkan langkahnya untuk menjauhi Rami, kemudian ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi kamera. Ia pun mengambil foto Rami yang terduduk di samping makam ibunya dan langsung di kirim ke Ahyeon.
Haerin
| Foto |
Jl. XXXX No 21
Ahyeon
Kenapa lo bisa sama Rami??
Haerin
Itu gak penting, lo buruan ke sini
Tak ada balasan dari Ahyeon, kemungkinan gadis itu langsung pergi menuju pemakaman. Haerin yang sedari tadi melihat Rami begitu rapuh mengeratkan genggamannya. Ia tak habis pikir dengan Minji yang notabenenya kakak angkatnya itu melakukan hal yang begitu kejam.
Meskipun Haerin tau Minji ini berbuat seperti itu karena tak terima dengan kematian adik kandungnya, tapi ini sangat keterlaluan. Bagaimana bisa dia memanipulasi semua orang untuk berpihak pada dirinya, padahal dia hanya seorang gadis SMA biasa.
Haerin mendekat ke arah Rami,
"Rami... gua duluan yah, turut berduka buat lo. Tolong jadi orang yang kuat selalu"Setelah itu Haerin pergi meninggalkan Rami seorang diri di pemakaman. Saat Haerin keluar dari pemakaman, ia tak sengaja bertemu dengan Ahyeon dan yang lain. Haerin hanya tersenyum, lalu melewati segerombolan gadis begitu saja.
Ahyeon tak begitu mempedulikan Haerin, ia buru-buru masuk ke pemakaman dan langsung menghampiri Rami.
"Rami..." Lirih Ahyeon saat melihat Rami begitu termenung. Matanya begitu bengkak dan merah.
Rami menoleh ke Ahyeon, ia tersenyum. "Gua harus gimana Yeon..? apa sekarang gua udah bebas? apa doa gua terkabul karena akhirnya gua gak main peran lagi? tapi rasanya... ini salah, rasanya hampa."
"Kenapa semua orang ninggalin gua? gua bahkan belum sempat minta maaf ke mama."
Ahyeon memeluk Rami erat-erat, "Gua bakal di sisi lo Ram... sampai kapan pun gua bakal di samping lo. Lo gak sendiri, lo punya gua sama yang lain. Gua pun juga belum baikkan sama mama lo itu. Jadi kita sama, sama-sama punya rasa bersalah ke mama lo."
"Gua turut berduka tapi lo itu masih belum sehat Ram... tolong prioritaskan diri lo sendiri." Lanjut Ahyeon seraya melepaskan pelukannya
Asa mendekati Rami, ia menjajarkan tubuhnya. "Rami.."
"Maafin gua, gua udah berbuat kasar sama lo. Harusnya gua bisa ngendaliin emosi gua, padahal gua lebih tua dari lo tapi sifat gua terlalu kekanakan."
Rami menggelengkan kepalanya, "Kak Asa gak salah kok, itu wajar kalau kakak marah."
Asa yang mendengar itu tersenyum simpul. Ia merasa kagum dengan Rami, bagaimana bisa gadis yang usianya lebih muda darinya bisa setenang dan sebaik itu.
"Kak Rami jangan sedih lagi ya... kalau kakak butuh apa-apa bisa ngomong ke kita juga" Ujar Chiquita yang ikut memeluk Rami
"Iya kak... jangan pura-pura kuat juga kayak Kak Ruka, kalau ada apa-apa luapin aja" Timpal Rora yang membuat Ruka tersindir
KAMU SEDANG MEMBACA
Attract Light
FanfictionIni cerita tentang kita ber-tujuh, gadis remaja yang ingin hidup normal layaknya anak seumuran Fear or Light. • • • [Update tidak menentu] #Babymonster