4

375 37 1
                                    

votmen kawan!!

Arbian mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, sekali-kali bibirnya membentuk garis senyum merasakan indahnya sore hari.

Terkadang bibir itu bersenandung lirih menyanyikan lagu-lagu random. Tangannya membelokkan setir motornya kearah sebuah perumahan sambil mengamati satu persatu rumah di sana.

Menatap rumah putih yang terlihat besar Arbian menghentikan motornya lalu turun dan melepaskan helmnya. Dia mengambil bungkus pizza yang ada di tasnya kemudian berjalan kearah rumah tersebut.

Pandangan Arbian melihat terdapat bel di luar rumah tersebut, maka dari itu dia memencet bel itu beberapa kali.

"Permisi pesanannya!" seru Arbian merasa tak ada jawaban.

Saat ingin kembali berteriak pemilik rumah keluar,  seorang perempuan paru baya yang menggunakan daster bunga-bunga datang membawa anjing terlihat besar dan berwarna hitam.

"Atas nama Bu Ira?" tanya Arbian memastikan di balas anggukan oleh orang tersebut.

"Ini Pizza nya Bu totalnya jadi lima puluh ribu." ramah Arbian memberikan pizza dalam keadaan menjauh. tangannya gemeteran memberikan bulpen dan kertas karena sedari tadi pandangan melirik kearah anjing yang terlihat galak itu.

"Tolong tanda tangan di sini." perintah Arbian gugup, orang gila mana yang tidak takut anjing terutama anjing tersebut terlihat besar dan galak meskipun sudah di halang oleh pagar rumah tetap saja Arbian was-was.

"Tenang Mas anjing saya nggak ngejar kok," gurau Bu Ira membuka pagar, mengambil kertas yang di berikan Arbian dia menandatanganinya kemudian mengambil pizza tersebut dan memberikan uang seratus ribu ke Arbian.

"Kembalinya buat masnya aja."

"Terimakasih Bu semoga rezekinya di lancarkan," ucap Arbian cengengesan karena mendapatkan uang lebih.

"Iya Mas sama-sama." jawab Bu Ira kembali menutup pagar lalu masuk kerumah, Arbian yang melihat Bu Ira membelakanginya refleks mengejek kearah anjing yang sedari tadi menatap dia, mukanya menampilkan wajah tengil dengan lidah yang di julurkan sekaligus tangan Arbian menantang memberikan jari tengahnya.

Arbian bisa melihat anjing itu terlihat tak terima kemudian mengonggong.

"Dasar anjing jelek bisanya cuman gong-gong doang, kalau berani sini ngejar gue menang muka sangar aja bangga, lo pikir gue takut sama lo." remeh Arbian dalam hati, selain pemiliknya bilang jika anjing itu tidak gigit, mereka yang terhalang pagar membuat Arbian dengan percaya diri mengejek anjing tersebut.

Merasa puas mengejek anjing jelek Arbian balik badan berniat mengirimkan beberapa pizza lagi ke pelanggan.

Tetapi tanpa di duga tali yang tadi di pegang pemiliknya terlepas begitu saja kemudian anjing itu berlari menuju ke arah Arbian, awalnya Arbian mengira anjingnya tidak akan mencapai dirinya, tapi justru dengan lincah anjingnya keluar dari bawah pagar kemudian berlari menghampiri Arbian.

"AAA BU IRA KATANYA ANJINGNYA NGGAK NGEJAR?!!" teriak melengking Arbian berlari menuju pohon mangga terdekat, dengan lihai Arbian memanjat pohon tinggi tersebut.

"Aduh yaampun Mas saya nggak tau kalau anjing saya bisa gini." panik Bu Ira keluar dari pagar untuk menghampiri anjingnya.

Arbian yang masih ngeri hanya bisa melihat dari atas, anjing itu masih terus mengonggong kearahnya. "Bu jangan nipu bakul kayak saya gini dong!" protes Arbian.

Mom, I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang