1. Orientasi

1.9K 120 19
                                        

Setelah Kala pergi, semua tak lagi sama, gadis itu membawa kesedihan yang tak terkira. Bahkan Pada sosok Serena.

Gadis periang yang gemar menebar senyum kini lenyap seketika, tatapan mata nya yang lembut kini berubah datar, Sera seolah ikut pergi dan entah kapan akan kembali.

"Lo gak mau jadi panitia ospek Ser? Lumayan kata nya adek tingkat banyak yang cakep-cakep."

"Sera mana tertarik sama yang cakep, Aiden udah cukup menggambarkan kesempurnaan laki-laki kok."

"Aiden kuliah di sini juga kan?"

Ketiga orang yang sejak tadi duduk bersama nya nampak sedang melempar tanya, sedangkan Sera belum tertarik untuk menjawab.

"Kalo Kala masih ada, pasti jadi maba gemes sekarang." Hanni nampak berucap samar, yang entah mengapa membuat Sera seketika menoleh.

"Kala emang kemana?" Tanya nya dalam, bahkan dengan tatapan tajam.

Tidak, tolong jangan menyinggung Sera dengan nama Kala. Jangan.

"Sorry Ser– gue buka luka lama lo ya?"

Sera terkekeh, namun mata nya berkaca. "Kenapa gue selalu lemah kalo soal Kala ya? Kenapa anak itu bisa buat gue sehancur ini?"

"Ser," Hera nampak meremas pundak nya. "Udah satu tahun, lo butuh berapa tahun lagi untuk bener-bener keluar dari rasa duka lo?"

"Gue yakin Kala juga gak suka kalian kaya gini, dan gue yakin banget. Kala sama Lila udah bahagia di surga sana."

"Cukup ya? Ntar sore mau jenguk Kala lagi? Mau bawa apa? Liliy kaya kemarin?"

Sera menggeleng samar, "Gue mau daftar jadi panitia Ospek, tapi kalo gue sibuk. Gue gak bisa main ke rumah Kala."

"Kita yang bakal ketempat Kala kalo lo gak sempet, tapi coba buat ikut Ser, biar lo ada kegiatan lagi sekalin ngampus dan diem di makam Kala."

"Ayok bangkit, kita bertiga bakal selalu ada di belakang lo kok. Berempat malah, sama Kala. Berlima sama Lila hehe." Hera berujar di sertai senyum lembut nya.

Ya Sera harus bangkit, Sera harus tunjukan jika ia bisa dan baik-baik saja.

Meski tanpa Kala.

~•~

Ini hari ketiga orientasi studi dan pengenalan kampus, semua berjalan normal seperti semestinya. Walau Sera tak banyak membantu karna di tugaskan hanya untuk dokumentasi, namun ia tak masalah.

Sera cukup merasa senang karna akirnya bisa sedikit melupakan kesedihan nya, ya hanya sedikit.

Tangan dengan kamera yang beberapa hari ini selalu ia bawa mulai mengarahkan lensa nya ke objek-objek yang menurut nya menarik.

Sera beberapa kali tersenyum tipis dengan hasil foto yang ia ambil.

Jika ada Kala, Kala pasti suka ia foto—

Ah, selalu Kala.

Ia kembali menurunkan kamera dari depan wajah nya, gadis itu berjalan meninggalkan lapangan yang terlihat penuh sesak itu.

"Ser, mau kemana?"

"Kantin, gue haus." Jawab nya tanpa menoleh.

"Kita punya air mineral kok."

"Gue mau beli jus." Sahut nya, melanjutkan perjalanan nya kemabli. Padahal Sera hanya tak ingin teralu lama berada di tempat itu.

After Losing TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang