• FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA
"Om homo ya?" tanya gadis itu.
Kening sang paman mengkerut. "Kenapa bisa berfikir seperti itu?"
"Papa pernah bilang katanya om itu homo, om gak pernah mau di sentuh perempuan apa lagi respon perempuan."
"Kalau saya tid...
Hai semuanya nanaz mau update 4 part hari ini karena kemarin belum sempat update 1 part lagi karena bener bener sibuk 😞
Jangan lupa untuk vote dan komen ya, yg blm follow wajib follow dulu.🤍😻
Typo? Tandain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
〰🖤🖤🖤🖤〰
Seorang gadis cantik dengan rambut tergerai itu mengusap punggung sahabatnya, mereka kini tengah berada di taman sekolah berdua. Gadis itu mendengarkan cerita sahabatnya yang membuat ia kasihan kepada sahabatnya sendiri.
"Alana... Lo yang bilang gue harus belajar tentang cinta, sekarang lo sendiri yang terjebak di dalam cinta yang salah," jelas Cila.
Alana mengangguk lemah. "Gue bodoh cil, seharusnya gue gak ungkapin perasaan gue sampai kapanpun."
"Jangan... Kalau lo sudah pendam itu lama gak baik tau, bisa buat hati lo tersiksa," sanggah gadis cantik itu.
"Jujur cil... Gue sempat gak suka kalau Pandu dekat sama lo bahkan sebaliknya, tapi gue tau Pandu begitu karena dia anggap lo adiknya sendiri sama seperti dia anggap gue kala itu." Alana menghela nafasnya panjang dan pelan.
Cila menggelengkan kepalanya dan menatap Alana dengan tatapan tenang. "Hei, jangan ngomong begitu. Gue sama Pandu gak ada apa-apa dan gue gak mungkin suka sama Pandu, gue punya om Alden."
Alana pun hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Rasanya gadis itu seperti ingin sekali putus asa, namun Cila setia menemani kesedihannya kapan saja ia butuh.
"Lo emang gak mau coba sama om om aja?" tawar Cila, gadis itu sembari menaik turunkan alisnya untuk menggoda.
Gadis di sebelah Cila pun menatap sahabatnya sendiri tak percaya, sungguh saran yang konyol.
Alana menatap sahabatnya itu tak habis fikir. "Yang bener aja anjir gue sama om-om."
"Aduh Alana... Lo itu cantik, pasti banyak yang suka sama lo. Kenapa harus Pandu sahabat lo sendiri yang lo suka, teman om Alden ada loh yang masih muda dia dokter lagi, baik banget juga," ungkap Cila dengan penuh semangat.
Sahabat Cila itu mengerutkan keningnya. "Caranya gimana biar dekat sama teman om lo itu?"
"Eum... Gimana ya...,"
Cila pun sedikit berfikir sejenak dengan mengetuk-ngetuk dagunya pelan dengan jari telunjuknya.
"Aha! Gue tau!" seru Cila.
"Apa?"
"Sini gue bisikin," ujar gadis mungil itu.
Alana pun mendekat ke arah Cila, Cila pun mendekat ke arah telinga Alana dan membisikkan sesuatu kepada gadis di sampingnya itu. Tak lama kemudian Alana tersenyum manis dan mengangguk seakan-akan ia sangat setuju dengan cara yang di berikan Cila.