27. KURAS HARTAKU SAYANG

27.6K 704 24
                                    

Hii guys, nanaz update lagi nih.

Seperti biasa jangan lupa untuk vote dan komennya yaaa.

Typo? Tandain🤍

Typo? Tandain🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













〰🖤🖤🖤🖤〰














Setelah menceritakan kisah Cila sejak dulu, kini Alden dan Cila berada di balkon kamar Cila. Kejadian semalam adalah kejadian yang sangat menegangkan bagi seorang gadis bernama Cila ini, ia harus di kunci bersama seekor singa yang kelaparan. Pagi tiba setelah ia tau pintu kamar Alden di kunci, dirinya langsung mengambil kunci cadangan yang berada di laci nakas Alden yang memang ada kunci cadangan di setiap kamarnya.

Gadis itu sudah menangis sesegukan karena cerita yang Alden jelaskan mulai asal mula gadis tersebut hingga kehilangan sang ibu, tangan kekar Alden mengusap pipi Cila dengan satu jarinya.

Lelaki itu duduk di samping Cila di sofa yang sama bahkan cukup panjang untuk muat berdua, Cila memeluk tubuh Alden dengan erat dan menangis sesegukan menumpahkan segala kesedihannya di dada Alden.

Alden tak peduli bajunya basah karena Cila, langit jingga menghiasi langit. Mata Alden yang awalnya berwarna coklat tua menjadi coklat terang, tangan Alden menangkup wajah Cila dan mengusap pipi gadis tersebut.

"Sekarang kamu punya saya, Cila. Kamu tidak perlu merasa kesepian," bisik Alden.

Cila hanya mengangguk singkat, hidungnya merah bahkan matanya sembab. Alden gemas dengan gadis di sampingnya itu.

Lelaki tersebut mencium kedua mata Cila hingga sang empu memejamkan kedua matanya, bahu dan bibirnya bergetar karena isakan tangis tersebut. Alden pun memeluk kembali tubuh Cila dengan erat sembari mengusap punggung gadis itu.

"Gak apa-apa Cila nangis saja sesuka Cila," kata Alden.

Telinga Cila mendengar ucapan aneh dari bibir Alden yang biasanya lelaki itu berbicara dengan formal, Cila mendongakkan kepalanya menatap Alden yang juga menatapnya.

"Kenapa, sayang?" Alden menatap gadisnya dengan tatapan dalam.

"Kok gak formal?" tanya Cila meski dengan suara yang gemetar.

"Mau saya formal terus?"

"Gak mau, canggung."

Alden pun terkekeh geli dan mengangguk singkat, ia memindahkan tubuh mungil Cila di atas pangkuannya. Tubuh gadis itu bersandar pada dada Alden dengan nyaman, jari gadis itu menggambar pola abstrak di atas dada Alden.

Kedua tangan Alden pun mengusap kepala dan punggung Cila bersamaan, posisi saat ini gadis itu benar-benar nyaman. Rasa canggungnya perlahan menghilang, setelah gadis itu tahu bahwa Alden bukanlah pamannya membuat Cila sedikit lebih tenang.

Om Alden untuk Cila! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang