• FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA
"Om homo ya?" tanya gadis itu.
Kening sang paman mengkerut. "Kenapa bisa berfikir seperti itu?"
"Papa pernah bilang katanya om itu homo, om gak pernah mau di sentuh perempuan apa lagi respon perempuan."
"Kalau saya tid...
Pokoknya jangan lupa untuk vote dan komen, yang belum follow ya di follow dulu dong sayang💃🔥
Typo? Tandain🙀
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
〰🖤🖤🖤🖤〰
Sore hari telah tiba, Alden masih berkutik pada laptopnya. Rasanya pekerjaan itu tak kunjung terselesaikan, kini lelaki tersebut berada di perusahaan yang sudah seminggu ia tinggalkan.
Pekerjaan yang ia tinggalkan cukup banyak, bahkan ia harus bertanggung jawab memegang dua perusahaan sekaligus yang membuatnya cukup kewalahan.
Tak lama kemudian ponselnya berdering yang membuat pemilik itu melirik layar ponsel yang menyala, ia menyipitkan matanya dan mengambil benda pipih tersebut.
"Halo."
"Om...," panggil orang di seberang sana.
Lelaki itu mengerutkan keningnya ketika ia mendengar panggilan Cila yang terdengar lebih lemah.
Alden pun bertanya, "kenapa?"
"Kok belum pulang?" tanya balik gadis itu.
"Tidak biasanya kamu menanyakan," jawab lelaki tersebut.
"Cila boleh minta tolong gak?"
"Apa?"
"Perut Cila sakit, Cila mau beli itu...." Gadis itu menggantung ucapannya.
"Itu?"
"Datang bulan... Cila boleh minta tolong belikan?" tanya Cila kembali.
Terdiam mulut Alden mendengar permintaan tolong dari keponakannya tersebut, jika ia akan menolak pasti gadis itu akan merajuk. Bila ia menerima permintaan tolong dari Cila pasti ia akan malu.
"Bagaimana kalau bi Ja—"
"Maunya om yang beli!" rajuk gadis itu.
Alden pun menghela nafasnya dengan kasar. "Baiklah, saya yang belikan."
Tutt....
Panggilan itu langsung terputus bahkan tak ada respon dari orang seberang sana, Alden berdecak sebal karena hal itu. Seumur hidupnya ia tak pernah membelikan kebutuhan bulanan wanita sekalipun.
Bahkan seumur hidupnya baru kali ini ia harus memahami wanita yang mendadak datang di kehidupannya, sangat aneh dan tidak biasa ia rasakan.
Di sisi lain seorang gadis tengah tertawa sembari memegangi perutnya yang sedikit sakit, niatnya memang ingin meminta tolong kepada pelayan untuk membelikan sebuah pembalut. Namun, mengingat sang paman belum pulang ia memiliki ide untuk menjahili sang pamannya itu.