Haii semuanya, apa kabar? Semoga dalam keadaan baik ya.
Nanaz mu berterima kasih atas 3rb pembacanya sejauh ini benar-benar meningkat pesat sekali, nanaz juga ada cerita yang sempat kena pelanggaran dari pihak wp ntah dari apanya yang salah. Itu sudah hampir ratusan pembaca ya, lumayan galau sebetulnya. But, nanaz terbitkan tiga buku setelah ini dan novel ini lah yang perubahannya meningkat pesat🤍
Terima kasih semuanya yang sudah setia membaca OAUC, jangan lupa untuk vote dan komen ya sayangku⭐💝
Typo? Tandain.

〰🖤🖤🖤🖤〰
Di sebuah rumah besar, Lelaki itu pun keluar dari mobil dan mengunci mobil tersebut lalu masuk ke dalam rumah, ia melihat Cila yang berlari masuk ke dalam kamar milik gadis itu seperti dengan rasa gembira yang membaluti hatinya.
Alden semakin kesal karena sifat Cila seperti tak merasa bersalah sama sekali, kaki nya melangkah masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu kamarnya sedikit lebih kencang. Di kamar sebelah seorang gadis tengah tertawa cekikikan di atas ranjang karena mendengar bantingan pintu kamar Alden hingga membuat kamarnya sedikit bergetar.
"Sepertinya si raja hutan ngamuk," gumam Cila.
Cila pun meletakkan tasnya dan juga paper bag itu, ponsel Cila pun sudah di letakkan di atas nakas. Kaki gadis itu melenggang keluar dari kamar menuju kamar Alden, ia membuka engsel pintu yang ternyata tak terkunci.
Lelaki itu terlihat tengah merebahkan tubuhnya di atas ranjang tanpa mengganti pakaian, bahkan lelaki tersebut tertidur memunggungi pintu kamar.
Gadis cantik tersebut menghampiri Alden yang memunggunginya, ia naik ke atas ranjang king size dan menoel lengan Alden. Ia tahu bahwa lelaki itu tak tidur.
"Om...."
"Hm."
"Hadap ke sini sebentar," pinta Cila.
"Ngapain?"
"Sini dulu...," ucap Cila dengan lembut.
Gadis itu duduk bersandar di headboard ranjang, lelaki di sampingnya memutar balik ke arah dirinya dan menatap wajahnya.
Lelaki bernama Alden itu masih memasang wajah masam, Cila menatap kedua manik Alden yang penuh dengan rasa sendu dan kecemburuan.
Cila merentangkan kedua tangannya. "Sini peluk Cila."
"Gak mau," tolak Alden.
"Yasudah deh, kayanya om sudah gak mau sama Cila lagi. Cila mau balik aja ke kamar gak mau peluk om, om pasti sudah jijik sama Cila," ujar gadis itu seakan-akan sedih.
Alden menggelengkan kepalanya cepat, tubuh kekar lelaki itu memeluk tubuh Cila. Meskipun berat Cila tak mengapa jika Alden harus bersandar di tubuhnya.
Dekat sekali dengan dada gadis itu, membuat iman keduanya teruji. Alden sedikit membetulkan posisi dengan menyandarkan kepalanya pada bahu Cila namun tangannya melingkar pada gadis tersebut.
Lelaki tersebut menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Cila, ia merasakan kepalanya di usap oleh tangan mungil gadis yang tengah ia peluk erat itu. Lembut sekali usapan itu yang membuat hati Alden sedikit luluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Alden untuk Cila! (END)
Novela Juvenil• FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Om homo ya?" tanya gadis itu. Kening sang paman mengkerut. "Kenapa bisa berfikir seperti itu?" "Papa pernah bilang katanya om itu homo, om gak pernah mau di sentuh perempuan apa lagi respon perempuan." "Kalau saya tid...