• FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA
"Om homo ya?" tanya gadis itu.
Kening sang paman mengkerut. "Kenapa bisa berfikir seperti itu?"
"Papa pernah bilang katanya om itu homo, om gak pernah mau di sentuh perempuan apa lagi respon perempuan."
"Kalau saya tid...
Haii guys, sesuai janji nanaz kalau nanaz akan update setiap hari tapi belum tentu brp part part-nya itu. Karena nanaz jg bingung mikir alurnya bakalan sad atau happy.😞☝️
Setujunya mau yang sad atau happy nih? Yuk di komen!😻
Jangan lupa vote juga yaaa.
Typo? Tandain sayang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
〰🖤🖤🖤🖤〰
Flashback on
Di sebuah mall besar seorang gadis menunggu lelaki yang sudah memiliki janji dengannya. Tak lama kemudian seorang lelaki dengan jaket abu-abu datang menghampiri gadis tersebut.
"Alana," panggil lelaki itu.
Gadis itu menoleh. "Duduk, pan."
Lelaki bernama Pandu itu pun duduk di samping Alana, lelaki tersebut bingung mengapa sahabatnya itu mengajak pertemuan yang tidak biasa mereka lakukan. Bahkan dengan kata-kata ingin berbicara sesuatu.
"Ngapain lo minta ketemuan sama gue di sini?" tanya Pandu yang penasaran.
Alana pun memainkan kain bajunya dengan kepala yang menunduk. "Eum... Itu gue mau omongin sesuatu."
"Omongin apaan?" tanya Pandu sekali lagi yang sudah penasaran.
"G-gue itu pan—" Alana merasa gugup saat ini.
"Kenapa sih? Bunting?" potong Pandu.
"Ihh omongannya di jaga loh," ketus Alana.
Pandu pun menghela nafas panjang. "Ya terus kenapa Alana Chikano."
Gadis itu pun mengungkapkan, "gue suka sama lo."
Lelaki di samping Alana pun terdiam, bahkan dirinya sungguh tidak percaya bahwa gadis itu menyatakan cintanya begitu saja.
"Gue suka sama lo sebelum kita masuk SMA," lanjut Alana.
Pandu pun menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya lalu ia tertawa palsu kala itu. "Gak usah prank deh, gue tau jahil lo gimana ahaha."
Alana menggelengkan kepalanya juga. "Gue gak prank, lo bisa lihat muka gue serius kan?"
"Jangan suka gue Alana, gue gak baik buat lo," ujar Pandu.
"Kenapa lo harus bilang lo gak baik? Lo itu baik kok," kata Alana.