Demon Slayer #14

122 16 1
                                    

Slas...

Suara tebasan nicirin yang menebas leher seorang Oni, kepala Oni itu jatuh lalu kepala dan tubuhnya berubah jadi abu. Itu adalah Oni ke 50 hari ini, berarti tugas Akira telah selesai saatnya memenuhi permintaan Tou-san nya, malam masih perjalanan ke kota Asakusa tidaklah terlalu jauh.

Sesampainya di kota Asakusa, Akira mampir ke dagang udon dan dia memesan satu mangkok udon jumbo dengan toping parutan lobak dan kuning telur. Akira menikmati makanan udon tersebut sampai habis bersih, sang penjual sangat puas.

"Hahaha... Bukan kah enak gadis kecil?" Tanya paman penjual udon

"Ummmm.... Enak banget"
"Ji-san boleh gak kalau aku borong semua udonmu?" Tanya Akira

"Ha...? Apa maksud mu ojou-san"

"Maksudnya oji-san siapkan udonnya nanti aku panggil orang orang orang sekitar untuk makan gratis"
"Jadi bolehkah aku borong, nanti aku akan membayar semua"

"..."
"Boleh, benar kan ini bukan bohongan kan"

"Iya"

"Baiklah, akan ku siapkan"

Pria penjual udon langsung menyiapkan udon udon tersebut sementara Akira memanggil orang untuk makan gratis, dalam waktu sekejap orang orang berdatangan dan menikmati udon.

2 dua jam berlalu akhirnya semua udon habis para pelanggan perlahan meninggalkan gerobak udon dan kembali ke aktivitas masing masing.

"Fiuh.... Akhirnya selesai" ucap sang penjual sambil menyekat keringat di dahinya

"Iya ramai dan ludes semua" balas Akira

"Hei... Nak terimakasih untuk semua, hari ini aku bisa pulang cepat"

"Sama-sama, dan ini bayarannya"

Akira langsung menyerahkan 3 kantung uang yang penuh isi uang ke tangan sang paman penjual. Paman penjual terkejut dengan banyak uang yang di berikan.

"C-co-chotto ini terlalu banyak"

"Ini untuk hari ini dan makan gratis besok juga" ucap Akira

Penjual itu tersenyum

"Hei... Nak siapa kau ini" tanya sang penjual

Di balik topeng rubah Akira tersenyum tipis

"Aku... Seorang Dewi" setelah mengucapkan itu Akira menghilang

Sang penjual langsung terkejut dengan kejadian tadi, kemudian ia melihat kedalam kantung uang yang isinya banyak lembaran uang bernilai besar.
Sang penjual itu langsung membungkuk 90° lalu menatap langit malam.

"Arigato gozaimasu.... Megami-sama" ucap sang penjual dengan air mata yang mengalir

___________________________________________

Akira melanjutkan pencariannya, melewati kerumunan orang-orang secara perlahan, memperhatikan orang-orang di sekitar, mencari Tamayo dan Yushiro.
Beberapa saat kemudian Akira mencium aroma bunga-bungaan yang bercampur dengan darah, dia pun mengikuti aroma tersebut sampai dia menuju gang sepi di sana terdapat seorang wanita pucat, paruh baya yang awet muda, dengan manik-manik ungu lavender dan seorang pria yang agak pendek berambut hijau pucat. Mereka sedang meminum darah dari kantung darah.

"Konbanwa... Tamayo-san, Yushiro-san"
Salam Akira

Tamayo dan Yushiro terkejut karena Akira mengetahui namanya.

"Siapa kau?" Tanya Tamayo

"Aku adalah Kitsatsutai bayangan, namaku Hoshizora Akira, atau dikenal sebagai Kitsune Galaxy" ucap Akira

"Jadi kau Kitsune Galaxy yang di rumorkan, apa kau berencana memburu kami?" tanya Yushiro geram

"Tidak... Aku kesini untuk berbicara dengan Tamayo"

"Dengan ku? Apa yang kau ingin bicarakan" tanya Tamayo

"Ini soal bunga Blue Spider Lily dan darah Muzan yang ku dapatkan" ucap Akira dengan menegaskan nada bicaranya

Tamayo dan Yushiro terkejut mendengar kalau bunga itu telah di temukan, Tamayo langsung menarik tangan Akira lalu menuju rumah rahasia Tamayo.

Sesampainya di rumah rahasia, Akira membuka topengnya dan memperlihatkan wajah datarnya, Tamayo yang melihat wajah Akira teringat akan ekspresi orang yang menyelamatkannya dari Muzan dulu.
Lalu Tamayo bertanya

"Akira-san dimana kau menemukan bunga itu?" Tanya Tamayo

"Aku menemukannya di sebuah makam seseorang" jawab Akira

"Apa kau membawa bunga itu?" Tanya Yushiro

Akira langsung mengeluarkan lima tangkai bunga Blue Spider Lily yang di ikat jadi satu. Mata Tamayo langsung terbelalak.

"Sebanyak ini?" Tanya Tamayo

"Sebenarnya jauh lebih banyak tapi beberapa sudah aku makan" jawab Akira

"Kau memakannya!?" Tanya Yushiro

"Iya"

"Kalau Muzan tau dia pasti membunuh mu!" Ucap Yushiro

"Dia sudah tau, aku juga hampir mati karenanya" jawab Akira

"Itu sebabnya aku bisa mendapatkan darahnya" Akira mengeluarkan sebotol bulat kecil berisi darah Muzan

Itu mengejutkan Tamayo dan Yushiro

"Ne... Lalu apa yang kau inginkan dari ku Akira-san?" Tanya kembali Tamayo

"Sederhana, aku ingin bekerja sama untuk meneliti dua benda ini"

"Soka...wakatta Akira-san" jawab Tamayo

"Tolong rahasia kan ini... ya" permintaan Akira

"Wakatta"

"Oh ya... Tou-san ku juga titip salam untuk mu Tamayo-san" ucap Akira

"Emang siapa ayah mu?" Tan

"Tsugikuni Yoriichi"

Tamayo terkejut mendengar itu, karena dia tau Yorichi sudah lama tiada.

"Bagaiman bisa"

"Seorang Dewi membangkinya"

"Soka... Sepertinya kekalahan Muzan akan tiba sebentar lagi"
"Dengan adanya Yorichi, Muzan dapat dikalahkan" ucap Tamayo

"Aku rasa Yorichi tidak akan bertarung lagi... karena dia akan membiarkan sang di takdikan yang akan membunuh Muzan" ucap Akira

"Siapa?"

"Entahlah... kita akan tau suatu saat"

Setelah itu Akira pamit meninggalkan kota Asakusa berjalan menuju rumah, di perjalan dia menemukan sebuah telaga, karena  merasa sedikit lelah Akira pergi menuju telaga tersebut. sesampainya di telaga dia mengambil sedikit air lalu membasuh wajahnya, tapi dari belakang ia merasa ada seseorang...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
T
B
C
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



[{Kimetsu no Yaiba X Reader}] The Great Goddes Of The All God Of NullTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang