Chapter 7

50 15 17
                                    

"Setiap orang pasti memiliki kesempatan untuk memperbaiki apa yang seharusnya diperbaiki bukan??"

●●●

Flashback On

3 tahun yang lalu (Di dalam pesawat)

Pria itu membuka ruang chatnya dengan seorang gadis yang belum lama telah berhasil menjadi obat dari luka-lukanya. Ia tersenyum simpul, entah perasaannya seketika berantakan mengingat apa yang sudah mereka lewati.

Suara pramugari mengintrupsi.

"Sayap kanan pesawat mengalami kerusakan, para penumpang diharapkan untuk tenang, silahkan memakai alat oksigen darurat."

Pasokan udara kian menipis didalam sana. Keadaan semakin menegangkan, semua orang bercengkraman erat dengan oarang-orang yang ada disekitarnya. Perapalan do'a kian emakin gencar.

"Pesawat diperkirakan akan terjatuh, silahkan memakai pelampung yang telah disiapkan."

"Kami ingatkan kepada seluruh penumpang, untuk tidak berhenti berdo'a."

Pemuda itu memandangi langit disampingnya yang semakin menjauh sebab pesawat semakin menurun, ia kembali menatap satu nama yang terpampang jelas dilayar ponselnya.

Ya tuhan, titip dia. Kalau misalkan semuanya memang berakhir disini, semoga hidupnya tidak. Berikan bagian bahagianya yah, kutitipkan senyumannya, tuhan.

DUMN!!

Dengan kerasnya benda berbahan aluminium itu hancur saat menerjang permukaan air, mengapa seperti itu sebab pesawat jatuh dengan kecepatan tinggi dan posisi yang sangat vital, padahal sebelumnya pilot sudah mengusahakan agar posisinya bisa lebih diamankan namun sayang waktu berjalan terlalu cepat tak memberinya ruang.

Semuanya terhempas tanpa arah, ada yang terkena ledakan dengan secara langsung, ada yang berhasil berenang namun tak bertahan lama. Ada yang mengalami cindera di kaki dan tangannya sehingga ia tenggelam, ada yang pelampungnya tidak berfungsi, pada akhirnya kebanyakan dari penumpang tenggelam.

Adapula yang terapung terbawa serpihan badan pesawat dan terdampar dipulau kecil tak berpenghuni.

2 Hari Kemudian

(Di tempat lain)

"Siapkan kapal," titah seorang pria paruh baya dengan aura kepemimpinannya yang sangat ketara.

"Baik tuan"

10 menit kemudian

"Sudah siap tuan"

"Mari berangkat!" ucapnya tegas, tak terbantahkan.

Pria itu berjalan keluar dari kediamannya lalu dikuti oleh beberapa pengawal, mereka memasuki kapal yang tadi sudah disiapkan.

"Sepertinya ada sesuatu yang mencurigakan dari arah selatan tuan," ucap salah satu pengawal disana seraya menyalakan mesin kapal, lalu mengikuti intruksi dari tuannya itu.

20 menit sudah kapal mereka mengitari laut selatan, kemudian kembali berlayar dengan perlahan dan berhenti disalah satu pulau kecil yang ada disana.

"Bond, periksa sekitar"

Yang diperintahkan pun mengeluarkan alat canggih untuk mendeteksi keamanan situasi yang ada di sekitar mereka.

"Tuan, terdapat puing-puing pesawat disekitar pulau ini"

"Arahkan kapal ini kesana Mark"

"Diujung pulau Mark" pria yang dipanggil Mark itu segera melajukan kapalnya.

ResetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang