Agress kembali pada kesibukannya, sudah seminggu ia diamanahkan untuk mengambil alih perusahaan, Rendy sang ayah sedang melakukan perjalanan bisnis. Dan malam ini Rendy akan kembali ke kota Floor, semoga saja setelah kembalinya Rendy, dapat memberikan Agress kebebasan lagi sepereti sebelumnya. Sungguh, ia merindukan gadisnya.
Clek~
"Hi, nak!" sosok pria paruh baya itu memasuki ruangannya.
"Ayah! Mengapa tidak menghubungiku? Aku bisa menjemputmu kalau kau mengabariku," Rendy hanya tersenyum lalu memeluk anaknya hangat.
"Duduk dulu yah, ingin minum apa?"
"Kopi saja seperti biasa," Agress mengangguk lalu meminta office boy untuk menyiapkannya.
"Bagaimana kabarmu?"
"Aku baik, ayah sendiri?"
"Yah beginilah seperti kelihatannya. Bagaimana pekerjaanku?"
"Aman yah, sudah ku hendel semuanya sesuai permintaan ayah. Oh! Bagaimana perjalanmu ayah?"
"Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan," ekspresi Rendy kian serius membuat Agress mulai menerka-nerka.
"Dua hari lagi perusahaan kita akan dipindah," suara Rendy mengintrupsi keheningan di ruangan yang terasa sangat sepi itu.
"Lho?! Dua hari lagi? Ada apa sebenarnya, Ayah? Mengapa kita harus pindah? Bukannya perusahaan kita sudah baik-baik saja?"
Pertanyaan Agress benar, jika perusahaan mereka dipindah, maka otomatis keluarganya pun akan pindah.
●●●
Dalam tidurnya Eyra terus saja menggeliat. Tubuhnya menggigil, membuat gadis itu merasa tidak nyaman.
Matanya terbuka, menatap langit-langit kamar yang gelap sebab lampu yang telah dimatikan. Eyra mengatur nafasnya gusar, suara-suara itu seperti menghantui tidurnya, namun tak ada apapun yang ia lihat di dalam mimpi, hanya gelap yang sangat berisik.
●●●
"Kau sudah mencari tahu apa yang aku minta?" Erza mengangguk, lalu memberikan satu folder yang bertuliskan Eyrafa Lamont.
"Kau boleh pergi sekarang," pemuda itu mulai membuka satu persatu file foto serta video yang menunjukkan kehidupan Eyra selama 3 tahun lalu. Sudut bibirnya terangkat, menatap senyuman Eyra yang selalu mengembang setiap kali ia memulai video-video selanjutnya.
Namun di sisi lain, hatinya terasa sakit ketika mengetahui fakta bahwa senyuman itu bukan lagi untuknya, bahkan Eyra melupakan keberadaannya.
Apakah keajaiban itu benar-benar ada? Lalu mengapa kau tetap melupakanku? Bukankah kau sudah berjanji?
Flashback on
Kedua remaja SMA itu tengah duduk dibawah pohon yang rindang, menatap jauh ke taman apartemen yang sedang ramai dipenuhi manusia dengan berbagai macam warna. Ada yang tengah tertawa bahagia menikmati sore bersama keluarga, ada yang sibuk berolahraga, ada juga yang sedang membaca buku seraya mendengarkan musik.
"Ck, mereka terlihat bahagia sekali. Aku iri. Sepertinya sekarang aku tidak mengharapkan apapun lagi, aku hanya ingin melupakan semuanya beserta rasa sakit itu."
"Semuanya?" Aksa memandang gadis itu yang masih setia menatap keramaian taman apartemen.
"Apa kau tidak lelah? Menurutku jalan paling tepatnya adalah, melupakan segala hal yang membuatmu sakit," lantas Eyra pun menoleh, sontak pandangan mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reset [TAMAT]
FantasyBagaimana rasanya ketika kamu bangun dari tidurmu, semua kenangan yang menyakitkan lenyap seketika, bukan kecelakaan bukan kebetulan, namun ini sebuah keajaiban. Kamu kembali hidup tanpa bayang-bayang masa lalu yang kelam. Namun kosong, seakan bayi...