Seorang perawat datang membawa peralatan medis, namun ada yang terlihat aneh dari perawat itu, ia menggunakan masker medis tidak seperti perawat lainnya. Ia meminta para pengunjung untuk tidak memasuki ruangan selagi dilakukan pemeriksaan.
Cklek~
Aksa yang indra pendengarannya sangat tajam mengernyit mendengar pintu yang tiba-tiba dikunci dari dalam, lalu tirai kamarpun ditutup oleh sang perawat. Aksa terlihat gusar, mengapa perasaannya gelisah, tidak seperti biasanya.
"Sepertinya ada sesuatu yang aneh Tha," bisik Erza.
"Kau periksa dari luar Za," Erza segera melangkahkan kakinya keluar rumah sakit. Sedangkan Aksa hendak membuka pintu kamar.
"Apa yang akan kau lakukan?"
"Eyra, aku rasa perawat itu.." Aksa tidak tahu harus menjelaskan seperti apa mengenai kekhawatirannya sebab kini seseorang mengincar Eyra terang-terangan, Aksa mengetahui itu dari teror yang terus mengganggunya.
Sedangkan di dalam sana, perawat itu menyeringai ia membuka maskernya, Eyra terhenyak.
Hana?
Eyra belum sembuh total gadis itu harus menjalani beberapa terapi agar bisa leluasa bergerak seperti biasa, tentu Hana memanfaatkan kondisinya, ia mengambil bantal milik Eyra, hendak membekapnya.
"Han.. tu-tunggu, bagaimana bisa kamu?"
"Kenapa? Kaget? Takut? Ck, Eyra.. Eyra, selamat datang kembali. Asal kau tahu, aku sangat membencimu, mengapa kau tidak mati saja?"
"Han.. m-maafkan aku.."
"Maaf? Maaf katamu? Maaf untuk kesalahan yang mana?"
"Aku tak pernah berniat mengabaikanmu atau bahkan menghianatimu," Eyra menahan bantal itu yang semakin ditekan oleh Hana.
"Rupanya kau sudah mengingat itu, asal kau tahu Eyra. Hana sahabatmu yang dulu, sudah mati, andai kau tidak mengacaukan rencanaku, mungkin aku tidak akan membencimu."
"Rencana?"
Razril mengangguk lalu membantu Aksa menggedor pintu kamar Eyra, benar saja pintu telah dikunci. Mereka pun berusaha untuk mendobraknya.
BRUK!
Dengan cepat Hana kembali memakai maskernya, meninggalkan Eyra yang terjatuh dari brankar. Hana berlari mendekati jendela kamar yang menyuguhkan pemandangan kota Floor malam itu. Ia tersenyum dari balik maskernya.
Razril masuk lebih dulu menghampiri Eyra yang tergeletak diatas lantai.
"Tidak bang! Kau harus membawa Aksa pergi sekarang."
"Aksa? Kenapa? Kenapa Aksa? Aku harus menyelamatkan mu lebih dulu," Eyra mencengkeram sisi lengan Razril.
"Kumohon.."
DOR!
Keduanya sontak menoleh, melihat kaca jendela yang pecah dihantam sebuah peluru panas. Sirine keamanan rumah sakit lantas berbunyi keras, membuat seisinya terkesiap. Agress yang baru saja tiba dari luar negri, terkejut dengan apa yang tengah terjadi. Ia langsung memasuki ruangan Eyra yang terdengar ricuh.
Beberapa orang masuk menerobos lewat jendela kaca yang sudah pecah. Aksa mulai berkelahi dengan orang-orang berpakaian serba hitam itu dan jangan lupakan topeng wajah mereka.
Agress kerap membantu Aksa yang tidak merasa kewalahan sedikit pun. Razril menahan beberapa orang yang mencoba mendekati adiknya, ketika suasana semakin tak terkendali, Hana memanfaatkan busur kecilnya yang ia sembunyikan dari balik baju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reset [TAMAT]
FantasyBagaimana rasanya ketika kamu bangun dari tidurmu, semua kenangan yang menyakitkan lenyap seketika, bukan kecelakaan bukan kebetulan, namun ini sebuah keajaiban. Kamu kembali hidup tanpa bayang-bayang masa lalu yang kelam. Namun kosong, seakan bayi...